24.2.13

Diriwayatkan sebuah blog...

Awalnya memang tak pernah diurus. Buat blog beberapa kali isinya cuma tulisan-tulisan nyeleneh pelepas pikiran. Satu postingan, dua postingan lalu hilang ditelan Tarkan. Termasuk blog ini juga. Sebetulnya cuma di sini saya merasa bebas. Apa yang ditulis adalah apa yang belum sempat diekspresikan di dunia nyata. Maklum karena tidak semua bisa terima.
Tadinya mau bikin lagi, tapi nanti kebanyakan media sosial pasti nyampah, dan di internet ga ada tempat pembuangan akhir. Jadi saya lanjutkan dari sisa sisa peradaban blog di masa lalu. Sampai sekarang, ya beginilah tulisan-tulisan pribadi. Tak berharap banyak komen, asalkan di sini saya bisa jadi diri sendiri yang bebas. Jadi, kami dan segenap jajaran redaksi memohon maaf kalau seandainya suatu hari nanti blog ini dikunjungi, tapi anda tidak mendapat pengetahuan apa-apa, Maafkan redaksi.
Ya sudah sekian saja. Saya mau menggarap draft Bab II PraTA yang menjemukan sambil buka primbon karena mata kiri berkedat-kedut tiap ada kamu.

23.2.13

Bukan Kulap Bukan Sihir, Ini Kulap Apa Kutu Air


22 Februari '13
Saya tak habis pikir kenapa saya mau melakukan perbuatan yang saya perbuat hari ini dari sore hingga malam.Bahkan keesokan harinya. Padahal ini kegiatan bukan urusan saya.

2 Motor, 3 orang, dari bandung jam 4.53 sore. Tiba di ciwidey jam 8.12. Dengan rincian acara :
Dari ITB sampai Tegal Lega. Macet pasar. Pasarnya ampe tumpeh tumpeh. Yang aing ga ngerti itu jalan segede waladdolin 3/4nya abis buat mangkal tukang duku ampe minyak arab.

Dari Tegallega ampe Kopo. Macet Terminal leuwipanjang. Sempet berteduh di Pecinan milik seorang Koko (sebut saja Koko Prol) di sekitar situ karena hujan pol.

6.38 masih di Kopo. Here's the thing about Kopo and the angkot drivers. No matter who you are and where you're from, you will have strong motive to punch those drivers right on their face. Macetnyee super ultima giga teta praTa. Jam 7.29 baru sampai Ciwidey.

Nanya sana sini pada bapak yang bergoyang, ternyata dari ciwidey masih 15 km ke situ patenggang. Di sini saya merasa mau balik lagi saja ke bandung. Ngapain ngurusin TPB yang notabene anak orang, adik orang, pacar orang, tukang gali sumur orang. Fix banget di bandung, dwilingga, indomie rebus telor, susu madu hangat.Tapi ini bukan di bandung. Dan ini air hujan es kutub utara kesasar di bandung selatan.

Ciwidey. Atas, atas,atas, panjat, ini lampu motor malah nyorot pohon bukan jalan. 7.40 tepat lewati di jalan tak bertuan. Ada badai, juga hujan. Lalu kabut tebal tepat di depan. Ketika jarak pandang hanya 2 meter ke jalan. Apes nian. Ini dingin dan kencing sudah tak tahan. Hanya terus berdoa sepanjang jalan.Tuhan, "jangan bocorkan ban".

7.58 sampai di situ patenggang. Ternyata kelewat. Kampret. Naik lagi, lagi,lagi,lagi, daaan aaaahh...selamat anaknya perempuan ya. Silahkan adzan.

Setelah dijemput jayes dan reindes, kami lepas dari jeratan suhu Pegunungan Andes.

Makan,istirahat, lalu jalan2 ke tiap vila. Kelapa 1,2,3..10. Agak kasian sih denger cerita mereka seharian tadi. Lagi-lagi diharkoskan. Pagi hari yang bersemangat dikecewakan oleh beberapa hal. Jadwal yang belum diberitahukan, bis mogok lah, ketinggalan orang lah, nyampe sana donowatudu lah, suruh jalan hujan2an lah, berak dicelana lah, celana temennya lah. O yang 2 terakhir itu bukan di cerita ini.

Cerita tiap pondok ini meruntuhkan argumen saya di paragraf paling atas. Tanggung jawab sih intinya. Karena lari dari tanggung jawab lebih tidak terhormat dibanding lari 6 keliling saraga ga pake celana. #NgemengApeLu

Tapi maaf kata saya balik ke bandung duluan. Jam 2 check sound natamorta, jam 4 performnya. Katanya dari kabar burung yang bergoyang, rombongan kulap-kadas-panu ini sampai di kampus jam 5 sore. Dengan seseorang bernama selamet. Great.


See ya!

18.2.13

Gulali gali-gali gala-gala gua lagi gila

Ini blog kusam amat. postingan ampe puluh2 biji kagak ada komen2an. Ada sih satu. Si Mbak Niken host secret show mocca waktu maja house. Doi komplen namanya gua plesetin.

Ngemeng-ngemeng, ada kalanya mood lagi pengen di sekitar banyak orang, bertukar cerita, ada kalanya juga ngomong sendiri sama tembok. Ya blog ini lah tembok gue. Mau punya teman khayalan kedengerannya terlalu pathetic.

Suka duka mah ya pasti ada. Sukanya, gue bebas ngemeng carut marutngalor ngidul. Ya macam ginilah.

Bentar ya mau tidur dulu 3 menit.

16.2.13

Perempuan Elok Terpuji Hatinya

Dini hari. Tanggal tidak tahu. Hari tidak mau tahu.

Saya habis nonton perahu kertas part 2. di sebuah stasiun tv swasta yang tidak perlu dibilang kalau itu sctv. Part 1 sih nonton di bioskop. Ceritanya ya begitu lah cinte-cinte ringan tapi dikemas dalam bentuk yang apik. Sayang sih sutradaranya bukan Joko Anwar. pasti lebih nendang.

Ada yang memahami betul tokoh Poyan (Pak Wayan)? Dibanding para tokoh utamanya, entah kenapa tokoh ini begitu 'menampar' saya. Hidup sebatang kara hingga hari tua karena hanya mendamba pada satu wanita saja. Fanatik berat. "Hati itu dipilih, bukan memilih". Klise kalau dibicarakan semena-mena macam ini.  Tapi amit-amit juga sih kalau nasibnya menimpa saya. *ketok meja kayu*

Dalam benak saya, ada seorang perempuan yang sudah jadi motivasi berkarya selama ini. Di samping ibu yang memang selalu ada jiwa raga depan mata. SMP saya pernah buatkan lagu, SMA buat gambar sketsa, kuliah saya buat mural, kursi gigi, sculpting gigi resin. Apa saja saya buat, lalu tidak semua saya perlihatkan. Itu kalau dirinya meminta. Kalau dipikir dangkal, buat apa saya menguras harta waktu tenaga untuk sesuatu yang sia-sia tanpa diketahui orangnya? Teman boleh berpendapat begitu. Tapi buat saya, saya melakukan ini karena saya suka melakukannya. Saya melakukan banyak hal untuk perempuan ini tanpa merasa sia-sia apapun. Malah saya banyak belajar. bukan hanya belajar romansa, lebih pada belajar hidup.

Ini tahun ke 8 (kira-kira) kami berteman. Walaupun pernah ada momentum dimana hati sudah bertemu namun tidak mengikat satu sama lain, perempuan ini yang saya tidak pernah tahu cara melepasnya. Pernah saya dicarikan perempuan lain oleh beberapa teman. Tapi saya bukan sedang mencari perempuan. Saya sudah bertemu cinta. Bukan pada raganya, tapi tentang apa yang saya lakukan itu karena saya memang mencintainya. Tanpa terpaksa dan ikhlas apa adanya.


Saya kehabisan akal. Arus ini akan dibawa ke mana lagi. Saya masih mengikutinya. Menyusur rawa tenang, halus, tanpa bunyi sedikit saja. lalu tiba-tiba air terjun. Saya hadapi. Ini seperti makanan sehari-hari. 

Sampai detik dimana tulisan ini terbuat, saya harapkan untuk tetap menjadi ilham saya. Disadari atau tidak. Semoga membawa kebaikan bagi setiap insan di sekitarnya. 

15.2.13

Rose is red, sky is blue. F**you


Saya masih terngiang ceramah jumatan masjid salman 2 minggu lalu. “permudah, jangan persulit” Tiga kata namun selaksa makna. Ini bukan hanya di Islam saja, semua agama tak pandang kasta diajarkan dari sananya untuk berperilaku begitu. Pasti ada lah di kitab suci masing-masing. Dalam tafsir yang berbeda-beda, kalau diartikan secara umum ya tolong menolong sesama manusia. Itu saja.

Siang tadi waktu Bandung tanpa hujan. Panas memang. Apa karena panas, pelayanan harus dengan kepala panas?
Mahasiswa tingkat akhir biasanya banyak berurusan dengan namanya Tata Usaha. Banya surat-surat yang diperlukan dan mau tidak mau harus melewati bagian yang satu ini. Perkenalkan, namanya Birokrasi.
Diceritakan saya telat masukin mata kuliah online. jadi harus ngurusin. Cuma tanda tangan dosen wali sih, butuhnya ya pasti ke TU. Namanya orang butuh, harus minta kan ya. kucluk kucluk saya ke Tata Usaha Desain Produk. Jam 2 siang aat itu hanya ada 3 orang, sebut saja Hanoman, Gatotkaca, Rahwana. Saya tidak tahu apa ada perkataan saya yang salah atau bagaimana. Saya merasa saya meminta dengan sopan, attitude orangbutuh gimana lah saya juga tahu. Setelah saya mengutarakan maksud dan tujuan, si Hanoman pura-pura tidak mendengar dan memainkan ipadnya. Asyik sendiri. Gatotkaca juga sedang bermain komputer. Lalu ada Rahwana. (saya sedang berusaha mencari kata-kata sopan untuk mendeskripsikan momen ini). Ya rahwana menghampiri saya.

SESI 1
saya : “pak kalo saya telat PRS gimana ya pak. Saya udah bawa kartu studi sementara sih ini apa2 yang mau dihapus sama tambah” *nunjukkin kertas”
rahwana : “ya bentar”..sambil ngutak-ngatik apa tak jelas dengan raut wajah seperti ‘duh’
Lalu beliau menghampiri..
rahwana : “ini apaan? buat apa?” *loyo*
saya: “buat ngurusin telat prs pak. abis ini saya ke annex.katanya jum’at ini terakhir”
rahwana : “kamu tulis yg mau dihapus sama ditambah”
saya :”ini udah pak”
rahwana :”lah terus?”
saya :”saya mau minta tanda tangan kaprodi aja buat atas nama dosen wali”
rahwana : “ya gabisa gituuu..”muka asem*
saya : “kalo menghubungi pak **tinus susah pak, sms gak dibales, telfon gak diangkat. deadlinenya senin. besok kan libur”
rahwana : “yaa kamu sms dulu lah sana.. telpon juga. salah siapa ngedadak.”
saya : “iya pak udah tapi tetep gak dibales.jadi kalo ke pak **dar saja gimana pak. saya mohon banget. kalo gak hari ini sy gabisa kuliah ini”
rahwana : “ya gabisa gituuu..”muka asem*
rahwana : “kamu harusnya ngehubungi dosen wali dulu lah.saya gak mau tau.”
saya : *diam*

*hening…
saya : “oke makasih ya pak”

dari kalimat terakhir itu sudah jelas kalau si rahwana tidak berniat membantu.


SESI 2
Saya sudah tidak berniat ngurus surat penangguhan PRS ini. Singkat cerita saya hanya ngambil 3sks saja, dari rencana menambah 2sks lagi.
Habis ini, saya mengurus surat keterangan lomba. Diperlukan Endorsement Letter untuk mengikuti lomba ini. Lagi-lagi saya menghadapi TU. si Rahwana.

saya : “Pak saya mau minta bikinin surat keterangan lomba pak. kayak gini” *ngasih contoh*
rahwana: “buat apa” *loyo*
saya : “buat lomba pak.hehe” (dalam hati : kan aing geus ngomong sateh keur lombaa!)
dia menatap contoh surat tsb agak lama. entah dibaca atau apa karena teksnya bahasa inggris.
rahwana : “yaudah kamu masukin dulu nama kamu sama nama kaprodi”
saya : “kalo sekalian sama bapak yang bikinin gimana pak? kan di DP udah ada kopnya juga”
rahwana : “yaa udah sekalian aja lah kamu yang bikin biar gak bolak balik”
saya : *diam* “ooh”

Okelah karena saya bawa laptop juga. Saya masih ga masalah dengan ini. Tapi tetap saya merasa kurang dihormati. Bukankah itu memang tanggung jawab sebuah tata usaha? Itu satu.

saya : “pak, ini udah”
rahwana : “yaudah sok”
saya : *bingung*.. “sok apaan pak? bapak yang ngasiin ke pak andar gimana?”
rahwana : “ya kamu saja”
*ih anjing aing kesel sumpah di dieu*

saya : “yaudah kalo gitu. kalo saya ngeprint disini boleh pak? satuuuu aja..hehe..”
rahwana : “aah gabisa! tuh lagi dipake kerja”

anjir aing juga ningali tah printer teu dipake nanaon, teu pira ngan ngprint salembar fakyu!

saya : “oke makasih” tanpa ngeliat muka si rahwana kampung.

Saya mengerti betul tata cara sopan santun, apalagi saat butuh orang lain, apa lagi orang itu lebih tua dari saya. tapi bukan berarti lebih tua harus gak menghargai yang muda juga sih.

Saya hanya minta dipermudah. Puncaknya ya ini, Ngeprint selembar kertas saja menolak. Saya harus ngeprint di Planologi naik turun tangga berjarak 600 meter 3 kali bolak balik dengan menenteng laptop 5kg karena salah format penulisan. Sementara Si Rahwana Kampung itu menyantap bala-bala dengan printernya yang nganggur. 

Kejadian ini tidak sekali. Saya sudah mengalami berkali-kali di TU yang sama. Saya pikir ini puncaknya. Dan yang begitu bukan hanya staff, ada beberapa dosen. Saya tahu betul karena banyak berurusan dengan mereka. Lain kali saya mau tulis ini di surat pembaca koran. Curhat saja.

Terima kasih ya, Rahwana. Fakyu. Gadblesyu

9.2.13

Bisa

Sabtu 13 Februari 2013

Mungkin di mata adik kandung saya, saya bukan kakak yang pantas jadi panutan. Kebanyakan  tak banyak bicara perihal hidup. Seperti hidup dalam jalannya masing-masing. Ya semenjak anggota keluarga kami hanya ada saya, adik dan ibu, semua berubah. hampir total. Saya seperti kehilangan arah, panutan hidup, karena umumnya anak laki-laki mencontoh ayahnya. Tak banyak yang saya pelajari. Ilmu mencari nafkah, ilmu pemberani, ilmu bertarung , ilmu mencari istri, dan ilmu lainnya yang wajar didapat seorang anak laki-laki dari ayahnya. Saat itu kelas 5 SD.
Meski pasca cerai ayah saya tetap menafkahi kami, namun ini tidak murni. Bukan kasih sayang sepenuhnya jika harus membagi ke dalam dua kubu keluarga. Saat itu saya masih menolak, tak peduli. Saya lebih mengkhawatirkan ibu, bagaimana kami ke depan, cita-cita anaknya, cita-cita kami bertiga.
Saya lulus SMA, kuliah, dan masih dibiayai ayah. Perlahan saya mengerti. Perlahan kebencian saya terkikis. Itu bukti bahwa ia masih peduli kami. Namun tidak bagi adik saya. Sampai detik ini.
Malam ini saya ingin marah besar. Pemikiran bocah 20 tahun itu masih semacam 7 tahun saja. Ini mengenai biaya kuliahnya yang katanya belum dibayar. Dengan nada bicara yang bukan sepantasnya dikatakan pada orang yang lebih tua darinya, itu kelewatan. Apa susahnya menunggu 1 hari saja. Kartu ATM saya hilang. belum bisa ngambil uang di atm. Haruslah senin. Setidaknya saya masih ada tabungan. Sisanya mungkin bisa pinjam sana sini.

Kisah Sarjana Elektro yang sayang sipatokaan matego-tego dorokan sayang


Akhir-akhir ini di kamar saya jadi maket taman makan pahhewan. absen satusatu. kecoa size S,M,A,S,H,S,U,K,A,M,A,K,A,N,S,O,M,A,Y. semut pemakan gula (ini sih saya tidak merasa terganggu karena mereka memang suka yang manis2 siga aing #tajong). lalat, ada kalau saya lagi ngebangke di rumah seharian dan hanya melakukan senam viki burki atau ngacay. dan yang paling menggemparkan adalah berita mewabahnya cicak.
kemaren ada cicak metong kejepit kipas leptop. iya aing tau sih bandung lagi hot jeletotnya dan si cicak ngadem aja di situ like a boss. mungkin pas aing matiin leptop dia kira rusak. lalu dengan bermodal obeng-obengan dari borma, dia mencoba membetulkan kipas anginnya ini. si cicak ini ternyata lulusan universitas studio jurusan teknik carmen elektro. IP nya juga 1,34,35405. lalu pas saya kembali lagi ke kamar untuk mengerjakan tugas become a legend PES 2012, dia masih belum selesai memperbaiki kipas anginnya tersebut sodara sodari. begitu saya colok, eeeehh….colok ke idung. yekali. ternyata si kipas belum menyala. lalu dengan nistanya saya cabut-colok-cabut-colok itu si colokan kipas leptopnya. tak kunjung berpusing juga itu kipas. lalu dengan gagah berani saya keluarkan si kipas dari bawah laptop. ternyata ada si seorang pahlawan dengan memakai seragam kuliah dengan bet nama “Cicak Watheer Skhally The Nasivnya, ST. Beliau gugur terjepit di baling2 kipas leptop saya. sayup2 terdengar di nafas terakhirnya dia bilang ‘nikahi anak saya, dia gadis desa yang sudah yatim piatu…hoek’ lalu dia mati meninggalkan ekornya yang uget-ugetan.
karena saya tidak tahu hukum memandikan dan memakamkan cicak ini, maka saya taruh saya di pojokan. dengan lempeng sambil bersiul saya pergi ngampus. pulang ngampus saya masih bersiul dan memergoki dia di pojokan, sudah tak bernyawa (ai tadii teh geus paeeh aisiaa). oh tidak. ini tak bernyawa, juga berwarna hitam. kasihan. seperti terkena azab tuhan cicak. dalam waktu kurang dari 12 jam akan ada berita di detikcak.com dan dalam waktu seminggu akan ada sinetron striping base on true story dengan judul yang sama. iya nama sinetronnya ‘Yang Sama’.
duka sedalamdalamnya, untuk para pahhewan yang telah gugur di medan perkipasanginan. karena tanpa jasanya, saya tidak akan bisa bermain PES 2012 lagi. 
#cirambay

Bandung, Heurin ku tangtung.


Ada negeri di atas gunung
Pesona dunia karya Yang Maha Agung
Dengan pohon rindang laksana payung
Juga langitnya yang biru menggantung.

Ada negeri dikelilingi gunung
Tempatnya jutaan makhluk berlindung
Dari masa remaja si eyang kakung
Hingga cicitnya kini mengandung

Ada negeri berwajah murung
Yang selalu mengeluh ketika mendung
Sampai ketika datang lembayung
Airnya meluap tak terbendung
Ada negeri sedang luntang lantung
Birokratnya acuh bertindak benclung
Hak penduduknya dimakan sampai kembung
Kalau dilihat, seperti si Kentung.
Ada negeri yang sedang bingung
Walikotanya sibuk ngurusin Si Maung
Alamnya diobral bak ayam sabung.
Niatnya untung malah buntung

Ada negeri dengan cita adiluhung
Dosa ini sudah terlalu melambung
Janganlah anak kami yang tanggung
Agar padi tetap melimpah dalam lumbung

Ada negeri bernama Bandung
Rela bertarung demi hutan lindung
Selama denyut masih mendetakkan jantung
Kita lihat siapa yang bahagia di ujung

Trip Intergalaksi

Selasa, 23 Juni 2020 03.22 dini hari Kisah ini saya tulis begitu bangun tidur dari mimpi yang tidak akan pernah saya lupakan. Mimpi yan...