29.9.13

LPJ Preview TA 1


"Gua kesel banget waktu presentasi preview TA, tuh dosen malah mainin HP-nya jir!" -seorang kawan-


***

Tiga hari lalu, di Program studi saya desain produk ITB, yang katanya 'bagus' itu sedang diadakan sebuah event bulananan bertajuk Sidang Preview 1 Tugas Akhir. Dengan bintang tamunya adalah para mahasiswa tingkat akhir. Kalau diibaratkan program kerja, maka sidang preview ini tentu termasuk salah satu program kerja Prodi DP yang patut dijalankan oleh staf-staf yang bertanggung jawab di dalamnya, bukan? Saya sebut saja staf-staf itu diantaranya : Kepala Program Studi, Dosen koordinator TA, dosen-dosen lain, asisten dosen. Nah, setiap program kerja tentu selalu berkaitan dengan namanya LPJ. Mahasiswa-mahasiswa aktivis organisasi tentu sudah lumrah dengan hal begini. Laporan Pertanggung Jawaban. Sekarang, kalau saya menagih LPJ, evaluasi, notulensi atau semacamnya mengenai keberlangsungan Sidang Preview kemarin, permintaan saya pasti ditolak mentah-mentah oleh pihak-pihak yang berwenang di sana. Maka dari itu, saya mau buat LPJ versi saya sendiri. Artinya, itu berdasarkan sudut pandang saya sebagai mahasiswa yang di-sidang.

LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN

Pelaksanaan Sidang Preview #1 Tugas Akhir Semester Ganjil Tahun Ajaran 2013-2014.
Desain Produk Institut Teknologi Bandung.

Hari/Tanggal : Kamis, 26 September 2013
Tempat : Ruang Kelas DP B & DP D

Dosen Penguji : ****** M.Sn,*******S.Ds,*****M.SWord,****S.nsd.

Deskripsi Acara
Presentasi Proggress Tugas Akhir Mahasiswa kepada dosen-dosen penguji. Dimana yang ngerti betul topiknya cuma dosen pembimbing, dan yang lainnya berusaha mengerti, dan ada pula yang salah mengerti, dan ada pula yang tidak mengerti.

Susunan Acara
Jadwal yang sudah dikirim via email beserta urutan mahasiswa. MAHASISWA HARUS DATANG TEPAT WAKTU. Dan nyatanya, mahasiswa-mahasiswa yang dapat urutan awal memang datang jam segitu. Jam 8 pagi "katanya" mulai. Ternyata baru mulai jam 9.48 WIB. 

Di pengumuman di Ruang TU, sudah ada jadwal dan urutan. Di sana tertulis bahwa semua mahasiswa presentasi pada hari yang sama. Jadi, mahasiswa-mahasiswa TA itu datang pada hari yang sama. Menunggu giliran. Namun nyatanya, ada 2 mahasiswa yang presentasinya jadi hari besoknya (Jum'at) karena keputusan dosen. Dosen sih enak saja, tapi kasihan 2 mahasiswa yang diundur ini. Sudah menunggu seharian taunya dibesokkan. Perasaan siapa yang takkan kecewa dan sakit hati diberi harapan palsu seperti itu? Ayu ting-ting saja ogah dikasih alamat palsu. 

Susunan Panitia
Dari 12 Dosen pembimbing yang tertera di buku panduan TA, hanya 7 yang hadir saudara-saudara. Dan itu pun beberapa ada yang cabut di tengah-tengah karena kesibukan lain. Asisten dosen berjumlah 3. Yang 1 baik sekali, yang 2 diajak senyum aja langsung mengalihkan pandangan.

Kendala
Menyelaraskan waktu sebagai dosen dengan waktu sebagai desainer. Atau lebih mudahnya, mengkaji kembali niat awal, apakah mengabdi sepenuhnya sebagai dosen dengan segala tanggungjawabnya atau double degree, dosen iya proyekan diluar juga iya, jadi tidak fokus, dan karena tidak fokus itu, yang jadi korban adalah mahasiswanya juga. Kendala lainnya adalah menjadi pendengar yang baik. Harusnya para dosen penguji memperhatikan baik-baik aspek mendengarkan. Kontak mata, perhatian penuh, fokus, tidak bermain gadget canggihnya, tidak mengobrol dengan teman satu spesiesnya, setelah itu memberi masukan. Mengingat para mahasiswa itu dulunya juga pernah diajarkan oleh guru-gurunya bahwa "jangan memainkan hp ketika ada guru sedang berbicara di depan". Sekarang gantian dong.

Kesimpulan
Jadwal yang disusun dosen untuk mahasiswa ternyata boleh ngaret (ya?) Kalau jadwal yang disusun oleh mahasiswa untuk dosen tidak boleh ngaret. Tapi ujung-ujungnya yang bikin ngaret adalah pejabat-pejabat tertingginya juga (contohnya : pembukaan event harus nunggu pejabatnya datang bersama iring-iringan mobil polisi. Sudah dikasih mobil polisi juga tetep ngaret pol). Kalau selama ini kami para mahasiswa diajarkan mengenai Human Factor, masih ada hal-hal yang bersinggungan dengan Human Factor ini yang banyak dikhianati. Bukan masalah ragawi, tapi lebih pada hal-hal perasaan, hak, keadilan, kesetaraan. Sayangnya untuk saat ini kami masih belum berani mengambil tindakan. Mesin para pemuda baru dinyalakan, masih belum panas. Kalau di Preview 2 nanti masih begini saja, perlu suatu 'kejutan' untuk para yang terhormat di sana.

***

Dan bagi para pemuda tadi malam yang baru saja diresmikan bergabung di lantai 2 ini, selamat bergabung. Ini masih segelintir coreng-moreng di tempat kita berharap banyak akan oase ilmu. Masih berdasarkan cerita sana-sini. Tidak baik presentasi TA tanpa Data. Juga tidak baik menggosip tanpa fakta. Silahkan alami sendiri, selami sendiri.

Menuju Puntang

Menuju puntang, 
gemilang melajang,
mengukir cinta
tapi merana..

***

Pada tau kan lagu di atas? Ya betul sekali itu lagu Agung Hercules feat. Adele judulnya "Aku Mau Dimanja Tapi Kamu Cuek-cuek Aja.".  Jadi saya kembali teringat lagu di atas setelah pulang dari puntang, Bandung Selatan. PSDP 2012. Acaranya ya gitu-gitu sih. Sejatinya, saya selalu tidak menangkap esensi dari acara ospek. Kadang marah tanpa alasan yang jelas, tapi berbau senda gurau. Mungkin tujuannya supaya korban-korban ospek itu jadi lebih berani. Mungkin ya. Tapi malam itu saya tidak terlalu ingin banyak bentak-bentak karena memang tidak ada yang perlu dipermasalahkan. Walaupun si nathan beri saya arahan beberapa jam sebelumnya. 


Inti dari acara ini adalah mengakrabkan. Bukan menjauhkan. Kalau dari anak2 ayam itu yang pada ikut, mayoritas saya kenal semua. Seandainya tak ikut makrab pun sebetulnya saya sudah merasa akrab. Tapi bukan itu point-nya. Ini adalah acara mereka. Kalau diundang, ada baiknya memenuhi undangan. Itu saja.

Selamat Datang Desainer Produk ITB 2012.
Itu hanya formalitas saya terhadap kalian. Karena saya sudah menyambut kalian sejak lama.

Acaranya mulai malam, tapi selesai subuh. Pelantikannya biasa saja. Tidur hanya 12 menit lalu dipaksa si gun berangkat lagi ke bandung. Mampir di salman makan pagi. CFD banjir manusia, Gasibu banjir kaki lima. Sampai di rumah mengurung diri di kamar sampai dzuhur hampir habis.

***

Selama ini salah kaprah telah menganggap ketenangan pikiran, hati, itu ada di Pantai Kuta, di Lembah Mandalawangi, di Potluck, di kedai kopi dago pojok, di Dieng, di sini. Ternyata semua itu hanya pelarian dari ketidak-kuasaan atas penguasaan jiwa sepenuhnya. Bahwa ternyata, ketenangan ada di sajadah, ketenangan ada di kitab suci, ketenangan ada di waktu dini hari. Tidak memikirkan apa-apa adalah pikiran. Tidak merasakan apa-apa adalah perasaan. Karena itu mungkin orang-orang pernah merasakan kesepian, bimbang, dan apapun itu namanya. Memikirkan kekosongan hidup. Karena pikirannya tidak memikirkan apa-apa. Karena hatinya tidak merasakan apa-apa. Karena pikirannya kosong. Karena hatinya melompong. Karena pikiran dan hati tidak diisi dengan Tuhan.

27.9.13

Suasana Preview 1

Ketika orang-orang luar sana sudah melangkah sejauh gunung, jangan salahkan manusia pribumi ini yang masih merangkak di lembah. Karena di sini, apa-apa dibuatnya sepele. Lebih penting 'seru-nya' menikmati udara Lembah Mandalawangi ketimbang 'serius-nya' menuju puncak Pangrango. Padahal di atas sana, pasti lebih indah. Dan hari ini, saya sadar akan satu hal : Kalau ingin di depan, tinggalkan barisan, kayuhlah sepeda sendirian. Dan kalau kamu ingin berdua, kayuhlah berdua seirama. Dan kalau kamu ingin bertiga, kayuhlah bertiga seirama. Dan kalau sudah merasa mengayuh dengan susah payah namun tetap lambat, tinggalkan temanmu yang menghambat. Majulah sendiri, kayuhlah sendiri. Karena cita-cita tidak menunggu kita dengan cara "biar lambat asal selamat", tapi "harus cepat juga selamat". 

Banyak yang menjudge begitu saja bahwa saya manusia terlalu serius. Kebanyakan dari mereka hanya melihat sekali atau dua kali. Atau berbicara sesekali kalau ada perlunya. Padahal saya merasa saya orang tidak bisa serius. Ceplas ceplos tapi garing. Biar garing asal selamat. Namun satu hal yang saya tahu. Ketika itu memang satu keharusan, seriuslah. Kalau tidak, santai saja masih boleh lah. Tapi ikutlah fluktuasi waktunya. Waktu yang saya maksud itu bukan waktu diri sendiri. Tapi ada waktu orang lain yang perlu dihargai. Dalam tim, sudah klise kalau saya harus mengulang kalimat "hargailah waktu masing-masing". Klise. Basi! Ngakunya insan akademis yang dewasa tapi ego masih ketinggalan di bangku SMA.

Mohon maaf.
Itu ditujukan dari diri saya pribadi untuk pribadi saja. Kalau ada yang tersinggung, itu karena situ kegeeran. Atau jangan-jangan situ ngefans. Soalnya saya jarang publish isi blog ini loh. Hayoloh. Stalking ya loh.

***

Preview 1 tugas akhir selesai. Alhamdulillah. Boleh dikata seperti itu karena masukan dan saran yang sangat berarti dari para dosen terutama pak Adhi. Keliatan banget emang kalau orang berwawasan dan up to date soal kondisi desain di dunia. Jadi kalau dijelaskan singkat, tugas akhir saya ini cuma hal kecil. Namanya mikroalga. Dari namanya saja sudah mikro. ya pasti itu lah. itu loh yang buat panggang kue. Malam sebelumnya, waktu nyari-nyari data literatur, saya bertemu sesuatu yang mengubah pola pikir saya selama ini terhadap tugas akhir saya ini.


“Maka terangkanlah kepadaku tentang api yang kamu nyalakan. Kamukah yang menumbuhkan tanaman itu atau Kami-kah yang menumbuhkannya? Kami menjadikannya peringatan dan bahan yang berguna bagi para musafir.” (QS al Waawi’ah [56]: 71-73)

Memang di bagan itu tidak ada mikroalga. Tapi, harusnya ada di sana karena mikroalga juga tanaman.Subhanallah. Ini buat saya mata kata. Kalau saya mau, saya bisa saja nunjukkin ini di slide presentasi. Biar meyakinkan dosen. Tapi enggak laah. 

Dan memang, tiada keraguan di Al-Qur'an. Saya siap kembali TA berlandaskan ilmu pengetahuan dan agama. Tentu supaya berguna dan tidak sia-sia.

***

Siang tadi saya harus berurusan sama pengadilan negeri Bandung. Ngambil SIM yang dulu disita gara-gara lupa nyalain lampu doang. Lalu masuk ke gedungnya, ketemu bapaknya, dan sebagainya. Kebanyakan di sana orang tua dan lagi main bulu tangkis. Nah,waktu saya ngasih si surat tilang, si Bapaknya bilang "Nanti lagi A. Ke sana aja ke Pak Aceng". sambil nunjuk ke arah mana gak jelas. Saya berlalu sambil tidak tahu menahu harus ke siapa.Di tahap seperti ini nih yang buat siapapun malas berurusan sama birokrasi. Wong harusnya gampang e dibikin susah. Buang waktu. Dari pada buang lebih banyak waktu, saya juga harus mempertimbangkan sikon. Maka dari itu saya menghubungi calo. Memang tidak sesuai prosedur, tapi ya mau begimana lagi. Orang pengadilannya bobrok gitu. Saya kasih ke si AA calo. Suruh tunggu di depan. 15 menit,30 menit, lama gila. Sampai akhirnya hampir satu jam baru ada. Itu lewat calo loh 1 jam. Apalagi lewat jalur 'resmi' yang berbelit belit itu? Yaa jangan salahkan masyarakatnya juga kalau servisnya aja kayak gitu. Orang pasti pikir-pikir lagi. Dan saya juga pikir-pikir lagi kalau nanti ditilang lagi. Mending bayar on the spot urusan kelar, ketimbang buang waktu untuk birokrasi yang bikin sakit hati.











Sore hari ke bengkel ciumbuleuit ngecek mobil. Ada mis-mis di chasis. Ke kampus bentar. Ke ciwalk sama si oji buluk ervan nonton insidious 2. Suraaaam njir pasca preview nonton pelem begono.

22.9.13

Gehu dingin + Leupeut kisut


Warung kopi memang tidak ada habisnya. Di sana tempatnya luapan emosi, caci maki, kadang ada basa basi, juga tertawaan sampai bengkak tulang pipi. Ya di sinilah tempatnya demokrasi yang benar demokrasi. Ketika suara siapapun berhak diutarakan, sampai suara lalat hijau di sekitar tempe mendoan bebas mengisi pembicaraan. Malam tadi di sebuah warung kopi di kawasan pelesiran. Sama oji sama buluk bicara masa depan. Jam setengah 11 balik ke kosan. Ada tugas akhir yang menunggu diselesaikan. Maka, inilah kehidupan.

***


Kosan si Oji cuma seukuran 2x3 meter. Tapi di sini, tugas akhir terasa ada kemajuan ketimbang duduk di kursi kamar sendiri yang ukurannya agak lebih besar dari kosan si oji. Malam minggu. Kata orang, malam ini panjang. Di luar sana berkeliaran setan-setan yang haus hiburan. Sebelumnya memang saya merasa kesepian, karena menjadi minoritas (yang masih berkutat dengan pekerjaan di saat orang-orang sebaya menikmati akhir pekan). Tapi ini pertaruhan untuk masa depan. Kita lihat siapa yang nanti tersenyum. Ibaratnya, saya rela menunda masa senang-senang ini untuk beberapa saat. Nanti ada giliran saya menikmati itu. Persiapan preview 1 adalah program wajib selama kurang lebih 4 hari ke depan. Kamis itu hari-H preview. Makanya sekarang sedang giat-giatnya cetak cetok mengetik data, bahan, analisa gono gini sampai mata berair karena terlalu lama mantengin layar laptop. Jam 2 pagi baru kelar lalu tidur sebentar.

Pulang pagi. Pagar rumah sendiri menolak saya pribadi. Orang-orang rumah pada pergi. Masih ada soni itu pun membuka pagar dengan mata belekan sana sini. Karena sebelumnbya tidur singkat, siang ini saya tidur nikmat. Bangun agak sore dan orang-orang masih belum pulang. Di meja makan, hanya dibekali 3 gehu dingin nan peot ditambah leupeut dingin nan kisut. Di meja makan ada jengkol, 3 donat yang dikerubutin semut, tahu. Saya hanya tertarik ke donat. Sudah sore. Saya sms ke beberapa orang dengan keperluan berbeda. Urusan kerja dan aktivitas biasa. Ada yang berbalas seperlunya, ada yang tidak.  Ada agenda namun dibatalkan karena satu dan lain hal. Tidak ada yang terlalu istimewa. Di satu titik, ada perasaan terasing. Sepi dan menyendiri. 

Biar sekarang seperti ini dulu. Kalau sudah masanya untuk mencari, naluri akan berjalan dengan sendirinya kemana pun langkah ini pergi. Sudah sekian saya lapar. 

20.9.13

Angkotday versi Manusia Goa

Jadi, hari ini dari pagi sudah ributi-ribut sesuatu. Bukan suara anjing tetangga, bukan juga gosip-gosip ibu se-rukun tetangga. Tapi ini ribut-ribut di media sosial soal sesuatu yang gratisan. Biasa lah kalau ada yang gratis-gratis maunya dulu-duluan paling update. Nah, saya_yang notabene manusia goa_juga ingin dianggap up to date. Jadi, saya ikut juga nih yg gratis-gratisan. Apalagi angkutan umum. Hari ini 20 September 2013 ditetapkan sebagai Hari Angkot se-Kalapa-Dago.

***

Seperti yang sudah saya tulis di tulisan-tulisan terjaman dahulu kala, saya ikut angkot day di tahap-tahap awal. Ingat betul ketika saya menulis daftar hadir di urutan pertama di bccf. Lalu ada agam nawarin jadi korlap. Saya mah iye-iye tapi sambil ngabalieur. Ingat betul yang hadir saat itu cuma 30an orang. Tapi hari ini (menurut #KabarOji), sudah ada sekitar 150an volunteer. Saya ikut senang, mengingat visi kang Saska waktu itu soal Bandung yang mengoptimalkan public transport.

Berhubung akhir-akhir ini menjelang hari-H saya tidak banyak bantu di Angkotday ini karena organisasi dll, maka saya ingin berkontribusi walaupun itu sedikit. Pagi hari misalnya. Rencana ketemu si hanif jam 10an buat survey ke villa di dago. Dengan memanfaatkan momentum Angkotday ini, saya buat AngkotDay versi saya sendiri semata-mata membayar dosa karena tidak banyak membantu teman-teman risetindie.

Jadi pagi hari naik Caheum-Ciroyom. Turun di taman cikapayang. Dari sana lanjut naik Kalapa-Dago.


Nah karena sekarang status saya sebagai penumpang jelata biasa, saya tidak tahu ini angkot memang untuk angkot day ini atau bukan. Berhubung jarang taman Cikapayang dg ITB itu cuma tinggal ngesot, saya tidak ada benchmark yang bisa dijadikan acuan. Artinya, sebelum saya turun, saya ada orang yang turun lebih dulu supaya saya tau bagaimana dia turun, bayarkah? atau tinggal cabut begitu saja? atau haha hihi? Nah sialnya, tidak ada orang yang turun lebih dulu. Akibatnya, saya jadi termasuk tipe ketiga : tipe orang yang turun dari angkot gratis itu dengan haha hihi lalu bilang "nuhun pak". Watir lah mun maneh liat aing waktu itu. Emang terlihat seperti manusia goa. udik


***

Survey ke villa dago giri bareng hanif. Dulu tempat acara Inddes. Ketemu bu Siti. Deal-dealan tanggal dan harga. Habis itu turun gunung lagi.



Yang lucunya, sepanjang turun gunung dari dago atas sampai kampus, yang terlihat di bahu jalan itu kira-kira seperti ini maoritas orangnya. Berkumpul di pinggir jalan menunggu angkot gratis lewat. Dan kalau kata si arie sih : mau dia tajir sekalipun, kalau ada yang gratis buat dia selalu lebih baik.


Angkot terakhir seharian tadi ditutup dengan penampilan angkot caheum ciroyom ditemani pemuda pemudi berpasang-pasing. Saya duduk saja di paling pojok. Mainin bulu idung. Cabut-cabutin.


***
Tetapi apa yang saya dapat hari itu bukan dari AngkotDay ini. Mungkin karena kurang berperan aktif di hari H ini. Saya flashback dulu ke 3 jam sebelumnya.

Rakor tim desain karinov sama anak-anak dkv+dp di sekre KM. Bicara mengenai jobdesc dan lain halnya. Habis magrib rencananya ada forum sosialisasi PKM ke tpb 2013. Tapi nyatanya, dari 3000 mahasiswa tpb, yang ada di cc barat basement hanya 1 orang bernama imam. Di basement, saya sudah pasang badan buat ngadepin 3000 mahasiswa tpb, tapi di luar perkiraan, hasilnya begini. Mungkin karena ada beberapa hal teknis yang salah pada saat publikasi. Proyektor sudah pasang, basement kosong, jiwa raga sudah siap, tapi yang datang hanya 1 orang. 1/3000 mahasiswa itu berapa persennya sih? Oke. Walaupun judul presentasi saya diawali kata "forum", di sini saya sudah tidak peduli soal kuorum. Asal apa yang saya rencanakan itu terlaksana, itu tetap suatu prestasi. Walaupun kontribusi orang lain memang minim, saya malah lebih senang begini. Lebih baik 1 orang yang datang, duduk, dan mendengar keseluruhan apa yang saya sampaikan, ketimbang 3000 orang tapi mereka gak dapet apa-apa sepulang dari sana.

19.9.13

Obrolan Radikal

Tadinya, hari ini diprediksi tidak akan begitu seru untuk ditulis jurnalnya. Alasan pertama, saya baru mulai kehidupan benar-benar kehidupan itu jam 11 siang. Karena dari pagi hanya ngotak-ngatik playlist di laptop dan online-online saja. Alasan kedua, karena agenda saya hari cuma "re-design proposal cakrawala ev". Namun semua berubah setelah jam 12 siang.

Jam 1an itu cuma ngobrol-ngobrol soal jobdes + timeline deputi kompas ke putri seorang. Si dhiya ada kuliah katanya. Setelahnya ngobrol ke si novian soal publikasi dan konsep desain si PKM 2014. Sore ke bengkel ciumbuleuit ngangkut chasis sama si winnie. Di mobil bak terbuka itu hanya ada obrolan tentang kerasnya kehidupan jalanan. Awalnya cerita si bapak wawan sang driver tentang pengalamannya menjadi agency pengangkutan barang. Menurut pengakuan beliau, doi pernah ngirim dari bandung ke bali hanya dalam 26 nonstop. Lalu pengiriman keramik dari semarang ke palembang dengan ongkos jalan 35 juta. Lalu pengiriman ke sebuah pulau dekat papua. Di sana dia pernah ditahan seminggu oleh aparat setempat karena berkas-berkas yang kurang lengkap. Si winnie mulai cerita pengalaman tabrakannya atau lebih tepatnya mobilnya yang nyium pantat mobil rombongan. Ya abislah dia. Obrolan seru buat waktu berlalu dan macet terasa angin lalu.

Di bengkel cuma bentar. Naro chasis di workshop lalu cabut. Maghrib ketemu cindy + faisal. Pengesahan si faisal buat jadi koordinator pekaem. Menuju cokotetra ketemu asep. Di coktet ada bowo + nesha. Owner-owner yang ramah membuat malam yang hujan itu jadi makin hangat.


Jam 7-11 adalah malam berkualitas. Tadinya cuma mau konsultasi tugas akhir sama asep. Berhubung doi seorang pakar kelautan yang tidak perlu diragukan lagi kapabilitasnya. Introduksi dimulai dari obrolan ringan asep yang tiba-tiba masuk cokotetra dengan kata-kata yang menggebu-gebu. Doi cerita soal pertemuannya sama tukang becak siang tadi. 

Jadi dia parkir motor di sebelah tukang becak. Biasa lah asep anaknya senang bersosialisasi gitu. Mulailah percakapan doi dengan tukang becak. Tukang becak ini sudah menetap di bandung semenjak tahun 1968an katanya. Selama 10 tahun terakhir jadi tukang becak. Doi bercerita soal bandung yang asri. Jalan suci yang masih sawah, kehidupan bandung yang tenteram, dsb. Dia bandingkan dengan keadaan bandung sekarang. Kalau manusia normal, yang lebih menilai suatu kebahagiaan berdasarkan materi yang diperoleh, mungkin dia akan bilang tentang "sehari dia dapet duit berapa sih dari narik becak?". Atau "Apakah penghasilan yang dia dapat itu cukup untuk memenuhi kebutuhan si tukang becak itu sendiri apa tidak?" Tapi ternyata si tukang becak ini berkata suatu hal yang mengyinggung saya, asep, sandy, kami, dan harusnya seluruh pemuda yang berpendidikan. Ketika asep bertanya : apa narik becak ini cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, si tukang becak menjawab satu kalimat saja. "Ini bukan tentang saya neng, tapi bagaimana kita semua dan anak cucu kita nanti 40 tahun lagi"


Kurang lebih begitu. maaf kalau agak melenceng, tapi pointnya sama : Kalau sekarang manusia sudah bekerja kantoran, banyak memanfaatkan mesin, robot, dan segala bentuk otomatisasi (ala vicky prasetya), maka 40 tahun yang akan datang apa masih ada yang peduli akan keberadaan tukang becak? Atau kaum-kaum yang seperti bapak supir becak ini akan tergerus jaman? Lalu di mana peran mahasiswa? Diam saja? Pura-pura tidak tahu? Egois? Entahlah. Karena yang jelas, kalimat itu cukup menampar saya.

Sisa malam itu habis dengan bicara mengenai sejarah, filsafat, yunani kuno, bangsa arkadia, utopia, venus project, wawasan nusantara, dan lainnya. Tidak semua pembicaraan bisa saya ikuti karena ilmu saya belum nyampe sana. Hanya saja, seperti yang saya bilang di awal, saya tidak menyangka malam ini begitu berkualitas bersama orang-orang hebat di umur yang muda. Asep & sandy. Ucapan terima kasih akan saya cantumkan di prakata laporan tugas akhir.

***

Seharian semalam ini saya melihat 2 pemandangan cukup menyesakkan hati. Di siang hari yang cukup terik tadi, saya melihat sepasang kakek nenek sedang mendorong gerobak bubur ayamnya di jalan raya depan gasibu menuju flyover pasopati. Saya hanya melihat sekilas, tapi dampak untuk saya sendiri terasa hingga kini. Lalu yang kedua, malam jam 11 saya melihat 2 ibu-ibu yang baru pulang kerja lembur sambil hujan-hujanan dan hanya dipayungi plastik. Yang saya pikirkan saat itu hanya 1 : suaminya ke mana? Apakah benar-benar tidak ada waktu untuk menyempatkan menjemput istrinya? Atau mungkin membawakan payung ke pabrik tempat istrinya bekerja? Sesibuk apakah suaminya?

Dua pemandangan seharian semalaman tadi cukup membuat saya sadar akan peran lelaki nantinya. Semoga saya sendiri memang pantas untuk pasangan saya nantinya. 

Sesekali membicarakan hal ini tidak masalah kan?

17.9.13

Emo

Ada-ada saja yang bikin harga diri dan martabat bungee jumping. Padahal sudah susah nih membangun citra. Dan gara-gara kelakuan autotag fesbuk teler ini, saya musti membangun lagi citra itu dalam satu malam. Mohon mangap pada para pihak yang merasa tidak nyaman karena kelakuan fesbuk saya. Iya saya bakal jewer dia nanti.

***

Senang, kalau tugas akhir ternyata ada kejelasan. Emang perlu effort lebih kalau mau begitu. Contoh pagi tadi. Parkiran SR udah mentok aja jam 10. Pindah ke parkiran Sipil. Noh dari sono noh jalan ampe gedung kimia. Nyebrang dari pojok ke pojok. Di kimia mau ketemu pak Zeily. Niat awalnya mau nanya-nanya aja soal mikroalga. Eh ternyata responnya positif. Diajak jalan-jalan masuk lab, liat kultur, media panen, potensi buat jadi hak paten, dan sebagainya. Seru. Sayangnya, jam 12 doi ada kelas.

Bimbingan dosen kimia sudah. Tinggal bimbingan dosen desain yang notabene dosen pembimbing TA ini. Tertulis di proposal TA sih begitu, tugasnya ya mendampingi. Datang ke DP ketemu si Aldy. Mau bimbingan juga. Katanya sang dosen desain saya ini masih asistensi DP5. Suruh nunggu sampai kelar. Oke saya tungguin tuh. Jam 1, jam 2 kagak ada-ada. Diliat ke kelasnya eh doi udah cabut. Katanya jam 3 mau balik lagi. Ditunggu lagi sampai jam 3. Gak ada tuh. Saya cukup kecewa soal itu. Sangat.

Kalau hanya terus menunggu si dosen, waktu saya habis percuma. Jadi saya take off saja dari DP. Sorenya ke sekre km. Persiapan jam 5 sosialisasi pkm ke massa himpunan. Waktu siap-siap depan cebar, eh disemprot satpam. Mana izin memakai proyektor katanya. Ya saya sih blahbloh. Ujung-ujungnya gak pake proyektor, padahal perwakilan himpunan kemarin itu hampir 95% hadir. Kecewa lagi deh aing sama satpam. Entah dia itu satpam, atau robot gedeg.

Badminton vs Badstubber di cisitu. Lapang cuma satu yang maen ada 20an. Salah prediksi si danil.

***

Emosi itu, tidak sopan kalau diluapkan di depan orang yang bersangkutan bukan? Maka dari itu saya mau ngomel-ngomel.                                                                                                          . Nah agak lega sih sekarang. Ke depannya, saya tidak terlalu memedulikan bimbingan oleh dosen pembimbing sendiri kalau saya tidak dapat apa-apa, atau malah waktu yang terbuang. Lebih baik ke luar sana. Buang-buang waktu tapi tau banyak.

16.9.13

Hari Rapat Se-Bandung Se-raya

Di masa depan, metode membelah diri amoeba mungkin bisa diterapkan pada manusia. Coba para mahasiswa sekarang banyak-banyak meneliti itu. Pasti berguna. Iya berguna untuk menduplikasi planet bumi. Bebaskeun we lah~. Karena saya merasa butuh saya yang satunya. Untuk menulis jurnal harian, untuk membuat power point, untuk membalas sms2, untuk jadi supir. Sudah. Kasian juga saya yang satu lagi kalau dikasih kerjaan banyak-banyak. Nanti makin ceking.

***

Tadinya, kemarin itu pagi-pagi mau ke team preparation kabinet di pasopati. Dari live report sih ada Topan, Mifta doang. Sepi amet. Lewat doang sih habis itu ke kampus. Agenda lain hari itu adalah meet up siaware di kontrakan teh nifa. Setelah menimbang, mengukur, meninabobokan, dan mencuci tangan, ya saya putuskan ikut ke meet up siaware. Angkatan 22 yang ikut dari cuma saya, my buddy ulya, putih, zaki, mba yayu, mba elya, inez, dan keke. Lainnya nyusul : Rexy, azmi, rifa, hanif, dan terakhir bang Ricky. Dengan gagah berani semua omnivora ini menelanjangi setiap makanan yang ada. Dari donat dankin ka gitong, es bul-bul teh deeya, pizza hut lutfi, dan makanan lainnya. Hari itu saya kenal alumni siaware angkatan terdahulu. Rata-rata angkatan 21 dan udah tau sih. Yang baru saya tau si Lutfi. Anak ajaib dari itenas. Saya bertanya tanya bagaimana cara bikin anak seperti dia. Karena kalau saya punya anak, salah satunya perlu spesies semacam Lutfi ini. Kayanya tiap hari bakal hura-hura.

***

Sore ngobrolin acara 30 harian siware. Dibikin kepanitiaan, timeline, jobdes, dan lainnya. Tinggal der sih. Malamnya rapat karang taruna. H+7 acara saya rindu kawan-kawan Linggarjati. Malam itu jadi malam evaluasi acara kemarin. Rencananya, karang taruna ini bakal diresmikan ke kelurahan sampai tingkat kecamatan mungkin. Maka dari itu, kita semua mulai berjibaku diskusi organisasinya, AD ART, Program kerja, alur tanggung jawab, dan lain-lain. Can't wait!!

***

Beda kemarin, beda hari ini. Parkiran SR jam 11 udah di blokir aja. Nyari-nyari nemu depan kampus. Lari lari lari tendang dan berlari karena sudah dikolling anas buat ke ruang TA secepatnya. Siang itu ada rapat koordinasi Tugas Akhir. Lalu apa kabar dunia pertugas-akhiranku ini? Stagnan. Padahal preview 1 tinggal 2 minggu lagi. Shiiiittttt. Oke. Bisa diatur.

Sore rapat deputi di selasar cebar. Dari 5 orang yang dijarkom, hanya 2 yang hadir. Itu pun dari SR lagi. Si putri dan si Dhiya. Setelah ngocoblak panjang lebar. Beres jam 6. Ke basement cebar buat magriban. Sekarang muncul pertanyaan baru. Jumlah penduduk kota bandung sekarang berapa sih? Soalnya antrian solat di basement dari tahun ke tahun makin panjang. Alhamdulillah ya berarti orang solehnya bertambah. Tapi bau kaki di dalem musholla sekecil itu bikin tidak khusyuk ibadahnya.he he. Makanya saya cari tempat lain. Ke comlabs. Beresnya ketemu si leda. Habis u green katanya. Ngobrol ini itu, pisah di cc. Katanya doi mau bantuin TA euy asyik lah makin banyak yang mau bantuin.haha. Jam 7 rapat sinkronisasi buat forum sounding PKM ke massa himpunan besok sore. Nongkrongnya di angkringan depan. Biasanya kalau di depan kampus suka banyak pengamen. Bikin risih. Tapi yang ini nggak. 


Defaultnya, saya tidak suka pengamen. Karena ya banyak faktor lah. Tapi saya menghargai pengamen yang punya attitude. Nah yang ini salah satunya. Datang sopan, minta pun tak memaksa. Lha kalau musiknya oke abis mah, orang juga gausah dipaksa pasti bakal ngasih kok. Tadi sore mereka bawain lagunya Oasis - Stand by Me. Dan penampilan kece mereka menutup hari saya. Sekian dan terima kasih. Danke Schoen!!

15.9.13

Hari Ultah Jabar - Video Mapping Gedung Sate

Sabtu, 14 September 2013

Tahun baru selalu ada selebrasi khusus. Tapi bagi saya, hari baru perlu ada selebrasi khusus juga. Misalnya hari ini.

Pagi-pagi dibangunkan sms si cindy katanya hari ini team preparation kabinet di plano kumpul jam 6.30. Saya sih sudah tau di grup wasap jam 7.30 jadi agak telat-telat dikit gapapa lah. Jam 8an ke GSG Planologi ternyata cuma segelintir orang yang hadir. Saya hadir pun kurang efektif sebenarnya, karena tidak tahu harus berbuat apa. Jadi saya putuskan buat cabut dari plano menuju sekre km. Katanya ada kunjungan BEM FE-UI. Saya, Topan, Cindy makan dulu di warung soto depan kampus. Ketemu anak-anak BEM FE-UI di gerbnag juga. Karena saya kurang tahu peran saya di situ, saya cabut saja sama si cindy.

Nyampe rumah sebentar cuma bawa laptop lalu gurung-gusuh ke kampus lagi rapat Cikal jam 3 katanya. Jam 4 anak-anak masih nongkrong2 gak jelas di HME. Yasudah saya pesen mie goreng telor. Gabut di HME, saya cabut lagi dari sana. Ada kumpul siaware Small Group Mata Angin di Angkringan Dago. Perhatian ya untuk semua penduduk Bandung:

Yang namanya angkringan dago yang saya tahu itu ada 2. Dekat Kanayakan, depan ITB, dan dekat Dago Plaza. Ya saya bulak-balik belekok aja sih mepet-mepet mobil buat ikut kumpul siaware ini. Nyampe sana magrib udah mau pada cabuts. Untungnya hari itu belum usai. Anak-anak mau pada nonton video mapping Gedung Sate katanya. Wah seru sih tapi bentrok sama Banda Neira di Vanilla Cafe. Saya nonton dulu deh tuh Video Mapping. Opini pribadi saya sih ya : Video mapping gedung sate tahun ini tidak se-awesome tahun lalu. Tahun ini mungkin lebih cocok saya sebut Fireworks Mapping. Karena kembang apinya menjemukan, kelamaan. Pusing gue. Tapi tak masalah, Hari itu diakhiri dengan kembang api. Saya selalu menganggap kembang api adalah pertanda awal waktu. Misalnya aja Tahun Baru. Tapi, untuk kali ini, saya ibaratkan saya ke hari yang baru. Begituuu kakaaa...

Hari itu, saya akhiri dengan Sare.

Lombok Runaway

Jum’at, 18 September 2013.
Lombok Praya International Airport.
12.08 WITA

Ini hanya pengalaman seekor manusia goa yang sudah lama tinggal di suatu pulau lalu sekarang untuk pertama kalinya dia keluar pulau tersebut. Jawa-Lombok. Ditempuh dengan menaiki pesawat di ketinggian 11.000 kaki, manusia goa ini mual-mual, grogi, dan telinganya sakit. Di dalam pesawat dia hanya melihat langit biru, awan putih, laut biru, daratan hijau. Manusia goa itu tau dia hidup di negeri yang indah permai gemah ripah lohjinawi, tapi kali ini dia baru merasakan dengan hatinya, bahwa inilah Indonesia. Yang kata orang zamrud khatulistiwa dengan segala keindahannya. Tidak salah jika sebuah brand consultant membuat logo maskapai penerbangan Garuda Indonesia berdasarkan pengalaman terbang ini. Kala itu, si orang-orang dari konsultan ini menaruh warna biru dan hijau di logo Garuda Indonesia. Kenapa harus dua warna itu? Karena, ketika seseorang terbang naik pesawat itu, melewati Indonesia, yang dia lihat hanya dua warna itu. Hijau untuk daratannya yang subur, dan biru lautan yang luas. Harga logo itu adalah 6 Milyar Rupiah. Nama brand konsultan itu adalah : Dentsu Strat. Ironisnya, itu adalah konsultan asing.






***

Saya beserta tim panitia PIMNAS ITB 2013 ke Mataram dalam rangka mendampingi para kontingen dari ITB. Hanya 3 tim yang lolos. Merosot jauh dari tahun lalu yang meloloskan 17 tim. Tapi kuantitas bukanlah jadi tolak ukur keberhasilan. Kami tetap optimis dan percaya bahwa 3 tim ini memberikan hasil yang maksimal.
Hari pertama keberangkatan dari Bandung menuju Denpasar. Musti transit dulu lalu lanjut ke Mataram. Sampai di Bandara Mataram sekitar jam 8 malam. Dan dari sini, tugas kami semua dimulai.



Tadinya peserta mau langsung ke penginapan. Namun karena keperluan administrasi, mereka meluncur ke Universitas Mataram (Unram). Tim Panitia (saya, mifta, , vidya, cindy, nico, faisal) di mobil satunya. SEmenjak dari bandara, saya harus berkutat sama si photoshop untuk bikin ulang posternya si tyok. Kondisi saat ini pusing, selain karena poster yang dadakan parah (karena harus tempetl besok), juga si nico yang bawa mobil ala sopir angkot Kalapa - Caheum via Binong. Gas rem gas rem kagak santai. Sampai di tempat cetak poster jam 9. Si masnya udah mau tutup, poster baru jadi. Print, hasil memuakkan. Kepaksa print di kertas foto. Rp 210rb/lembar. Tanpa pikir panjang, itu si poster yang masih anget-anget tai ayam itu dibawa ke auditorium unram buat dipasang. Singkatnya poster sudah dipasang nih. Tapi ada yang kurang. METODOLOGI! ah kampret!!. Pulang dulu ke penginapan lalu niatnya benerin poster. Kenyataannya baru benerin keesokan paginya. Jebrad jebred desain, print, tempel. Sisanya serahkan pada Allah semata. Jam 9 pagi pasang. Hari itu hari pertama presentasi para peserta PIMNAS. Tim Bhinneka + Tim Sukun tampil hari itu. Tinggal 1 tim lagi si Tim Paperkru yang ditunda esok hari. Malamnya evaluasi sama penggemblengan teknik presentasi Paperkru. Sampai dini hari.




Hari berikutnya tidak se-hectic hari sebelumnya. Tinggal mengecek kondisi tim Paperkru. Saya, Ka Ubay, Nyoman kebagian di Fakultas Teknik tempat presentasi mereka. Tapi ndak boleh masuk. Jadi kami streaming saja di ruang transit. Siang hari sudah agak bosan. Cabut dari Unram, nyari makan. Ternyata jam 2 siang sudah kelar semua. Rencana berikutnya ke Senggigi. Pusing ngatur transport, akhirnya si Nico yang bulak balik antar jemput panitia + tim. Saya sama Topan naek motor.



Sorenya agak mendung. Sampai di Pasar Seni Senggigi masih mendung. Tapi di pantai masih bisa lihat sunset. Main kano sampe magrib lalu pulang basah-basah. Mampir dulu ke Seafood 55 di jalan Sriwijaya. Murah meriah juga nikmat sob. Makan seru dan diakhiri evaluasi seluruh panitia + tim untuk hari itu. Sampai di hotel malam langsung tepar.



Hari terakhir. Pagi-pagi sudah persiapan dekorasi stand punya tim Sukun. Pasang erlenmeyer, sukun, bolu kadaluarsa, dan dedaunan yang lebih tampak seperti hutan rimba ketimbang dekorasi. Penilaian jam 10 pagi. Seluruh penonton dan peserta naik ke tribun Auditorium. Yang saya lihat dan rasakan di sana seperti malam pengumuman PIMNAS tahun lalu. Bergemuruh. Yel-yel dari tiap universitas, jargon-jargon, atribut, bendera dan sebagainya untuk mendukung almamaternya. Gemuruh Lagu Indonesia Raya juga berkumandang seisi auditorium. Sayangnya ITB kalah jumlah untuk melakukan yel-yel. Kami pulang meninggalkan tyok sendiri. Belanja oleh-oleh ceritanya. Keliling kota Mataram dari mulai pasar Sayang-sayang, Pasar Cakranegara, sampai akhirnya nemu di depan hotel Lombok Raya. Belanja di sana sampai lupa waktu dan lupa isi dompet. Jam 3an pulang. Mampir ke hotel terlebih dahulu lalu ke auditorium. Di sana tinggal etalase tim si tyok yang belum diberesin. Ujung-ujungnya kami juga yang beresin. Pulang lagi ke hotel. Saya Mifta Topan ke Senggigi lagi balikin motor sewaan. Pulang agak sore lalu siap-siap malam pengumuman pemenang.







Jam 8.32 saya masih keliling-keliling sama Nyoman. Bosan duduk denger sambutan. Nyari-nyari makanan semacam bandrek bajigur ternyata tidak berjumpa. Jam 9an mulai pengumuman. Dimulai dengan pengumuman poster. Dan tak dinyana ternyata si poster dadakan 3 hari lalu mujarab. Alhamdulillah dapat medali perak. Memangtak sia-sia habisin materi sebesar Rp 500rb untuk sebuah poster yang satu ini.




Pengumuman lainnya menyusul. Tim Paperkru dapat Medali Emas Poster dan medali perunggu presentasi. Good job bro! Tim Bhinneka tidak membawa medali. Tapi Ini bukan tentang tim mendapat medali apa. Ketiga medali ini adalah milik bersama yang kami dedikasikan untuk ITB. Untuk Tuhan, Ibu, dan Si Dia kalau kata si Wahyu. Pulang dari sana evaluasi besar-besaran bahas dari hari pertama sampai saat itu.

Esok harinya persiapan pulang ke Bandung. Ke Bandara jam 11an baru take off jam 13an lah. Bablas Jumatan sih. Transit di Denpasar sebentar dan langsung naik pesawat berikutnya menuju Bandung.


Arrivederci Lombok! Suatu hari nanti aku kembali berkunjung ke Rinjani-mu dan Gili Trawangan-mu. Pasti, Tentu setelah saya selesaikan tugas akhir ini.



14.9.13

Jatihandap Festival - Linggarjati

Satu minggu saya bertualang di dunia nyata. Setiap hari selalu ada yang baru. Setiap jamnya selalu ada penyesalan baru. Karena setiap menitnya tidak berbuat lebih banyak, dan waktu teruslah berpacu. Rasa-rasanya satu minggu ini tidak bisa saya rangkum dalam 1 postingan blog. Tapi saya coba.

***


Minggu, 8 September 2013
Gang IV Perbatasan RT 07 dan RT 02 RW 06.

Ini hari yang dinanti sekaligus yang ingin dilewati begitu saja. Dinanti karena ini event besar karang taruna RW 06, dan ingin dilewati karena kami semua lelah jiwa raga. Untungnya masih ada satu hal yang tersisa : semangat. Ciee bahasa lu sok sok bijak. Lha wong emang begitu sih. Yang saya lihat, sedari pagi sudah siap sedia di lokasi acara. Malamnya sudah briefing teklap dan sebagainya. Jadi pagi ini semua siap melakukan perannya masing-masing. Bazaar pagi dimulai sebelum pembukaan soalnya tau sendiri lah ibu-ibu kalau dikasih yang murah enak yaa langsung samber sikat miring. Selang waktu 3 jam itu makanan udah habis 3/4 nya. Nota udah sampe belakang-belakang juga. Alhamdulillah~




Lalu lomba busana muslim. Peserta lomba yang membludak. Tapi untungnya size mereka bukan yang super-super. Minion-minion gitu lah.hahah





Lanjut ke acara pentas kreasi seni. Khusus anak sih tapi ya begitulah anak-anak jaman sekarang. Saya kan di backstage sebagai sound engineer juga. Buka playlist lagu-lagu tari mereka. Antara ketawa, geleng kepala dan miris. Yang pertama lagunya : Buka Sikit Joss - Annisa Bahar, Miring-miring gak penting (lagu siapaaa itu), Goyang Bang Jali - Deny Cagur, Oh - SNSD, JKT48 - Aitakatta. Haduh hadu..




Ada juga sih yang bernuansa islami





Sesi pagi selesai jam 12. Break dan berak sampai jam 1. Lanjut dangdutan laah biar matahari hot jeletot tambah hot kalau tambah dangdutan. Dari siang sampai sore jeprut itu dangdutan. Sejujurnya saya tidak pernah setuju memasukkan dangdut dalam list acara. Bukan apa-apa, tapi banyak mudorotnya. Ya yang nyanyi pakeannya kurang bahan lah, ya yang nontonnya anak kecil pula lah, yaa yang jogetnya ada yang mabok-mabok lah. Ini semua karena dangdut disarankan oleh para bapak-bapak yang menjabat di daerah sini. Mau gak mau yaa pemuda ikut. Konsekuensinya kalau membantah yaa begitulah. Tapi jam 5 sore sudah ditutup acara dangdut ini. Sudah bubarr!!




Nah sekarang tiba giliran acara puncak. Kalau tadi ada dangdut, sekarang ada tabligh akbar. Jadi seimbang nih. Kalau tadi mungkin banyak yang bikin dosa, nah sekarang acaranya buat tobat. Sok di daerah mana lagi yang punya acara model begini. Cuma jatihandap bro. Pembukaan ada tarian-tarian islami dari 4 masjid terdekat : Al Ikhlas, Sidrotul Muntaha, Ar-Roudhoh, Al Huda. Dan tibalah mubaligh kenamaan abad ini : Ustd Rifa Pildacil Indosiar. Saya bilangnya begitu karena kurang tau nama lengkapnya. Seru sih ceramahnya. Kalau biasanya tiap pagi badan disiram air ledeng, sekarang rohani yang disiram. Basyah basyah..




Karena ustad rifa ini, saya jadi nge-yutub-in lagu-lagu rhoma irama.


The last but not least, Saya berterima kasih pada seluruh panitia Linggarjati (Lingkar Penggerak Pemuda Pemudi Jatihandap) yang berkontribusi banyak pada acara Jatihandap Festival ini. Overall sukses berat. Berkat semua, saya jadi lebih kenal teman sebaya di lingkungan rumah. Karena selama ini lebih banyak hidup di kampus dan saya kurang banyak berbuat untuk lingkungan tempat tinggal. So proud of you guys. Sampai jumpa di tanggal 28 Oktober nanti. Acara akbar kita semua.haha



Ternyata tidak cukup dalam 1 blog. Soal cerita keesokan harinya saya lanjut di postingan yang lain. Arrivederci!! :)


Trip Intergalaksi

Selasa, 23 Juni 2020 03.22 dini hari Kisah ini saya tulis begitu bangun tidur dari mimpi yang tidak akan pernah saya lupakan. Mimpi yan...