31.7.13

Wasting time with strangers

Berdasarkan eksperimen saat mandi malam dengan air dingin, saya bisa mengambil hipotesa bahwa satu-satunya cara untuk menghadapi dingin yaitu dengan tenggelam dalam kedinginan itu sendiri. Baru setelahnya tidak akan sedingin sebelumnya. Bukan membuat air hangat atau berselimut menutup diri. Itu malah lebih membuat dingin di kemudian waktu.
Jadi, itulah pesan-pesan saya untuk kalian para pria yang dibuat gila karena mengejar seorang perempuan yang dingin. Itu kan hanya analogi. Simpulkan saja sendiri. Bukannya saya mau sok ngasih wejangan, tapi ada baiknya pengalaman itu dibagi untuk menjadi pelajaran bagi yang lain yang bernasib hampir serupa.

***

Seharian ini sangat sia-sia. Bangun siang bolong. HP penuh wasap di grup kabinet tapi belum saya buka-buka. Mata masih belekan langsung nyalain laptop. Setelah nyala, saya tidak tahu mau berbuat apa. Saya hanya ingin bicara. Bicara. Lidah ini rasanya gatal kalau tidak bertemu sapa. Tapi saya tidak mau bicara pada teman yang itu-itu saja. Saya teringat mIRC. Aplikasi chatting tapi pada orang asing. Terakhir saya pakai itu SMA kelas 1. Waktu itu masih di warnet sama si Bedul yang ngajarin. Begitu tadi buka lagi, saya bego sendiri. Alhamdulillah ngulik sana sini bisa juga masuk server yang agak rame.

Di chatroom sih namanya Alisha. Orang kalimantan tengah. Umurnya 25 tahun. Dia agak pendiam dan anti orang asing. Obrolan kami hanya basa basi.


Ada pula si laras. Anak kuliahan di Semarang jurusan muamalah. Saya ngebayanginnya dia musliman hijabers. Lalu dia minta akun fesbuk. Tak saya beri. Saya beri saja akun twitter. Tololnya, ya kan di twitter juga keliatan nama asli ._.' Lalu dia mempolo ku. Ternyata doi bukan hijabers tapi alayers. Untungnya, kalau disapa masih jawab waalaikumsalam bukan gua alaykumsalam.

Dari mIRC pindah ke Omegle. Sama juga tuh ngomong2 sama strangers. Cuman ya ini lebih user friendly. Ini pertama kalinya saya pake omegle dengan benar. Saya sapa sana sini. Hi, hello, hai, hey, hai siapa disana?, indonesian?, 22m, assalamualaikum. Yang bales bisa dikategorikan : laki hidung belang, sex addict, gay, pengangguran kayak gua, atau om ganjen. Keliatan pisan begitu saya sebut age, sex, location, doinya merespon begini : 




Hampir saja putus asa ngobrol di sini. Lalu ketemu 1 orang. Dia bilang 16/f/usa. Ya biar bocah saya ladenin deh. Saya bilang saja kalau lagi boring time. E dia nyaut. Keterusan ngalor ngidul. Malah ngomongin relationship status lah kocak.ha ha.. Saya bilang dari indonesia. Tapi dia fine-fine saja. Saya ceritakan indonesia seperti apa. Pantainya, alamnya, kotanya, gunungnya. Lalu dia googling. Katanya 'pretty'. Yang jelas itu bukan makanan yang dijual mr Krab. Dia pengen ke Indonesia someday. Mayan kan gabut omegle-an mempromosikan negara sendiri. Di akhir-akhir dia ngasih tau namanya Victoria. Tapi gak sama nama lengkapnya.  Saya sebut nama saja kalau doi mau friend di facebook. Percakapan berakhir.

Hanya dalam hitungan menit ada notifikasi di fb. Noh si victoria.. Pas saya liat profilnya, saya tidak bisa berhenti tertohok terpana melihat nyatanya.... dia... janda. Bukan deng. Ternyata ulang tahun doi dan saya sama 28 Juli. Hahahaha... What a coincidence!! Bravo omegle. Bravoo... Kelanjutan kisah kami bisa diikuti di episode selanjutnya.

Ada juga maria. Baru masuk kuliah di UNS Solo jurusan psikologi. Dia anaknya twitter banget. Lalu ada @medysia. Entah siapa nama aslinya. dicari di twitter juga gak ada. Dia bilang anak sastra unpad. Tapi biar hanya dia dan shakespeare yang tau siapa sebenarnya gerangan.

***

Perlu diluruskan dulu. Di sini saya hanya mencari teman bincang-bincang. Karena banyak selentingan yang bilang kalau random chat with strangers termasuk kategori desperate mencari jodoh. Ah waduk!. Jangan mau nyari jodoh di dunia maya. Karena terbukti, mencari jodoh di jejaring sosial dengan platform internet seperti facebook, twitter masih kalah dibanding yang satu ini. Coba saja sendiri



***

Blog ini perlu diganti nama mungkin. Saya risih kalau ternyata ada saudara yg dikenal, lalu mengungkit2 isi blog prinadi saya ketika pertemuan keluarga. Saya kurang senang akan hal itu. Saya punya skala mengenai urutan jejaring sosial dilihat dari privasi yang paling bacotan umum sampai agak pribadi. facebook > tumblr > twitter > blog. Jadi ya blog ini agak2 pribadi sebenernya. Ya kalaupun ada yang tau hanya segelintir orang. Paling itu si nana, bang anshor yg emang follower satu2nya..haha, sama si misterius (yang selalu ada di tiap postingan. karena keliatan number of view-nya tiap postingan cuma 1 dan 1 lagi. itu pasti orang itu. ya siapapun kamu).

***

Satu lagi yang terlupa. Selamat datang Agustus. Bulan ini akan luar biasa

30.7.13

Jaraknya 5cm. Seperti Habibie & Ainun

Li-Bu-Ran. Li itu si Lina. Bu itu Burusut. Ran itu Lari. Si Lina lari-lari karena kebelet eek lalu ngaburusut  dalam celana. Kasihan si Lina.

Dapat disimpulkan bahwa ini adalah liburan paling study oriented dan wacana oriented dalam sejarah tahun masehi. Bulan April ngomongnya sudah mau ke Semeru lah ke Bali lah ke Dubai lah ke Sungai Mekong lah. FIX! semua hanya wacana. Karena nyatanya, Tubuh ini terlilit kegiatan ini itu. Kebanyakan di kampus. Plis euy liburan kali. Ngampus mulu. Tapi dari beragam kegiatan kampus itu, hanya beberapa nano persen yang dilakukan. Sisanya jadi nano nano. Misalnya hari ini. Rencana hari itu ke Jakarta sama para menteri KM. Ketemu Hatta Rajasa dan buka puasa bersama IA ITB. Di jadwal, berangkat jam 10 pagi. Petaka datang jam 8 pagi. Mencret. Batal lah beta ke sana. Ujung-ujungnya ya di goa saja. Bersarung, berjaket, kaos oblong, gambar-gambar, nonton dvd, bajakan, lupa tidur. Nulis-nulis bego cuma jadi draft. Gak menarik buat dipublish. Ya wong hidupnya hambar begini. 

Saya habis nonton 5 cm. Dvd bajakan. Mohon maaf rizal mantovani. Yang saya suka dari film itu hanya ada 3. Pertama, time lapse waktu di Ranukumbolo itu keren parah. Kedua, Pevita Pearce, Ketiga, sutradaranya bukan han*ung bramanty*o. Kebayang kalau doi yang nyutradarain. Doi paling sering buat saya kecewa kalau buat film yang diangkat dari buku. Imajinasinya gak liar. Padahal saya berharap Riri Riza atau Joko Anwar gitu yang jadi sutradara. Tapi ya sudah. Overall, saya bilang lumayan lah buat humor-humornya yang cukup buat ketawa. Tapi ya cuman agak sepi dialog aja. Mungkin karena artis-artisnya bukan tipe adventurer kali ya. Jadi kurang menjiwai sih. Si Nicholas Saputra gitu padahal lebih cocok.

Dari cerita, 3 dari 5 jempol lah. Kalau yang pernah baca bukunya, mungin agak kecewa. Saya sih belum baca bukunya. Awal-awal membosankan sih. Saya sampai ngantuk-ngantuk. Ya itu tadi, kayak kurang menjiwai aja sih. 5 orang sahabat gitu. Kalau saya jadi mereka, bakal banyak omong, banyak guyon, ketawa ketiwi, ngomongin negara ini itu. Lah mereka kok sepi-sepi aja. Lalu yang menarik lagi ada cinta segitiga. Kalau saya sama-samain, si Riani itu mirip-mirip si Summer di 500 Days of Summer lah. Tipe-tipe PHP-bastard tapi si laki gak bisa nyolot juga. Yea you know what I mean (and what I feel) lah. Kelemahan film ini menurut saya terlalu melankolis. Ada puisi-puisi yang salah placing-nya. Coba kayak film Gie, keren tuh. Alami, tidak terkesan dibuat-buat, dan emang puisinya bagus. Tapi bukan maksud saya puisi di film 5cm ini ndak bagus. Cuman yaa puisi yang terlalu puitis. Yang nonton jadinya malah 'oooh' bukan 'oowwhh~'. Andaisaja tidak ada Pevita Pearce dan Raline Shah, saya sudah stop movie dari menit ke 14 :p.

***

Habis 5cm, saya nonton juga Habibie Ainun. Lagi-lagi DVD dari movieroom. Maafkan saya, Pak. Kalau macem Reza Rahadi kan oke tuh, bener-bener dapet jiwa Habibienya. Dari logat bicara, gerak-geriknya, sampai mencari tahu dalamnya perasaan Habibie asli pada Bu Ainun. Salut sob. Saya suka semuanya kecuali iklan Chocolatos dan Wardah yang agak mengganggu. Toh ini film nasional. Menceritakan tokoh bangsa juga dunia. Lah si mas Hanung bertingkeh bawa-bawa sponsor. *exhale*. Habis nonton film ini, bawaannya jadi mendayu-dayu. Pret lah. Ya semoga saya terlahir untuk perempuan yang sholehah, dan perempuan yang sholehah itu terlahir juga buat saya. Semoga saya punya andil besar buat bangsa ini juga. Selain menghabiskan oksigen dan cadangan minyak buminya.

***

Kepada yang jauh dalam jarak, kepada yang dekat dalam benak. Saya harap jarak kita 5cm saja. Seperti Habibie & Ainun. Hingga tua renta jaraknya segitu. Yang menjauhkan hanya kematian.

***

12.08
Adik saya belum pulang juga. Itu artinya mata ini masih harus terjaga. Ngeronda rumah sendiri karena pagar rumah belum dikunci. Kebiasaan dia. Susah dikasih tau.

29.7.13

Tikus Jelly

28 Juli
Ulang tahun ya? Saya anggap hari biasa tanpa ada acara atau pesta-pesta.

29 Juli
Barusan saya lihat tikus masuk celah di bawah pintu. Saya sadar pelajaran biologi saya jeblok, tapi saya juga punya logika. Tikus punya gigi, punya tulang, punya organ dalam. Tapi itu gimana caranya nyet, si tikus sekede gitu masuk celah pintu. ._. Memang itu kuasa Tuhan. Jadi itu sebabnya koruptor diibaratkan tikus. Kotor dan suka selip selip.

Siang tadi ke kampus mau ketemu ka Ogi bicara proyekan LCD. Jam 2 belum ada. Ketemu si Epin di selasar S2. Ngobrol sana situ. Katanya nunggu buka puasa bersama anak-anak 2012. Si Uti Fajar Hilmi baru datang jam 5. Saya pulang jam 5. Jalanan macet. Habis hujan. Buka puasa sama cireng rasa ban bridgestone. Tidak ada yang istimewa. Tidak ada yang seru.

27.7.13

Idiot Parki-Riot

Perampokkan jalan raya. Umumnya, si subjek adalah kriminil kelas teri yang terlilit utang atau mabok harta karena judi melulu. Dan si objek adalah masyarakat penikmat jalan kota yang tidak tahu menahu. Ia hanya sedang ketiban sial. 

Siang tadi saya beserta dua sohib, si festy, wuwu, adalah objek perampokan jalan raya.

Siang tadi wisuda Unpar. Bos Okky baru lulus sebagai sarjana akuntansi. Tapi saya tulis S.E. Saya nebeng mobil si festy bareng wuwu. Jalan ciumbuleuit sudah perlu dipermak karena obesitas kendaraan. Macetnya gila-gilaan. Kami parkir di sebuah jalan sempit. Ada tukang parkir idiot yang menuntun kami. Awalnya ya ikut-ikut saja berhubung sudah pasrah karena tidak tahu lagi harus parkir di mana. Mobil selesai diparkir. Lalu kami jalan memutar menuju kampus unpar. Baru jalan sekitar 152 meter si tukang parkir idiot itu menggonggong-gonggong. 

"A bayar parkrinya sekarang A 30 rebu." /ANJIR!!. itu kalau bukan bulan puasa, gua semprot juga muka dia. Mentang-mentang lagi ramai jadi bertindak oportunis. Cih

"Apaan bang 5rebu biasanya" sambil agak menaikkan intonasi. Saya bilang begitu lalu berlalu.

"NENG! NENG! Bayar parkinya sekarang!" teriak-teriak mangggil si festy wuwu yang sudah jalan di depan.

Si festy yang gak tau apa-apa sih mukanya ramah-ramah saja. Sebelum pertanyaannya yang ini dijawab sama si tukang parkir idiot tadi..
"Oya emang berapa bang?"

*harga disebutkan*

"Hah mahal bener" mukanya tidak seramah tadi.

Lalu mukanya si tukang parkir idiot itu tiba-tiba meradang
"Di yang lain juga sama A standar 30-50 rebu. Tuh yang di depan juga 50 rebu. Kalau gak mau mah mending cari parkir tempat lain aja!" Diliatin mobil-mobil yang lewat.

Kampret jirr parkir 50 rebu buat sejam. Kalau ini tanah nenek lu ya gua beri jir. Jam 2 siang itu saya sudah mau membatalkan puasa tapi belum. Akhirnya saya tawar terus sampai 15 ribu. Mukanya asem tapi saya tetep ngasih dia segitu. 


Di wisuda Okky kami cuma berjumpa memberi karangan bunga dan karikatur alakadarnya lalu pergi pamitan. Satu lagi teman saya telah menyelesaikan studi tertingginya. Saya ikut bahagia dan berdoa untuk kebaikannya.

Kami pamit undur diri dari hadapan unpar. Menuju mobil yg diparkir tadi. Dan tebak di mana si tukang parkir idiot tadi? Tidak ada. Saya baru akan menghargai jasa tukang parkir kalau dia memang berniat untuk menolong pengendara kendaraan. Misalnya kalau hujan, alangkah tergugahnya nurani ini untuk memberi upah pada tukang parkir yang sekedar mengelap jok motor. Bukan seperti ini. Itu sebabnya saya selalu ogah memberi receh pada pemuda yang bertingkah tukang parkir tapi tanpa berbuat apa-apa. Terkadang saya kabur lalu samar-samar terdengar kalimat 'anjing lu' dari belakang. Saya sih lempeng. Atau acungkan jari tengah.

Sorenya ke kampus yang seperti kuburan cina. Sepi. Tidak banyak cina-cina seperti di kampus yang tadi. Ke HME ketemu si Hafid. Edit-edit Desk Evaluation buat lomba di surabaya. Lalu pulang menjelang magrib. Buka sendiri dengan chitato karena sekeluarga lagi pergi ke cibiru.

***

Untuk kejadian hari ini.

Tadi itu kejadian atas nama ketidakadilan. Tukang parkir idiot, tanah bukan milik dia, tarif parkir dari pemerintah kota sudah ada, tapi dia seenaknya sendiri menentukan upah yang tidak sebanding dengan apa yang dikerjakannya. Saya pernah bilang, kalau tukang parkir hanya bermodal hoy hoy,peluit dan waktu luang. Saya bilang tidak adil karena sore tadi, di hari yang sama, saya melihat tukang es dawet berjualan untuk buka puasa hanya dapat untung mungkin 1000 rupiah dari seporsi es dawet yang ia jual. Kerja sudah keras. Tapi bernasib berbeda dengan si idiot parkir tadi.


26.7.13

Dompleng-dompleng ni ye

Seperti bermain game CTR. Di awal banyak opsi pemain dengan keunggulan masing-masing. Saya lebih suka si Crash Bandicot. Bukan karena dia tokoh utama, tapi karena dia hanya memakai sepatu tanpa baju.

Hidup ini petualangan. Andai di awal petualangan ini saya bisa memilih karakter, saya tidak mau menjadi melankolis. Sanguin atau koleris sangat menantang. Hidupnya fluktuatif. Seru. Personalnya pun mengasyikkan. Tapi mau bagaimana lagi, sebesar-besarnya tekad untuk menutupi ke-melankolia-an, baunya terlalu menyengat.

Siang kemarin ngobrol-ngobrol sama Anis MSDM kabinet. Dua hari lalu saya diberi 2 lembar kertas untuk diisi. Katanya melihat kepribadian. Kemarin ada hasilnya. Ada benarnya analisa si Anis. Katanya karakter saya dari lahir adalah seorang peace maker. Maksudnya orangnya gak mau ambil pusing masalah sepele. Itu katanya. Lalu kedewasaan ini mengubah karakter. Menciptakan saya yang sekarang, yang menurutnya seperti seorang perfeksionis. Saya hanya ambil nafas dalam. Tak mau keluar.

Sore harinya ada buka bersama kemendikbud. Ada rektor, mentri, pesuruhnya, satpamnya, dirjen dikti, dan konco-konconya yang terlihat ingin kecipratan. Bilangnya dialog, tapi hanya ngalor-ngidul guyon-guyon.




Beliau hanya ngobrol sama beberapa mahasiswa yatim/piatu yang dapat beasiswa bidik misi. di situ, saya masih kagum pada keprihatinan pak mentri dan kepeduliannya pada pendidikan masyarakat kurang mampu. Satu hal yang saya enggan kagumi. Pembagian buku Tairul Canjung si anak kingkong beraoma dompleng-domplengan politik menuju pilpres 2014. Fenomena ini hanya mainan orang-orang atas yang awalnya saja berkoar-koar atas nama rakyat. Namun ketika menjabat sebagai abdi negara, ia banyak berkhianat pada apa yang ia perjuangkan sebelumnya. Mengingat isunya si TC ini mau mencalonkan juga, saya kecewa pada sesi penyerahan buku si anak kingkong. Saya heran kenapa harus buku si anak kingkong? kenapa bukan buku fisika moderen gitu? Kan beliau sendiri yang bilang mata kuliah dari dulu sampai sekarang gak berubah banyak. Ah tau dah. Saya ngantuk. Juga kecewa,

25.7.13

Hell (o) Week

Ujung malam jum'at. Ini adalah sisa-sisa tenaga yang saya coba kuras habis pasca kegiatan 4 hari kemarin. Kalau ditotal 4 hari kemarin, saya tidur 13 jam. 13 jam bagi 4 hari. rata-rata 3,2 jam lah sehari semalam. Benar-benar keras hidup ini sob.

Senin, 22 Juli

Subuh sampai siang habis dengan diskusi sama isti wati perihal PKM. Cetak label, video, dan lain-lain. Siang hari tidur. Sore hari hidup. Rencana foto studio di DP batal. Produk belum selesai dari vendor. Hari itu batal. Saya hanya dirumah. Santap gehu pedas pas buka puasa.

Selasa, 23 Juli

Si gulibeg baru diambil pagi. Itu pun tanpa kehadiran si pak Asep sang vendor. Ke kampus mau foto studio. Saya kurang enak bincang-bincang sama si pak hanan soal minta izin foto studio. Mungkin beliau begitu, atau saya yang terlalu mudah tersinggung. Untung itu puasa. Walaupun izin saja dipersulit, harus sabar. Jadi foto produk di boulevard. Buat stopmotion di lapang basket sampai jam 12. Ke sekre KM dulu bertemu Emir, Mifta. Bincang-bincang soal apparel kementrian Badan Implementasi Bisnis (BIB) yang bakal jualan di OHU. Saya jadi project leader. Hanya belum dapat SDM jadi edan sendiri. Jam 1 ke Otista. Beli bahan ini itu. Saya mulai terbiasa ikut belanja sama perempuan. Ya begitulah. Suami-suami pasti merasakan hal seperti begini.ha ha.. Lalu ke vendor. Si empunya tak di tempat. Ke rumah isti ngobrol teknis ini itu, kombinasi warna, media marketing, dan gosip. Jam 5 ke singgalang beli lock pins (buat label harga). Kabur dari tukang parkir yang lengah. lumayan seribu rupiah. Pulang macetnya bisa buat tidur. Sampai rumah pas buka puasa. Malam hanya ada saya, laptop dan movie maker. Editing video di software macam begitu hanya menguras emosi. Editing sampai jam 1 malam. Tidur.

Rabu, 24 Juli

Dari sahur sampai jam 8 pagi finishing editing video. Kelar namun alakadarnya. Tambah upload, manage page facebook, medsos lainnya. Jam 9 ke vendor. Alhamdulillah ada si Pak Asep. Ngobrol-ngobrol soal rincian biaya produksi dan tetek bengeknya. Selesai jam 11. Perjalanan ke kampus, rantai motor masalah. Ke bengkel dulu sekaligus servis motor. Kursi tunggu bengkel mendadak empuk. Bangun-bangun motor selesai, lalu di tv bengkel lagi play film UP di Fox. Mager fager. Jalan pelajar pejuang hujan angin deras. Pake jas hujan yang bolong bolong. Sampai Dago panas terik. Lalu saya terlihat seperti idiot panas terik pakai jas hujan. Ke sekre KM ada rapat MSDM persiapan welcoming calon staff kabinet. Pusing saya tapi sedikit paham maksudnya. Mungkin dalam bahasa yang lebih sederhana, artinya : besok kumpul jam segini sampai jam segini, ada acara ini, dan kita presentasi. fyuh. Kelar jam 5 sore. Main basket seperti babi hutan. Efeknya buka puasa minum seperti onta dehidrasi. Pulang. Ngedit-ngedit proposal proker KM buat si Taruna. Jam 11 kelar. Belum dikirim

Kamis, 25 Juli

Buat presentasi monev semenjak sahur lalu berangkat kampus. Saya nyari pom bensin tapi malah tutup begini. Di jalan suci tuh, padahal itu ada petugasnya, tapi keliatannya sih pada belum bangun. payah.. Jam stengah 8 ketemu wati isti di GKU timur. Masukin materi presentasi. Jam 10 presentasi Monev di ruang 2 (namanya pak Pribadi). Jenius juga dia, tiba-tiba tau sendiri cara operasional produknya. Jam 11 kelar. Menuju CC barat ada welcoming para calon staff kabinet.


Saya masih tidak tahu menahu soal materi jadi saya lebih baik diam saja daripada asal tahu. Jam 12 kelar. Jam 1 rapat sama Topan, Darmadi, Emir, Mifta. Perihal Multi kampus ITB dan cara pengelolaan KM ITB. Saya masih pusing juga di sini. Jam 4 sore ada penurunan nilai marketingbebs ke tim kominfo KM. Ya intinya berkisah tentang pengalaman dan ilmu saat marketing Nyoman waktu pemira. Marketingbeb rasanya bukan marketingbebs kalo tidak semua. Jadi tadi saya cuma ketemu arga, mirza, chris, rani, avi, evan, Mita & Nia mengejar data di jakarta. Tugas akhir. Buka puasa di gerbang depan bareng Nyoman, Ray, Avi, Puja, Evan. Ketemu romi di Salman, Dia lagi sibuk TA juga rupanya.

***
Akhir kata, Saya juga harus TA. Juga mencari harTA, tahTA, dan waniTA yang barokah. #bacot

21.7.13

Sepadat-padatnya Akhir Pekan tidak Sepadat...

Selamat malam para tuna asmara dimana saja anda tidak berdua. Kita bernasib sama. Tapi percayalah, kita belum tentu lebih menderita dari mereka yang sudah berpunya.

***

Sabtu kemarin itu hari yang seru. Pulang dari Pangandaran hanya istirahat 2 jam. Pagi-pagi harus ke kampus ada rapat di HME sama si Hafid, Paribo, Tebi. Si Agas telat datang gara-gara jemput adeknya di stasiun. Kereta yang dinaiki adeknya anjlok di tasik. Bincang-bincang 2 setengah jam soal progres si mobil listrik. Proyekan ini mulai terbengkalai terutama semenjak libur panjang. Saya juga jadi ikut malas-malasan, tapi merasa berdosa karena tanggung jawab sebagai yang bikin desainnya. Si Irfan di Cina, si Anas di Surabaya. Ya repot sendiri.

Siang hari ke Salman. Cari angin. Banyak yang puasa, banyak yang tidur. Di shaf paling depan ada yang lagi tilawah. Memang bagus tilawah Qur'an saat puasa. Tapi gak sepantasnya juga membaca terlalu keras sampai mengganggu yang solat. 

Sore hari jemput si festy di buah batu. Buka bersama Ipa Tiga di rumah Iyha. Si jessi emang kampret. Perut yang  kepenuhan makanan musti dikocok-kocok lagi sama banyolan dia. Kata si Tono, "Papaehan". Pangling sama Okky, makin kurus. Ferdy katanya fitness 2 bulan tapi otot kayak pake steroid. Mayoritas sudah pada lulus. Tinggal kawin. Mau ada piala bergilir buat yang nikah duluan. Nanti saya buatkan. Itu adalah buka puasa bersama ke-6 kalinya semenjak lulus. Rasanya baru kemarin. Rasanya masih hangat.

***

Pulangnya nganter si Cembom ke Dago atas. Lalu bareng si Ryan si Abeng, melanjutkan sabtu malam. Jam 11 kurang ke Cokotetra. Ketemu Bowo yang mpunya. Katanya salah datang jam segini. Jam 11 tutup. Lain kali dia bakal ngabarin kalau lagi promo-promo, katanya.

Masih sekitar kanayakan, kami terdampar di warung kopi angkringan depan PHD. Pesan 3 kopi untuk 3 jam berikutnya. Di sana ngobrol-ngobrol soal kontribusi mahasiswa, organisasi, walikota, nge-tai-tai-in pejabat sana sini, bebas. Memang hanya di warung kopi demokrasi itu ada. Topik bahasan kesana-sini. Tentang kabar hubungan percintaan masing-masing (kecuali saya yang notabene tidak ada koneksi yang terlalu lalu pada perempuan mana pun). Saya juga agak defensif kalau membahas yang ini. Bicara juga soal masa depan setelah lulus dan lain-lain. 

Pulang jam setengah 3 pagi. (Yang di) Kanayakan sampai jumpa lagi. Yang jaga warung kopi maksudnya.

***

Sabtu siang baru bangun. Akibat hari sebelumnya berbekal tidur 1 jam di meja kerja. Bangun-bangun harusnya semangat ini malah senewen. Anaknya tetangga yang jumlahnya kayak anak kucing itu main petasan kayak lagi perang Badar. Depan rumah pula. Kalau bukan lagi puasa sudah saya masukin ke mesin gelonggong ayam. Saya cuma keluar sambil melototin satu-satu. Setelah itu berhenti 12 menit. Lalu main lagi. Kampret. Orangtuanya gak ngajarin toleransi antar umat beragama apa ya? Walaupun doi itu non muslim, mustinya ajarin anaknya yang bener soal hormat-menghormati tetangga yang berbeda agama. 

Malam hari sampai sekarang ini cuma ngedit-ngedit proposal proker KM ITB. Tadinya buat kamis baru dikirim ke si Taruna. Tapi senin-selasa-rabu to do list padat sepadat eek yang abis makan salak. Baru kelar 20 menit lalu. Tinggal besok kirim ke email. Saya sudahi dulu hari ini. Sebetulnya saya masih 'mencari-cari' orang di dunia maya. Tapi namanya juga dunia maya. Tapi nama orang yang saya tunggu itu bukan maya. Tapi ya sudahlah saya titip saja, saya mencarimu. Yang di dunia nyata berharap bertemu.

Kamsamida~

19.7.13

Tentang Ramadhan - Komparasi Jaman Dulu dan Jaman Edan

20 Juli 2013 

Menurut saya, di dunia ini ada 2 profesi yang paling ditakuti. Menjadi ahli sejarah dan menjadi ahli astronomi.

Menjadi ahli sejarah artinya ia telah siap lahir batin menerima kenyataan pahit di masa kini akibat dari apa-apa yang terjadi di masa lalu (yang tentu bukan salah dirinya). Misalnya kondisi hidupnya yang mungkin bisa lebih baik jika dahulu para leluhurnya bertindak benar. Tapi itu semua hanya sejarah. Itu semua hanya ilmu yang ia dapatkan dari studi literatur atau ekspedisi sana sini. Maka, pada ahli sejarah itulah yang harus mmenanggung beban pikiran lebih berat tentang masa lalu dibanding manusia-manusia alakadarnya.

Menjadi ahli astronomi artinya ia orang paling tahu kondisinya di masa depan. Bukan hanya tentang bumi yang jadi tempat tinggalnya, namun juga alamnya, atmosfernya. kesehatannya. Hidup mereka ibaratnya lebih cepat 4 hari dari kami manusia alakadarnya. Namun, terkadang ia dibayang-bayangi ketakutan akan tabrakan asteroid sebesar pulau jawa 10 tahun mendatang, misalnya. Yang bisa saja membuat punah manusia, atau bahkan sekedar melubangi atmosfer hingga dirinya terkena kanker kulit akibat sinar UV. Prediksi yang ia ketahui datangnya, tapi sendirinya tak mampu berbuat apa-apa selain memberi kabar lalu menunggu. Tiga hal yang mungkin ia tunggu. Teknologi dari para engineer untuk menghancurkan asteroid, menungu datangnya asteroid, atau menunggu keputusan Tuhan. Maka, para ahli astronomi itulah yang harus menanggung beban pikiran lebih berat tentang masa depan dibanding manusia-manusia alakadarnya.

***

Saya mau bacot tentang sejarah dan masa depan.

Sepekan kemarin saya ke kampung halaman di perbatasan tanah sunda dan jawa. Banjarsari. Dekat-dekat Pangandaran. Di sana, bahasa Sunda bisa 'medhok'. Beberapa hari di sana cukup melemaskan syaraf-syaraf akibat kejepit kisruh perkotaan. Re-fresh, re-charge, re-cycle. Karena kembali ke kampung halaman itu selain menyejukkan raga, juga jiwa. Tapi bukan anaknya pak tisna. Jujur saja, beberapa hari puasa di kampung halaman mengingatkan kembali pada masa anak-anak. Pengalaman ini lah yang sering dirindukan kawula muda saat bulan ramadhan. Bulan ramadhan yang seru alakadarnya.

Di saat sebagian besar kawan bertanya-tanya kenapa bulan puasa di usianya yang remaja kini tak seperti dahulu kala lagi, saya hanya senyam-senyum saja. Saya tahu kenapa, tapi saya tidak rela bagi-bagi, karena saya bukan silverqueen chunkybar, saya hanya chuanki bar. Tapi ya sudah saya kasih tau saja kenapa banyak kawan tidak merasakan 'keseruan puasa' seperti dulu kala saat negara api belum menyerang. 

1. Dulu ya seperti itu, sekarang ya seperti ini.
Pepatah bilang, manusia berubah. Bukan jadi goban, bukan satria bajamusti. Saya bilangnya 'Level Up'. Baik secara fisik juga pemikiran. Anak kecil mau puasa sambil main petasan di kebun jagung ya seru. Ya kalau seumuran begini main begituan ya pikir aja tingkat kepantasannya sampai mana.

2. Lingkungan baru
Saya pribadi sebagai seorang urbanisasiman merasakan adanya perbedaan yang signifikan antara puasa di kampung sama puasa di kota. Di kampung itu, budaya masih kental, manusia masih bisa dihitung, jadi kenal banyak sampai ke kecamatan sebelah. Di kampung saya ada budaya Munggahan (menyambut ramadhan), Lilikuran (makan-makan pada sekitar tanggal 20-an, 10 hari terakhir ramadhan), Tadarusan (baca Qur'an habis tarawih sampai tengah malam), Ngadulag (nabuh bedug dengan irama tertentu, umunya anak laki-laki), Boy-boyan (permainan pakai bola kasti, lempar tumpukan genteng), Ngabuburit main karambol, halma, monopoli, sampai bangunin sahur keliling bawa bedug naik gerobak kayu, bawa obor.
Berbeda semenjak saya pindah ke Bandung. Petasan, ngabuburit ke gasibu, nongkrong-nongkrong, anak muda sana sini berpasangan, atau bangunin sahur yang agak sedikit vandal. Saya sendiri pernah mematikan meteran listrik sebuah rumah waktu mereka lagi santap sahur. Setelah ada teriakan 'AAAA!!!' di dalam rumah tersebut, langsung tancap seribu langkah!

3. Pengaruh teknologi
#aduh #saya #gak #ngerti #napa #bangun #sahur #musti #foto #sih #trus #dipagerin #banyak #kayak #domba. Teknologi makin canggih makin keliatan bego. Sekarang mah bangunin sahur udah pake jam weker. Masih masuk akal. Lah ini ada yang minta dibangunin dengan cara mensyen di twitter. Lu kate itu logo burungnye bisa cicitcut ape? Ada lagi. Dulu di kampung saya, anak-anak tetangga pada kumpul di masjid, di sana sudah ada tumpeng swadaya masyarakat. Doa berbuka dipimpin ustad, lalu makan bersama. Semenjak ada teknologi, buka puasa jadi ajang kontes foto makanan, lupa berdoa, sebelum dan/atau sesudahnya. Televisi juga. Semakin datar teknologinya, acaranya semakin hambar. Saya lupa acara-acara tv dulu saat ramadhan, tapi saya ingat betul kalau acara-acara tv dulu lebih berbobot ketimbang sekarang yang isinya sudah punya template seperti ini :komedi-gosip-sinetron-berita kriminal. Kalau tidak salah, dulu ada Asep Show di TPI (sebelum buka puasa ada si Cepot), Amigos di SCTV (walaupun ada adegan si Pedro cium kening si Ana, tetep lanjut puasa), Kultum Jenudin Emjet jam 5 subuh, acara sejarah islam di rcti (dulu masih nyatu sama antv). Ya pokoknya itu. Televisi sekarang jadi media pembodohan dan pembohongan publik. #bacotpisanurang

4. Makanan
Ini sih di kampung saya. Ada cangkaleng pake ontan (bahasa indonesianya cangkaleng apasih? kalau ontan itu sirup yang warana warni). Cingcau hitam, es dawet, kelapa muda pake gula aren, dll. Itu yang desert yang manis-manisnya. Makan besarnya ya ke masjid tadi. Ada tumpengan, nasi besek, orak arik kacang mete, daging masih dianggap barang tersier. Gehu lah paling. 
Sekarang saya di kota. Katanya ada Dimsum, Bibimbap, Cekidot, Tenderloin, Heroin. Minumnya Deep Blue Sea (minuman warna biru laut rasa apel), ada Orang Float (gak beda jauh sama orson), Sop buah rumput laut. Yang manis-manisnya memang manis, tapi harganya mahal abis. Tapi yang lebih manis di sana malah lebih jual mahal. #eh

5. Ngabuburit
Tak bisa dipungkiri kalau kesibukan ketika usia beranjak dewasa itu makin menggila. Anak SD sekarang saja Bahasa Inggris mulai kelas 2. SMP mulai les bahasa. SMA ada tugas akhir bersama. Kuliah, Tugas Hari Raya (THR). Kerja, pulang jam lima. Dan pada jam-jam seperti itu, ada namanya ngabuburit. Sekarang, tradisi  ngabuburit sudah berubah sob. Tidak di kota tidak di desa, menjelang buka puasa, di jalan raya, edan elingnya sudah tidak manusiawi. Semuanya mau anak sd, smp, sma, orang kerja, orang nganggur, ibu rumah tangga, ibu rumah warga, bapaknya, anaknya, nenek moyangnya ikut-ikutan tumpah-tumpah di jalan. Motor, mobil, delman, sepeda, dalan kaki, gerobak, flying fox, kapal pesiar juga ikut-ikutan menuh-menuhin jalan. Padahal kapal pesiar gak penting-penting amat. Arus lalu lintas kayak orang diuber-uber setan. Kalau boleh diberi judul, tiap sore ada acara, namanya : "Race-madhan Jalanan Di mana Tiap Insan Merasa Paling Berpuasa". Itu judul turnamen tahunan ini. Kalau diingat-ingat, 10 tahun lalu saya masih dibonceng sepeda BMX di roda belakangnya. Ngabuburit pada jaman anak saya nanti mungkin sudah pake mobile suit.

Sepertinya itu saja dari beta. Beta kehabisan opini. Hanya tinggal opi kumis di antv acara pesbukers yang gak jelas itu (yang jelas cuma jessica iskandar). Kalau-kalau ada baca, bisa menambahkan menurut jalan pikiran masing-masing. Saya mau tidur dulu sampai sore. Mau ngabuburit sama koboy nonton di bioskop. Mong naon.

Sarangeyo~  Kamshamida~

14.7.13

Itu urusan dia

Jika Adam mencinta Hawa, itu urusan dia. 
Jika Hawa tidak memiliki rasa, itu urusan dia. 
Jika Adam terlalu vulgar telanjang perasaan pada Hawa, itu urusan dia. 
Jika Hawa tidak sudi, itu urusan dia. 
Jika Adam terkesan liar mengejar Hawa, itu urusan dia. 
Jika Hawa tidak menghampiri, itu urusan dia.
Jika Adam bertingkah begitu pada Hawa, itu urusan dia. 
Bukan urusan Hawa.
Jika Adam ditakdirkan bersama Hawa, itu urusan Dia. 
Bukan urusan dia. Atau dia yang satunya.


***

Seorang teman pernah bilang : Too much expectation will kill you. Sudah tidak terhitung berapa kali saya terbunuh karena expektasi terlalu tinggi. Expektasi berlebih pada keadaan, pada waktu, pada seseorang. Tapi itu urusan saya. Bukan urusan keadaan. Bukan urusan waktu. Bukan urusan orang yang bersangkutan.

13.7.13

Seminggu berlalu

Seminggu ini bukan malas menulis. Banyak orang yang mau menerima cerita saya, jadi tidak saya tulis di sini. Tapi mungkin beberapa saja tentang kejadian-kejadian tempo hari.

Sabtu-Minggu lalu kumpul keluarga besar. H-2 puasa ramadhan makan bersama. Pelajaran hari itu, jangan pernah ngajak anak yang sedang mengantuk foto keluarga. Atau berujung pada CHAOS!



Senin ke Garut. Nyekar dan berkunjung saudara saudari sana sini. Pulang mogok di Rancaekek. Entah apa. Yang jelas, diperbaiki dengan cara menempel plat aluminum yang ditempel lem super ke roda gigi.







Selasa. Nganter-nganter karikatur kesana kemari. Di kampus lagi ramai.

Rabu Kamis hanya bolak balik kampus. Bersosialisasi. Lebih-lebih karena merasa sendiri di rumah. Oya nyetak cerpen juga. Iseng-iseng tapi lumayan bagus. Sayang hanya buat satu. Rapat Cakrawala batal mendadak. Dongkol.

Jum'at diam di kandang. Urusannya hanya tidur bangun tidur bangun. Ini puasa hari ke 4. Ketingalan satu juz jadi pesimis begini.

Sabtu. Wisuda Juli. Bertemu banyak sekali orang hari ini. Dari yang asalnya tidak mengenal, jadi berbincang. Ada juga yang sudah mengenal tapi enggan berbincang. Sorenya nanya-nanya ka ogi tentang fee desainer dan ini itu. Malam ke kampus. Dapat plakat dan amplop dari panitia wisuda. Alhamdullillah THR. Tarawih di Salman. Ceramah tentang Barokah. Kata khotibnya, barokah itu bukan keadaan. Tapi sikap. Barokah itu bukan kebahagiaan. Tapi sikap menghadapi keadaan. Sulit saya menjelaskan dalam kata. Tapi saya paham maksudnya. Saat itu, seluruh jamaah terdiam. Semua mata tertuju pada khotib. Memang ceramah luar biasa. Tarawih di Salman beda dengan di masjid dekat rumah. Salman prioritas pada kualitas. 11 rokaat dalam 1 jam. Khusyuk. Kalau di dekat rumah, tarawih jungkir balik namanya. Prioritasnya adalah kuantitas. 23 rokaat dalam 45 menit. Terkadang saya merasa habis nge-gym.

Sekian seminggu berlalu. Tulisan ini tidak terlihat seru. Aslinya seru.

***

Dokumentasi lain :








5.7.13

Menjelang Yaa Ramadhan

Anak kecil ada masanya menggemaskan, ada masanya mengenaskan. Siang tadi, pas jumatan di masjid terdekat, siapapun pasti jengkel.

Seperti biasa, ceramah jumat di masjid terdekat. Biasanya saya duduk di lantai bawah (cenderung khidmat karena isinya bapak-bapak dan kakek-kakek lanjut usia). Tapi siang tadi saya terlambat. Duduk di lantai 2 yang isinya anak-anak balita hingga pemuda preman gang. Suasananya kontradiktif dengan lantai bawah. Lantai atas ini riuh gaduh seperti pasar burung. Arah jam 2, arah jam 3, arah jam stengah 6 adalah kumpulan balita yang tidak diajari dengan baik caranya jum'atan. Bermain jari, tebak-tebakan. Pemuda-pemuda di barisan paling belakang. Tertawa-tawa bersama seolah-olah tertawa pahalanya 2634 derajat dibanding tertawa sendiri. Wah saya sudah tidak bisa mendeskripsikan lagi aura di sana. Ada seorang bapak di samping saya berkali-kali berusaha memecah keributan dengan "sssttt sstttt"-nya. Tapi percuma. Saya tidak bisa menangkap si khotib ceramah apa. Pecah semua.

Seharusnya sih menurut saya, kalau jumatan, anak kecil mah ditemani bapaknya. Biar ga mengganggu hadirin yang lain. Bapak-bapak ini duduk di sela-sela anak kecil itu. Pokoknya sebisa mungkin mencegah terbentuknya suatu aliansi/kumpulan yang menimbulkan keributan. Umumnya berhasil. Dan si khotib juga harusnya lebih kreatif. Ceramah-ceramah sekarang sering klise. Iya menjelaskan solat, puasa, beramal soleh, lalu masuk sorga. Jarang bahas hadis-hadis, cara makan yang benar, cara bergaul, hal-hal kecil tapi seringkali dilupakan. Biasanya lebih menarik dan melekat di ingatan.

***

Habis jumatan ke ardan. Ada janji sama kang dinar. Jam 2an saya tiba. Dari resepsionis, saya diantar oleh seorang petugas ke ujung gedung. Jauh sekali. Ternyata itu tembus ke radio Cakra. Lewat radio Cakra, saya dikenalkan ke seorang artis dangdut kemarin sore. Saya lupa namanya, tapi dilihat sekilas, jelas sekali kalau di CV-nya, dia optimal pada fisik yang aduhai ketimbang suara. Kata pria di sebelahnya "the next anissa bahar". Tipe-tipe seperti ini yang biasanya berujung di tiap kondangan. Di acara kawinan 2 sejoli bernyanyi Talak Tilu.

Obrolan tadi lebih tentang klarifikasi tugas-tugas internship yang lalu-lalu. Saya pernah komplen, dan kang dinar menjelaskan itu. Lalu beliau menawarkan proyek PR. Katanya tertarik sama desain-desain saya, jadi berniat merekrut. Masih pikir-pikir ulang.

Selesai dari ardan, menuju Ciwalk. Ngajak gadis-gadis nonton despicable me 2. Memey dan Puput lagi liburan SD. Daripada di rumah kerjanya cuma nonton inbox dan FTV, saya ajak saja main-main. 

***

Kurang lebih 1 pekan menuju bulan ramadhan. Persiapan pribadi insya Allah sudah 94%. Yang bolong-bolong insya Allah sudah ditambal. Mudah-mudahan tertutup sempurna. Selalu exited kalau ramadhan mau datang. Rumah jadi lebih hangat. Rencananya munggahan* Sabtu besok bakal ada perkumpulan keluarga besar. Mungkin sekitar 20-an orang akan memeriahkan suasana awal-awal ramadhan di rumah. Agenda di Ramadhan tahun ini sepertinya menarik.

*tradisi hari pertama ramadhan

Di to do list, minggu-minggu pertama mungkin akan habis dengan keluarga. Ada selingan kerjaan beberapa biji bukan masalah. Lebih-lebih persiapan monev PKM pasti cukup menyita waktu. Minggu kedua berencana membangkitkan lagi usaha gulipat gulimap bekas pimnas tahun lalu. Minggu ketiga mulai cetak kartu ucapan lebaran, lalu mendata alamat-alamat yang akan dikirim. Minggu ke-empat, kirim kartu dan mulai jualan gulipat gulimap di berbagai tempat. Mengingat prediksi meluapnya demand akan produk kebutuhan sandang. Mong naon.

Sekian dan Kamsahamida~

4.7.13

Keluar Goa, Bersosialisasi

Sebagai kota, Bandung memang ideal untuk dihuni. Mungkin terlalu ideal. Cuaca yang berimbang. Dingin tidak bikin hipotermia, panas tidak bikin mandi peluh. Tapi, masih saja ditemukan spesies-spesies manusia yang tidak tahu diri. Dikasih ati minta jantung. Mau dingin mau panas, dia mengeluh. Dalam versi saya, kategori manusia macam itu termasuk nomor 4 manusia yang harusnya terancam punah setelah koruptor, oknum bobotoh, dan tukang parkir oplosan yang kerjanya cuma nunggu dapat duit.

Memang nyaman diam di rumah kalau cuacanya seperti akhir-akhir ini. Kopi, singkong goreng bumbu balado, selimut, nonton stok-stok film. Nikmat. Saking nikmatnya lupa kalau di luaran sana ada yang lebih menarik. Dan kemarin itu cukup menarik.

Pagi-pagi harus berjibaku di jalanan yang kerasnya luar biasa keras. Iya karena buatnya dari aspal. Ke Leuwi panjang sama isti sama wati. Ngecek vendor tas PKM. Dari 4 bulan belum dibuat sama si bapak. Ck ck.. Rencananya hari sabtu besok ke sana lagi buat ngecek progres.

Jam 12 ke kampus. Ada penjelasan sayembara logo sama si marcell beserta 3 finalis lainnya. Ervina BI 12, Mulki Rekayasa Hayati 12, sama Erik AR 12. Saya tulis nama mereka karena saya kesulitan mengingat nama orang.

Saya bingung sama kebanyakan agenda rapat di sini. Di jadwal jam 12. Saya datang jam 12.02 Mulainya jam 13.46. Lain kali perlu belajar lagi tentang menghargai waktu orang lain karena tidak semuanya punya waktu yang sama. He he. Ketemu si byna, nyoman, bebmit. Sekilas bincang-bincang seru lalu berlalu.

Mampir dulu ke DP tidak ada apa-apa. Ngobrol-ngobrol sama si pak Hanan dan Pak Ipin. Soal-soal prodi ini itu sama tetek bengeknya. Soal-soal desain produk itb beberapa tahun ke depan. Soal-soal apa yang akan datang, dan apa yang akan hilang.

Lama-lama di grafis bawah ngobrol sama si epin. Dilama-lamakan berhubung kebosanan di rumah yang sedang ditinggal penghuninya ke garut. Nyekar sebelum puasa ramadhan. Katanya sudah tradisi.

Seharian merasa bertemu banyak orang. Kalau berdiam diri, suka lupa bahwa kita tidak saling sendiri. Suka lupa bahwa ada kawan-kawan yang gemar bercerita-ceriti. Walaupun cuma basa-basi tapi punya arti.

2.7.13

Umpan untuk ...

Mimpi buruk. Menurut saya, mimpi buruk bisa dikategorikan 3 jenis. Tentang setan, tentang meteor yang menghantam diri sendiri, dan tentang cinte-cinte. Baru saja saya mengalami yang ketiga. Dan dibangunkan oleh mimpi yang tidak kamu harapkan itu pahit. Saking pahitnya, saya langsung minum segelas air mineral.

Sore kemarin keluar goa. Ada bandung yang habis mandi, bersolek, lalu memancarkan kecantikannya ketika disorot matahari sore. Begitulah bandung sehabis hujan di musim kemarau. Kampus juga sedang ramai. Osjur sana sini, oskm, osteoporosis kalau keseringan mundar mandi di kampus segede ini.

Jam 4 sore ada presentasi logo wisuda di sekre KM. Saya kira jurinya siapa, eh ternyata si mifta, sos, arsyad. Dikira nepotisme. Tapi presentasi tadi seru juga.

Alhamdulillah memang tahun ini lulus lagi PKM-K sama si isti dan wati lagi. Entah ini kabar baik atau kabar buruk. Malam tadi si isti bilang seminggu lagi monev. Kalang kabut. Hari ini harus buat logo, ke vendor, ke rumah isti. Belum lagi urusan lain ke rumah cahyo nyobain Wii, ke rumah bi ika (in memoriam setahun nek Mimin), kirim sketch ke william. Minggu ini rasa-rasanya tak punya mood booster. Gitar di kamar dibiarkan bulukan. Film-film diulang ratusan milyar giga kali. Makan. Tidur. Makan, Makan. Meja kerja yang biasanya muter CD-CD favorit sekarang hening. Beginilah kalau sedang bertingkah serius di work desk. Hanya ada laptop yang buka photoshop, 3dsmax, corel, HP yang didera sms bertubi-tubi dari rekan kerja, dan sketchbook. Ketika semuanya berjalan serius, tidak ada iTunes.

Sudah masuk Juli. Hari ini ada film baru di bioskop. Despicable Me 2. Roman-romannya bakal nonton sendirian lagi sih. <-- kalau saya tulis itu di jejaring sosial masa kini, pasti langsung disambar orang dengan komentar "KODE". Lalu saya pura-pura berdalih kalau itu bukan kode. Tapi sebetulnya memang kode. Atau bahasa lainnya "umpan". Maka dari itu, ayo mari sini manisku. Sambar umpan ini. Lalu kita habiskan hari dengan gembira di kota ini.

***

Subuh tadi saya berniat mengirim SMS bernada persuasif  pada seseorang. Pertimbangan ini itu jadi dasar pemilihan kata yang tepat. Namun, setelah menimbang, memutuskan, dan memahami dengan seksama, maka saya dengan keyakinan pasti tidak jadi mengirim ajakan. Karena bingung. Terlalu pagi untuk menjadi orang bingung.

Trip Intergalaksi

Selasa, 23 Juni 2020 03.22 dini hari Kisah ini saya tulis begitu bangun tidur dari mimpi yang tidak akan pernah saya lupakan. Mimpi yan...