30.3.13

Intermezzo Tingkat Akhir

Selamat malam para tuna asmara di luaran sana.

Ini benar-benar momen saya ingin bersuara sekencang-kencangnya. Untuk kepala negara yang selingkuh, untuk kampus yang riuh oleh gaung pemilu raya-nya.
Tapi saya terlalu malas untuk membicarakan keduanya. Selain nanti dianggap sok tahu politik, saya malas berurusan hal remeh temeh tahi kucing beginian. Biarpun saya termasuk di dalamnya, saya hanya berusaha jadi auctor intellectua saja. It's not about a man with the gun. It's all about a man behind the gun.

Malam minggu. Mari bicara asmara. Karena asmara laku dijual dimana saja.
Saya masih kurang percaya kalau perempuan cantik lebih berlipat derajatnya dibanding perempuan manis. Menurutku selama ini, manis itu terdefinisikan sendiri saat kau melihatnya. Tiada bosan. Ya manis itu tak bosan jika dilihat. Berbeda dengan cantik. Memang benar kalau parasnya sesuai kaidah Fibonacci. Tapi buatku malah membosankan jika dipandang terus.

Agak out of the box. Pernah tau cerita Zeus yang memperkosa seorang putri? Yang buat saya penasaran, seperti apa rupa si putri ini? Sampai-sampai membuat dewa berdosa karenanya.

Sepertinya ini zamannya reinkarnasi manusia-manusia sebelum peradaban. Ketika Tuhan sudah kehabisan akal mencipta manusia berbeda satu sama lainnya, maka cetakan lama dikeluarkan. Dekat di sini. Saat ini.

24.3.13

Seputar Jejaring Sosial Masa Kini #1

Singkat saja untuk malam ini. Sebagai makhluk sosial dan media sosial, malam hari umumnya buka media sosial.Sebut saja itu facebook, twitter, dan lain-lain pada zamannya. Hanya butuh 2 hal untuk menggunakannya : email dan tatakrama.

Kampus ini sedang pemilu raya pemilihan presiden untuk periode selanjutnya. Saya penghuni kampus ini. Siang malam terkadang ada siklus hidupnya. Penghuni yang baik ya memikirkan norma-norma juga kedaulatan di dalamnya. Bahkan tamu sekali pun. Setidaknya menghargai lah. 

Lalu si N tetiba berkomentar "kampanye kampus bosen anjis", "bacotan pemira annoying".


Dengan kerendahan hati, mohon maaf nih mbak, sebetulnya kalau itu tidak anda baca, ya tidak akan annoying. Sebetulnya kalau tidak anda lihat, anda tidak akan merasa tidak nyaman. Saya hanya tidak respect pada kaum apatis yang hanya ingin menuai buah tanpa mau menanamnya. Bisa menangkap maksud saya mbak? Setidaknya mereka yang memenuhi newsfeed mbak dengan seputar pemira itu lebih punya 'nilai' dibanding mbak yang hanya diam saja dan mengumpat di baliknya. Setidaknya mereka lebih punya hati memikirkan bangsa ini yang juga termasuk mbak_yang_bosen.

Mungkin ya mungkin, si mbak ini berharap ada orang lain yang merasa senasib (terganggu karena timeline jejaring sosialnya dipenuhi seputar pemilu) lalu orang lain senasib itu akan menanggapi dan setuju pada keluhan si mbak Nganu ini. Yang tertangkap di mata orang lain adalah : arogansi. Malah kelihatan loh sisi lain yang lain dari diri si mbak yakni : tidak suka diganggu, seperti peliharaan tetangga saya.

Mohon maaf mbak. Semoga baik-baik saja.

22.3.13

4 hari untuk selamanya


Bebapa hari ini saya skip menulis. Ada memang tidak sempat karena kejar mengejar prata, ada memang hanya sampai draft karena ketiduran.

19 Maret.



Ke jakarta,  awarding night sebuah lomba. porsche decal design contest. Tempatnya di Senayan National Golf. Dimana itu? Saya buta jakarta. Turun travel di Thamrin City. Saya kira acaranya di situ. Di dompet tinggal 32ribu. Ini benar-benar spekulatif, nyegat taksi dari thamrin city sampai senayan city. Pindah kota cuy! Dengan itu saya simpulkan, jakarta adalah sebuah negara.

Jam 09.23 saya duduk-duduk di depan panggung. Berkenalan sana sini dengan Kent si juara 3, Karin si juara favorit, Rois si juara 1. Acara siang hanya media launch. Foto-foto, wawancara, lalu menuju hotel Morrissey di Wahid Hasyim. Cek in jam 2 kemudian tidur sampai lupa dunia. Jam 7 balik lagi ke senayan. Gala dinner atau apa saya tidak tahu. Semua orang berperan jadi ratu dan pangeran. Yang saya tau malam itu hanya nasi goreng dan tahu bacemnya.

Ke hotel lagi, packing, lalu besoknya pagi buta menuju Bandung. Jadwal ngasdos dan bertemu si manis.

***

21 Maret.

Bukan awal yang bagus memulai hari dengan tidak tidur dari jam 11 malam hingga pagi. Apalagi kalau hari itu adalah preview pra TA. Kondisi saat itu presentasi belum selesai, materi alakadarnya, layar laptop yang mati, sudah. Semesta mendukung kekacauan. Tiba saat itu. Urutan saya presentasi ke-4 dari 19 bersaudara. Bu tita bilang dia kira bakal sehebat yang dia bayangkan. Ya bu! maksud saya juga hebat itu! tapi ibu selama ini tidak mengerti yang saya sampaikan, dan saya juga tidak bisa memilih kata untuk menyampaikan kalau materi saya. Makanya gak nyampe-nyampe. Tapi untungnya, semua berjalan lancar. Semesta bersorak. Sampai larut malam saya menjaga kampus. Ngasdos-ngasdosan menunggu hujan reda. Sore main voli sama tpb. Magrib kumpul tim cakrawala di Warpas. Si Ucup lagi kaya dan kita makan seperti buka puasa. Si Hafid bilang malam ini ada syuting dari Berita1TV buat acara mereka. Tim cakrawala mau diliput. Syuting-syyutingan sama mbak cantik berkacamata dan martabaknya yang lezat tiada dua. Setelah itu, kami hubungi emak masing-masing kalau kami masuk tv. Hari ini memang syukurnya harus lebih.


***

22 Maret.

Orang tua dulu bilang kalau ketemu banyak orang, umurnya panjang. Kalau dilihat susunan kata dan diartikan biasa, gak nyambung. Tapi hari ini, ada yang membuat saya percaya hal itu.

Ketemu wina biat bantuin TA-nya. Jelasin ini itu, oke mengerti, senin atau selasa bertemu lagi. Si Yudo anak geodesi angkatan 2008 ngajak proyekan. Janjian di musbun tapi ujung-ujungnya meeting di ruang geodesi. Dia nunjukin file di komputernya. Jadi, TA dia ngerjain tugas tapi pake alat namanya laser scanner. Merk-nya Leica Laser Scanner c10. Jadi tu alat prinsipnya kayak kamera, merekam visual suatu objek. Bedanya, ini alat outputnya 3 dimensi. Gile gue syok tiga dimensi. Kuliah di kampus teknologi, tapi baru melek teknologi. Salah besar. Dia nunjukkin file patung Soemarja 3 dimensi. Bisa di-edit pula, bisa di-puter2, dijilat, pun dicelupin. Harga alatnya 3.5 dia bilang. Ooh 3.5 juta mah murah. Atauh 35 juta mah itb gampang lah. Dia bilang 3.5 milyar giga ultima nyet! Yang jelas bukan enyak babehnya yang beliin. Fakultasnya yang beliin. Dan komputer yang dia pake juga disediakan oelh fakultasnya. Speknya dia bilang Quadro 4000. Apa pula itu. Tapi dia bilang itu spek komputer yang bisa buat render film animasi semulus pantat bayi. Anjer.

Hening.

"Emang di DP gak ada komputer khusus buat render? Bukannya kalian lebih butuh ya?"
Seketika facepalm, tepok jidat, elus dada, dada rosada. Seketika saya pengen ngata-ngatain si DP kenapa hidupnya kaya tapi cuma foya-foya. Dikasih rezeki malah benerin lantai. Padahal cuma diinjek-injek tiap hari, ngapain harus bagus-bagus. Senangnya mempercantik diri, bukan memperindah jati diri. Caranya ya kualitas. KONKRIT! Mendukung kegiatan mahasiswanya, mendukung bakat-bakat mahasiswinya.

Andai saya di posisi tinggi semacam kaprodi DP, saya buka tuh bengkel 24 jam, kasih kartu member, ada pengawas, ada asuransi alat,biaya maintenance, jadwal pemakaian, sediakan komputer super ultimate giga canggih

Andai juga saya jadi dosen DP, saya add mahasiswa-mahasiswa di facebook lalu bercanda lewat sana, mengecek progress TA, tugas studio, dan senda gurau.

Andai saya jadi petugas TU, saya sediakan jasa print berbayar, peminjaman buku, jurnal, TA juga dipermudah, masang muka enak, baju dikancing, pasang stiker "mempermudah anda, tidak mempersulit anda"

Andai saya dosen tua, saya akan memilih antara mengundurkan diri atau mengupdate diri dengan pemikiran anak muda sekarang, belajar pada cucu atau membuat twitter.

Andai saya asisten dosen, saya mau belajar lagi. Supaya saya tidak seperti guru dan mahasiswa tidak seperti kerbau.

DP, kenapa kamu kaya tapi miskin. Kalau dirunut, tidak akan selesai ngomongin prodi ini. Kaprodi yang senang tidur di ruang rapat desainer-desainer kelas atas, TU yang birokrasinya nyabut nyawa, kurikulum belajar yang gak sesuai ekspektasi. Oh takkan pernah selesai mencecar malasah ini.

Sekarang bagaimana? Saya lebih suka hidup di luar DP. Mencari ilmu sana sini, bertemu banyak orang selain di DP, cabut kuliah DP. Ya itu lebih berguna daripada membayar 125ribu untuk mata kuliah tidak jelas, juga dosen tidak jelas (kehadirannya). Kuliah palsu. Palsu.

Sekarang saya ngantuk. Malam.

17.3.13

Critical Thinking - A short opinion related to the 12 Angry Men movie.

Saya mulai saja sebelum malas dan lupa.
Tadi saya lihat si Syahrini itu jadi juri di acara Indonesia mencari berkat. Saya tak mengerti apa yang ada di pikiran orang cantik. Aneh dan pria jangan pernah coba menebaknya atau tahu rasa sendirinya.

Judulnya kontes cari bakat. Salahnya acara begitu menurutku juri yang tidak memposisikan sebagai penilai. Tapi hanya penceramah, memuji, cari aman saja. Safety player kata si Jim Beglin. Kalau menurut saya orang awam yang tidak mengerti kontes begitu, kalau saya lihat jelek ya jelek, bagus ya saya apresiasi bagus. Kasihan mereka yang ternyata jelek malah dibuai kata-kata penawar racun. Bagus katanya. Biar tidak sakit hati. Oh come on! The bitterest truth is better than the sweetest lie. Di American Idol saja contoh si Simon. Kalau kata dia buruk ya buruk apa adanya. Berpikir visioner. Ini hanyalah masalah pemilihan kata untuk mencambuk supaya nantinya peserta bisa introspeksi. Hanya saja, di negeri ini, semua terlalu takut untuk sakit hati saat ini dibanding sakit hati di kemudian hari.

Saya baru nonton 12 Angry Men. Film 1957. Ya siapa pun tiada percaya saya nonton film hitam putih tahun 50an. Saya ketiduran di 10 menit awal. Saya ulangi lagi 2 jam kemudian.




Awalnya saya sangsi kalau film ini memberi saya sesuatu nantinya (ketika si tokoh mati atau ketika 2 sejoli kawin di matahari terbenam). Apa ini? Film hitam putih? Saya pikir akan bertemu Marlyn Monroe atau Vena Melinda di film ini. Baca awalnya saja saya tak tahu para pemerannya. Saya terpengaruh rating bagus film ini di IMDB.

12 Angry Men berkisah tentang 12 juri yang menjadi penentu hukuman 1 orang anak yang tertuduh membunuh ayahnya. Di awal scene, sudah diceritakan kalau si anak sudah mutlak, pasti, tiada sangsi kalau dia akan divonis. Bukti-bukti dan keterangan saksi yang semakin menmojokkan dirinya. Lalu, hakim memberi jeda istirahat hingga petang untuk keputusan akhir yang benar-benar akhir. Keputusan yang diambil hakim ini berdasarkan 12 juri ini. Opsinya hanya 2. Bersalah atau tidak bersalah.

Latar tempat utama film ini hanya 1 ruangan. Di sini mulailah suatu praktik demokrasi yang benar-benar jujur dan cerdas. Saya hampir habis kata mendeskripsikannya. Davis, seorang arsitek, yang menjadi satu-satunya orang yang meragukan keputusan ke-11 orang lainnya yang menilai si anak bersalah. Si Davis ini tidak juga menganggap sang anak tidak bersalah, dia hanya ingin tahu yang sebenarnya.

Singkatnya, si Davis ini dengan logikanya mengungkap detail-detail di balik fakta yang orang lain sangka itu benar (ke-11 lainnya). Yang awalnya ke-11 orang itu bersikukuh menyatakan anak itu bersalah, hingga berbalik 180 derajat memutuskan anak itu TIDAK BERSALAH. Luar binasa mahabarata.

Sedikit saya menggali nilai-nilai di balik film tua ini. Saya salut dengan cara berpikir orang barat. Terbayang pada masa itu mereka berpikir sekritis itu masih dengan membawa logika, nalar, juga hati. Ya. Hati. Bicara demokrasi bukan hanya mengandalkan otak pintar dan banyak omong. Ada toleransi yang jelas batasnya.

1. Menghargai argumen orang lain, se-menjengkelkannya ia, tetap dihargai. Menghargai argumen itu bukan karena ia lebih tua, lebih punya jabatan, lebih nilainya. Bukan. Dilihat dari kebenaran. pula kejujurannya.

2. Sabar. Tak ada yang paling memalukan dari bos-bos kita di negeri ini selain ketika mereka banyak omong banyak tingkah sampai adu jotos waktu rapat soal rakyat. Semua seperti ingin dihargai, semua merasa benar, semua merasa pintar. Dengan kejadian itu malah terlihat semakin keledai. Karena yang dipakai untuk mendengarkan pendapat orang bukan hanya telinga. Sabar. Dua suku kata yang diajarkan guru SD kelas 1 saat menulis huruf sambung. Dan mereka lupa.

3. Kejujuran. Nilai hakiki. Tiada tertandingi.

Sekian untuk halaman ini. Di luar sedang hujan. Ada keripik nanas dari Bibi Gina yang baru pulang dari Bali. Sekarang, saya jadi ingin ke(m)bali.

14.3.13

Syekh rini

Seharusnya hari ini saya pulang cepat. Prata dikumpulkan tanpa banyak berubah. Hanya istilah asing yang dicetak miring lalu penambahan daftar isi. Itu semua karena pagi hari sudah mati listrik. Sial betul ini hari. Dia tau saja mana mahasiswa yang kerjanya mengerjakan sesuatu menjelang deadline. Maka habislah nasibnya. Sore hari ketemu si Buluk. Menuju TPB sambil berbincang katanya hari itu dia pengen dipijat tunanetra.

Petang datang bawa hujan. Selanjutnya ketemu si Arga di perpustakaan katnya mau ngomongin langkah selanjutnya. Belum saya ceritakan kalau akhir-akhir ini saya jadi tim sukses seorang calon presiden kemahasiswaan kampus. Tak perlulah saya sebutkan kalau dia perempuan.

Obrolan sama si Arga selesai jam 5 sore. Tanggung di luar lagi hujan-hujannya. Di penjuru lantai 2 ini, saya hanya membuka laptop dan klak klik klak klik sana sini. Kalau bukan karena harlem syekh sialan saya pasti di sana sampai tutup. Ini tanggung malu gegara kepencet youtube harlem syekh yang tiba2 play sendiri di tengah keheningan perpusatakaan. Sejurus jitu saya berharap saya disedot kempotnya afgan. Asalkan hilang dari tempat itu juga, saat itu juga.

Akhir-akhir ini saya suka kompas TV. Dan akhir-akhir ini, tulisan saya rasa-rasanya banyak mempromosikan sesuatu, bukan Syahrini apalagi Harlem Syah.

12.3.13

Koleksi Lelaki Seksi

Sedikit mencari angin dari rutinitas harian, saya mencari hobi lain selain tidur. Koleksi mobil-mobilan gak salah lah ya daripada koleksi selingkuhan. Sebenernya saya sudah mulai koleksi mobil-mobilan ini dari kecil. Ya dari kecil banget semenjak masih embrio. Tapi yaa begitulah anak-anak, main dimana, ilang satu. Besoknya main lagi, ilang dua, terus begitu selama setahun cukup menghabisi koleksi saya. Sempat pernah ditemukan kembali si ceceran yang hilang ini. Ya betul sekali. Di dalam tanah, di gudang, di antah berantah. Umur 10 tahun benar2 hilang semua koleksi. Waktu itu saya pindah rumah dari Ciamis ke Bandung. Hampir semua koleksi mainan ditinggalkan. Pilu.

Bertahun berselang, saya mulai meniti kembali hobi ini. Dimulai semenjak masuk kuliah dan berpacar. Hunting bareng berdua ke pelosok mall mall bandung. Keseringan hunting die cast, eeh pacar sendiri dihunting orang. Ya singkatnya selesailah masa-masa hunting berdua. Naon atuh berdua.




Ini adalah hasil hunting sekitar setaun lalu di BSM Bandung Supermall. (sekarang TSM alias Tasikmalaya). Waktu itu hotwheels lagi roadshow kayanya. Di selasar Lantai 1 berjejer panjang koleksi-koleksi diecast. Dari situ, saya melihat seonggok tumpukan hotwheels versi Toy Story. Kebetulan, suka mobil-mobilan, suka juga toy story. Maka dengan sejurus maut, isi dompet yang tadinya buat servis motor, ludes.

Saking girangnya saya langsung buka semua kemasannya. Sial.Saya baru tahu nilai hotwheels itu akan jatuh kalau sudah loose. Dari segi harga tentunya. Tapi yasudahlah asal bisa ngerawatnya.

Di roadshow itu saya nemu banyak karakter lain selain bersembilan ini cuman ya waktu itu dompetnya gak kuat beli semua. Ada si army men, potato head, slinky dog, green alien, zurg, dll. Lupa. tapi saya masih ingat ada 9 karakter lagi yang belum sempat saya dapatkan. Keburu pindah kota katanya. Owsit.

Sampai saat ini saya masih menunggu kedatangan hotwheels2 edisi toy story ini mampir lagi. Atau kalau ada teman yang punya, mau deh saya beli. Kalau harganya masuk di dompet juga sih.hehe..

10.3.13

Lagu lama

Ada hari dimana orang-orang berlalu lalang dengan rutinitas tanpa batas. Ada hari dimana orang-orang bersuka ria dengan apa yang dia punya. Bahagia dan apa adanya.
Umurku saat itu belum genap satu dekade.Saat itu di Banjarsari,minggu pagi biasa aku habiskan dengan kehidupan sebagaimana mestinya anak kecil hidup. Berlari menuju jalan kereta usang, memanjat jembatan, dan biarkan matahari pagi membasuh badan yang belum mandi setetes pun. Membersihkan surau karena ada jadwal piket adalah awal yang bagus kala itu. Dan ketika kita pulang, rumah-rumah yang memiliki televisi selalu menjadi tempat transit. Menonton serial kartun sepanjang hari sampai ibu menyusul menyuruh mandi atau sekedar membersihkan badan. 
Itu dulu. Kebahagiaan kecil yang aku lupa cara memulai mendapatkannya. Menyadari diri kian dijejali ilmu kehidupan dan tersiksa sendiri menebak-nebak apa yang akan terjadi selanjutnya. 

Memiliki tujuan hidup bukan berarti berspekulasi. Lima tahun lagi, sepuluh tahun lagi, duapuluh tiga tahun lagi. Aku hanya tidak ingin aku menyerahkan nasib begitu saja pada takdir. Bukankah agama yang menuntun umatnya agar tidak mudah berputus asa. Menyerah begitu saja seperti semut memelas berharap tak dilahap tapir. 

Aku punya tujuan. Baik itu apa perlunya aku hidup, juga apa tidak perlunya aku hidup. Di dunia. 

Sekarang, biarkan kamu yang aku jadikan tujuan hidup beberapa saat ke depan. Jangan marah kalau aku mencoba memulai pembicaraan. Aku ini perindu. Kalau aku tahu cara untuk lupa, aku pasti diam dan kemudian memaki-maki keadaan. Aku ini perindu. Perindu kamu, manisku.



Manisku, acuhmu malah membuatku rindu menderu. Jika satu dekade mampu membuatmu lupa masa lalu, aku tunggu. Biar nanti aku datang kembali membawa cerita masa datang dan semua berawal dari sana. Jika satu dekade yang memang diperlukan.

9.3.13

Hobi Anak Sekarang

Wanjeeh berisik amet nih kucing. Waaaa Oooo Waa Ooooo Huaaa Hueee Uuuuuu... Woaaaaa... Saya tau banget suara kucing kawin itu gimana. Tapi yang ini lain. Ini model-model kucing masa kini.. semacam.. konser dangdut akhir jaman dengan si kucing sebagai bintang utamanya.
Berbicara tentang masa kini, tidak lepas dari fenomena dan fenomelinda seperti ini :

Itulah contoh muda mudi masa kini. Hobinya colak colek. Coba lihat muda mudi jaman dulu. Hobinya Colenak. Dicocol enak. Makanan khas bumi Parahyangan yang bisa didapatkan di Cicadas ini sangatlah manis. Semanis manja grup.

Sekarang coba mana ada anak muda yang proses nyekil-nya tanpa colak colek? Sekarang mah yah ampuuun gusti.. bukan dicolek lagi. Tapi dijambak. Contohnya saja jambak roti.

Seperti kemarin yah saya nonton konser musik di sabuga. Pertama, tampil kang Cholil efek rumah kaca. Ini nih anak-anak SMA centil malah duduk, maen hape, jambak2an sama temennya gara-gara ga ada personel yang ganteng. Cholil langsung sedih di bulan desember.

Begitu ada Maliq, barulah si anak2 cewek sma ini berdiri jingkrak-jingkrakan. lagu belum main juga jingkrak-jingkrak karena ternyata di sepatu mereka ada sokbreker. Hobi anak sekarang gitu ya, tergila-gila sama makhluk Tuhan yang ganteng-ganteng, cantik-cantik. Seolah-olah memuja sih jadinya. Contohnya ya si Lale dan Mario. Anduk aja direbutin :|.

Tapi overall konsernya menghibur sekali. Ya lumayan lah di tengah pikuk prata dan lainnya. Pulang jam 1 menyusuri jalan taman sari cukuplah menutup malam itu. Kita berdua diantara banyak kata yang tersampaikan. Mungkin lain kali bertemu lagi.

4.3.13

Pra TA

Bandung diguyur hujan besar sore tadi hingga malam. Ada satu orang idiot bersepeda onthel di dalamnya sambil berdendang kopi lambada. Jas hujan, topi polka, sendal keyboard, dan perut yang melompong berharap sampai tujuan nanti tidak dikecewakan. Iya lah mau traktiran Pizza Hut Dago pasca kulap edisi asdos. Alhamdulillah yah la nempuh 7kilo demi seporsi black paper beef, banana split, dan roti yang speciesnya saya kurang tahu. pokonya morfologi tubuhnya itu bintik2 kemerahan, kalau dijilat seperti daging asap. Lalu mengeluarkan lendir putih serupa keju mosarella yang lumer dibibir. owsyit aing lupa satu hal. REVISI BAB 2 PRATA!

Sejurus kemudian kepala berkunang-kunang, lupa nama lupa dimana. kampret!



Saya punya cerita tentang suatu keluarga bahagia dan keluarga tidak bahagia. lain kali mungkin kalau saya ingat. sudah dulu papah acengnya sudah bobo tuh di ranjang berdendang.

matakaki :
*selalu ada yang membuat kita beradu cerita. Hanya saja, siapa yang lebih dulu memulai, dialah yang berkuasa atas segala konflik konversasi di dalamnya. Untuk malam ini, kembali, kamu berteman dengan hujan. Dingin nestapa*

3.3.13

Jadi Turis Di Negeri Sendiri

Saya mengutip kata-kata teman saya Romi. Ya jadi turis di negeri sendiri cukup pantas melabeli kami para manusia urban yang belasan tahun hidup di ranah pertiwi tapi tak banyak tahu isinya. Kebanyakan gengsi kalau jalan-jalan ke tempat biasa saja. Ya silahkan sih ga ada yang larang.Cuman yang sayah tidak paham teh ngomongnya traveler pecinta tanah air tapi ke Singapur lah, Perancis lah, Puerto Rico lah. #tepokjidat. Sok mana yg pernah ke Singaparna, Parangtritis, atau Purwokerto dan tahu segala isinya? Sayang sih uang puluhan juta pergi ke negeri orang. Mending ke Raja Ampat atau Wakatobi kan. Masih ada beras.Di Puerto Rico belum tentu ada nasi.

Ngemeng apa sih aing meleber kemana-mana. Singkat cerita, hari sabtu kemarin adalah penyebab tumbangnya jiwa raga. Saya diajak romi bersepeda ke kawasan bandung selatan. Ada teman saya lainnya namanya festy, hani, dan google maps. Kami berlima start dari terminal peti kemas Gede Bage pukul 7.12 WIB.

Rute yang kami ambil berdasarkan berita dari koran PR. Hani yang tau. Kata doski lewat bojong soang, sikeruh, rancakasumba, ciparay, munjul, kampung torowongan, lalu sampai di sebuah waduk. Transit pertama di bojong soang gara-gara bingung milih jalan. Padahal tinggal pilih jalan yang diridoi, pasti semua baik-baik saja. Ji-Pi-Es ini sangatlah membantu. Jaringan Penduduk Sekitar. Berkat bapak dan ibu sekalian yang kami temui di jalan, alhamdulillah...kami makin tersasar.haha..



Jam 8.35. Transit di tukang kupat tahu di kawasan ciparay. Sepanjang jalan ciparay, hanya satu tujuan yang selalu ditanyakan pada JiPiEs. Giriharja. 10 km boseh terus akhirnya sampai. Lanjut ke Munjul. Dari perempatan Giriharja yang banyak ojek (kata mamang2), belok kanan. Jalan agak berbatu. Bukan apa-apa sih tapi sepeda tanpa syokbreker itu bikin pantat hilang bentuknya.

Pukul 10.28 sampai di jembatan gantung tanpa nama. Sungai di bawahnya itu adalah Sungai Citarum. Jangan ditanya kondisi sungainya. Airnya cokelat keabuan. Tidak akan ada ikan yang mampu hidup di sana kecuali Ikan Fauzi.

Dari jembatan, luruuuuus terus, sampai nemu warung, belok kiri. Jalannya lumayan berbatu. Lurus terus sampai bertemu tanda ini :

Berdasarkan petunjuk bapak2 baik hati, kami harus belok kiri. Di sebelah kanan jalan mulai terlihat danau kecil. Dipagari. Sampai saya temukan lubang seukuran gini lah kira2. Cukup untuk masuk. Subhanalloh sekali ternyata. Ini danau PDAM. tidak banyak orang yg tahu keberadaannya apalagi keindahannya. Ternyata selama ini saya hidup di Bandung pengetahuan saya masih sebatas tahi kuching. Kebanyakan menghirup udara kota jadi tak tau ada hal menakjubkan semacam ini di kota tercinta.



Sekitar 1 jam kami di sana. Suasana di sini enak buat piknik sih. Lain kali kalau kesini saya mau bawa nasi timbel, tikar,rantang, plus perahu.

Jam 12.12 kami beranjak pulang. Siang-siang hot jeletot atuhlah. Tujuan selanjutnya ke Buah Batu katanya. Mau goyobod kiliningan. Panas panas dihantam saja. Sampai ditulisnya catatan ini, panas mataharinya masih terasa di kepala alias demam.

So, that's what i mean. be a tourist in our hometown. See you in another trip :)

Pertahian pertahian!

HAI PEMIRSA! Pe eu pee.. mimi mir.. sasa... sa. Persija!!

Kembali lagi bersama saya Aceng Fikri dengan acara Anakmu, Istriku yang Keduasatu. Apa kabar semuanya? pasti sedang ajojing bersama yah. Saya sedang sakit. Biasa lah kalau pejabatkan harus sakit kalau sudah diperiksa KPK. Abis gitu, berobat keluar negeri, punya istri di Timbuktu. Resmi jadi nigga.
Btw, saya sedang ikut lomba. Ini hanya iseng belaka sebetulnya. Saya juga tak menyangka. Tapi ya itu, saya kurang suka lomba voting-votingan. Sekarang, yaa nothing to lose deh. Underdog juga.

Btw, pada segmen kali ini saya mau mengumumkan bahwa saya mau mulai ngasih cap buat postingan yang sifatnya sarkas. karena saya sadar mendasar kalau berkomentar di dunia nyata itu dibatasi norma-norma.
Capnya kira-kira macam beginian lah

Beginilah rupanya. Mau saya bikin serius. Kita lihat saja kelanjutannya di episode minggu depan yang berjudul : The Me is Three, IQ Queen Sum A Thought You'll. Ass Lee Na!
Ini projek iseng-iseng sebetulnya. Sehari penuh barusan saya tumbang di tangan kepala puyeng. Efek sehari sebelumnya sepedahan keliling bandung selatan di tengah terik matahari. Sehari penuh hanya mantengin twitter. Liat twit sana sini, cari jodoh, keluh kesah, riya, ah macem-macem dah. Mau saya komen tapi itu pasti ngajak perang. Saya mau ngocoblak di sini saja. menanggapi fenomena-fenomena pertwitteran tersebut. Contohnya : 


Sudah dulu yah, papah Aceng kepalanya masih puyeng. Kecup cium dari papah Aceng untuk semua adek-adek disana. Sampai ketemu di edisi berikutnya.

Trip Intergalaksi

Selasa, 23 Juni 2020 03.22 dini hari Kisah ini saya tulis begitu bangun tidur dari mimpi yang tidak akan pernah saya lupakan. Mimpi yan...