29.11.13

Solvember

Masalah lambatnya progress Tugas Akhir bisa diatasi dengan bermain Need for Speed Carbon. Sudah 2 hari saya bermain dan alhamdulillah, kecepatan mobil saya kenceng. Ardhyaska Amy, 22 tahun.

***

25 November

Meskipun sudah lalu-lalu, tapi belum basi-basi amat lah. Ini tentang pendidikan dari sudut pandang mata kodok dengan 3 titik hilang. Pagi hari tanggal 25 itu saya baca di koran kompas ada sebuah tulisan oleh Luki Aulia yang berjudul : Guru Kaku Sudah tak Laku. Saya kutip beberapa isinya.
Dalam Forum tahunan World Innovation Summit for Education (WISE) ke-5 di Doha, Qatar, dibahas persoalan di jenjang pendidikan dasar. Menurut para peserta, keterbatasan akses bukan satu-satunya penghambat pendidikan berkualitas, tetapi juga kualitas guru. Di forum tersebut banyak menggugat dan mempertanyakan terutama tentang guru yang masih mengajar dengan gaya kaku, konvensional, satu arah, tanpa proses dialog atau diskusi dengan murid (seperti mayoritas sekolah di Indonesia). Bahkan guru dianggap sebagai penyebab lahirnya generasi yang tidak memiliki keahlian atau keterampilan yang dibutuhkan di abad 21 ini.
Menurut sosiolog, filsuf, peneliti Edgar Morin, tugas guru justru menyiapkan generasi yang siap menghadapi kehidupan yang kian kompleks dan serba tidak pasti.
Dewasa ini, pengetahuan bisa didapat dengan mudah dengan internet atau aplikasi dengan platform digital. Namun, peran guru tetap tidak bisa digantikan dengan teknologi secanggih apapun. 
Di Finlandia, negara yang memiliki kualitas pendidikan terbaik, tidak mudah menjadi seorang guru. Untuk menjadi guru minimal S-2 dan ada pelatihan 5 tahun. Jadi, untuk menjadi seorang guru berkualitas perlu waktu sekitar 7-8 tahun.
Impor guru dari Finlandia? Tidak bisa. Guru Finlandia tidak bisa membuat keajaiban jika tidak didukung sistem pendidikan yang benar.

Berdasarkan pengalaman penulis dari SD hingga kuliah yang belum tamat-tamat ini, mayoritas guru yang pernah saya temui adalah guru kaku. Ada beberapa faktor.

Pertama, bisa jadi dia guru seni tari robotika.

Kedua, faktor usia. Pemikiran guru yang (maaf) kolot, itu yang membuat proses belajar mengajar menjadi terkesan kaku. Tidak update kondisi dunia terbaru. Tidak mau membuka sumber lain selain buku yang tersedia. Karena faktor usia ini pula terkesan ada batas kasat mata yang membuat pemikiran murid dan guru menjadi tidak akur. Berbeda kondisinya jika rentang usia guru dan murid tidak terlalu jauh. Selain masih adanya jiwa muda, guru tersebut juga paham bagaimana mengajarkan ilmu yang memang sesuai dengan umur muridnya dan cara menyampaikannya pun tidak seperti pepatah nenek moyang tapi lebih terkesan sharing dari kawan.

Ketiga, tidak kreatif. Guru yang seperti inilah yang banyak di Indonesia. Saya kurang paham pendidikan guru seperti apa. Tapi harusnya metode kreatif juga dipelajari guru. Dampak dari kurangnya metode berpikir kreatif pada guru adalah guru-guru mayoritas malas membuat gambar, Malas membuat simulasi fisika, kimia, biologi, dan lainnya. Praktikum dengan metode yang itu-itu saja. Misalnya praktikum magnet, ya hanya praktik sedot-menyedot magnet, bukan membahas produk-produk teknologi yang berbasis teknologi magnet, misalnya Maglev gitu. Itu sebabnya murid hanya ingat materi, bukan paham penerapan materi di kehidupan sehari-hari. Ingatannya lalu dites ketika ujian-ujian. Setelah ujian, poof! Akan berbeda hasilnya jika murid paham materi. Yang dingat adalah konsep dan penerapan di kehidupan. Dan untuk membuat murid paham, perlu juga cara mengajar kreatif juga interaktif. Kreatif itu bukan berarti harus bisa menggambar dan bukan pula harus menjadi guru kesenian, tapi semua guru, pengajar, dosen, dan apapun pekerjaan mulia itu sebangsanya, perlu pola berpikir kreatif.

Keempat, guru mengucapkan dan menuliskan apa yang ada di buku/presentasi lalu murid mengingatnya, bukan mengajari hubungan antara ilmu yang diberikan dengan kehidupan yang lalu, saat itu, dan masa yang akan datang. Ilmunya banyak? Tentu. Dan masa pendidikan sekarang semakin dimampatkan. Misalnya kuliah yang dulu bisa bertahun-tahun, sekarang harus 4 tahun dengan porsi ilmu yang luar biasa bejubel. Saya baru membaca sebuah artikel yang berjudul The New Retirement Age Is Thirty. Di sana dituliskan bahwa anak kecil sekarang masih dididik untuk menemukan passion dan cita-citanya di masa depan. Dulu, konsep tersebut memang ideal, bahwa setelah nanti ketika ia bersekolah, ia harus mencari ilmu yang sesuai dengan cita-citanya/passionnya. Bukan benar bukan salah. Namun di era sekarang, pertumbuhan penduduk sudah tidak terkendali. Anak-anak sekarang harusnya bukan hanya diajari ilmu untuk mendapatkan cita-citanya, namun juga dididik keahlian dan keterampilan lain di luar bidang yang ia gemari. Diajari juga bagaimana berpikir kritis sehingga ketika ia berada dalam kondisi serba tidak pasti, anak tersebut mampu memecahkan persoalan baik dirinya sendiri maupun lingkurngan sekitarnya.

Kelima, belum nonton 3 Idiots. Kalau belum nonton, coba bapak ibu guru nonton. Di movieroom ada. Perhatikan sosok Rancho pasca lulus kuliah. Dia jadi apa, dia membuat apa, dan bagaimana dia mengajarkan teknologi pada anak-anak.

Tulisan ini mudah dibuat namun menjadi seorang guru itu sulit. Mencari guru ideal lebih sulit. Jadi, karena mencari guru ideal bagi anak-anak itu sulit, mengapa bukan anda yang menjadi seorang guru ideal bagi anak-anak dan lingkungan sendiri? :)

Selamat Hari Guru.

***

26 November

Berurusan dengan mahasiswa surabaya terkait kasus video yang menurut mereka ngeselin tapi menurut saya keren karena itu bikinan saya sendiri. Pasca lomba mobil-mobilan saya bikin video sampai peduli amat sama TA. Diupload, ketahuan anak itees, mereka meradang. Klarifikasi sana sini. Problem solved setelah malam harinya telpon-telponan sama panitianya. Videonya dihapus dari dunia maya. Masih ada di laptop. Jadi harta karun.

***

29 November

Habis dari forum silaturahmi bulanan di gedung kuliah sendiri. Diakhiri dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Lalu ada monyet-monyet yang ngakunya dewasa tapi kelakuan masih monyet coro-coro. Mereka lemparin pesawat-pesawatan dari kertas ke tengah lapangan tempat masa kampus berada waktu menyanyikan hymne negara. Bukan itu caranya untuk menjadi unik dan 'nyeni' ala anak seni. Nyeni itu gak norak dan murahan macam tadi.

***

Masalah hanya akan berhenti kalau hayat sudah tidak dikandung badan. Selama itu masih ada, selesaikanlah. Dan tiap masalah yang dilewati membawa manusia ke level berikutnya.

23.11.13

How to Enjoy a Live Concert

Kapan terakhir kali kamu jingkrak-jingkrak kesetanan ketika nonton konser band? Yang saya maksud tentu band yang lagu-lagunya nge-beat. Masa iya sih mau moshing di konsernya maher zain. 

Saya terakhir kali puas bergiga-giga menikmati konser musik itu tahun 2010. Sisanya hanya jungkir balik biasa tapi tidak sepuas 2010 itu. Saat itu beberapa minggu sebelum Pasar Seni ITB ada event di lapang basket kampus. Entah anak mana yang ngadain acaranya. Bintang tamunya Homogenic. Boleh dibilang acaranya gak terlalu ramai. Saat itu saya bersama performers pasar seni sedang latihan di boulevard. Si Kak Bintang yang saat itu jadi pelatih mengajak semua anak-anak performers nonton itu acara dan nikmati sepuasnya. Saat itu, si teh Risa nyanyi lagu pertama. Barisan depan panggung masih melompong. Kami tim performers bersiap merangsek membelah kerumunan sambil joget-joget. Alhasil, pecah nyet!

Boleh dibilang dari lagu ke-dua sampai lagu terakhir itu kami seperti orang kesurupan. Loncat, berteriak, minum, berteriak lagi, putar-putar, pusing-pusing, tepar, puas. Capek tapi puas.

Bandingkan dengan sekarang?

***

Malam tadi saya nonton gigs gratisan lagi. Ada Netral di kampus. Sejam sebelum tampil itu lapangan cinta udah full tank sama umat manusia. Sebelumnya saya optimis kalau ini bakal gila seisi lapangan. Dan  kenyataannya sudah terlihat dari awal. 



Pernah tau lagu Lintang? Itu yang jadi soundtrack film Laskar Pelangi. Itu yang jadi lagu pembukanya. Kerumunan tengah seru edan. Tapi yang pinggir-pinggi sedu sedan.


Hanya kerumunan tengah yang seru. Mereka lompat mereka berteriak mereka yah gitu lah. Kalau orang yang pernah lepas se-lepas-lepasnya nonton konser pasti tahu rasanya. Lalu bagaimana dengan kerumunan lainnya? Saya akan kategorikan tipe-tipenya.

1. Si hipster
Pertanyaan yang akan muncul pada tipe yang ini adalah : mau nonton konser apa pamer? Karena yang dia lakukan hanya berdiri pengen paling tinggi/paling depan, bawa smartphone-nya, upload di instagram/medsos lain, pantang pulang sebelum smartphone nge-hang. Biasanya, orang tipe ini hanya nge-fans pada personelnya saja. Kalau cewek biasanya tebang pilih. Personel yang ganteng dipilih dan yang di bawah garis kegantengan ditebang. Selama konser, kerjaannya hanya foto-foto si ganteng itu saja sambil teriak-teriak annoying namanya. Tinggal lihat aja komat-kamit bibirnya. Pasti suka gak sinkron. Itu karena dia cuma hafal part-part lagu yang dia suka saja. Saran : jangan pernah ngajak orang tipe ini kalau nonton konser. Nanti virus ke-gak asik-an dari dia menular. Impact-nya ya kamu bisa saja ikutan gak menikmati karena merasa orang yang diajak itu gak bisa ikut gila-gilaan.

2. Si fotografer/videografer
Orang tipe ini kastanya di atas si hipster. Selain dilihat dari jenis kameranya, juga dari attitudenya. Dari kamera, jelas dia pakai seri-seri bagus misalnya Canon EOS 5D Mark III + Flash segede janin + tripod setinggi patung pancoran + lensa segede ban stum. Tujuannya juga mungkin bukan untuk ajang pamer belaka lewat jejaring sosial. Mungkin dia dari majalah apa, koran apa, radio mana, yang tugasnya khusus ngeliput acara hiburan. Fotografer/videografer professional biasanya paham attidue & manner. Contohnya, dia gakan foto pakai flash berlebihan jika dilarang. Dia tidak akan memotret di area yang menghalangi penonton. Dia memotret seperlunya, dengan momen yang telah diperhitungkan supaya gak boros shutter count. Jadi, kalau di konser-konser bertemu fotografer/videografer seperti kriteria di atas, jelas dia bukan fotografer/videografer walaupun dia pegang spek kamera yang sama, tapi attitudenya gak beres. Dia cuma anak muda yang membawa canon.

3. Si oportunis
Saya pernah baca tulisan entah di mana, kalau mengajak kencan ke konser musik itu romantis. Yaa tergantung eksekusinya. Contohnya ya malam tadi. Konser netral, band asik tapi yang pada bawa partner lawan jenis pada gak asik. Kasihan salah satunya kayak tahanan yang diiket bola beton. Ada yang lagi pedekate, nontonnya macem truk gandeng - jaga jarak sambil jaim-jaim. Ada yang resmi berpacaran, foto-foto selfie, cari-cari kesempatan pegangan tangan, rangkulan, *maaf* pelukan, dll. Atuh euy jangan karena digelapin jadi oportunis. Yang lebih ekstrim banyak menimpa si laki ketika si cewek yang dia ajak menunjukkan raut tidak senang lagu-lagunya. Kemungkinannya banyak. Pertama, si laki bisa ikutan diem dengan dalih "gak enak" sama si ceweknya. Kedua, si laki yang menanyakan "gak suka ya?mau pulang?". Ketiga, si laki yang 'diseret' ketika ceweknya minta pulang. Oya, manusia-manusia tipe ini juga yang membuat kerumunan yang gak asik buat menikmati konser musik. Apalagi musik bergenre kenceng yang enaknya sambil jungkir balik. Mereka ini cocoknya direlokasi ke tausiyah mamah dedeh. Selain bisa berdua, juga bisa ada batasan. Bukan muhrim. Saran saya, kalau situ laki, mau nonton konser Boomerang, pacaran aja sama polwan. Kalau mau nonton Hadad Alwi Sulis, putusin dulu polwannya, ta'arufin tuh Fatin Foya.

4. Geng gongs
Nonton gigs bareng bros & sis biasanya seru. Kalau mau jungkat-jungkit seenggaknya ada temen lah, gak terlalu dianggap abnormal. Memang. Tapi samakan dulu visinya. Selera musiknya, dan tingkat fanatiknya pada musisi yang bersangkutan. Kalau semuanya memang udah senasib sepenanggungan doyan gila-gilaan, ya why not. Lebih seru malah. Kecuali kalau diantara mereka ada yang susah diajak asik-asik. Kalau yang non asiknya sendirian, ya maaf-maaf aja, mending tinggalin aja. Kalau yang non asiknya mayoritas, dan kamu minoritas asik, mending cari kerumunan yang asik lalu membaur. Sekalian aja moshing-moshing biar itu kerumunan seperti diaduk rata biar nanti jadi adonan cakue.

5. Hijabers
Kemungkinan ini jangan dilupakan loh. Temen saya ada hijaber tapi doyan Avenged Sevenfold. Dan di konser-konser band juga jangan dilupakan kaum-kaum ini. Mereka gabisa asik secara bebas karena mereka punya keyakinan, dan keyakinan itu perlu dihormati. Masa iya jilbaban tapi joget-joget mirip dangdut koplo. Nah, solusi untuk yang satu ini harusnya ada. Seperti memasang kain hijab (pembatas) bagi yang ingin berekspresi tapi tetap syar'i. (naon). Itu cuma candaan penulis. Jangan ditiru nanti bid'ah. Intinya yang laki musti tetap respect pada perempuan. Mau itu berjilbab ataupun enggak. Atau solusi paling desperate adalah, laki-lakinya pake gamis. Break solat magrib bisa langsung tayamum trus solat. Siapa tau di tempat konser langsung ketemu makmum buat seumur hidup.

6. Fanatik berlebihan
Penjelasan ini sudah sedikit dibahas di poin pertama. Bedanya, orang-orang ini paham betul siapa musisi yang ia tonton. Idola, sosok inspirasi, uswatun hasanah, pokoknya yang ia puja-puja. Tetapi kadarnya suka terlalu berlebihan. Yang berlebihan tentu tidak baik bukan? Fans-fans ini da yang rela datang berpuluh-puluh kilometer demi aksi panggung idolanya ini. Mereka adalah orang-orang yang berada di garda terdepan loket pembelian tiket supaya dapat spot paling depan panggung. Mereka pasti orang-orang asik yang menikmati konser dengan hepi-hepi the real happiness. Ini agak OOT. Tapi ada sayangnya, apa pernah ingat waktu? Mungkin bagi kaum muslim paham kapan waktu ibadah. Kalau di pikirannya hanya ada idola, dan rela melakukan apapun demi melihat aksi idola, lantas kapan dia ingat Tuhan? Ini mabok. Mabok hilang kendali pikiran. Lebih parahnya nanti terjadi ketika konser dimulai. Kalau mau cari tahu siapa provokator keributan, tinggal cari saja orang-orang tipe begini. Karena terkadang suka bikin atmosfer konser malah jadi "apaan sih".

Nonton konser atau gigs atau apapun itu namanya bukan hanya melibatkan suara. Tapi lebih pada emosi jiwa. Bahkan bisa saja sampai melibatkan faktor spiritual. Hanya saja, sekarang ini terasa ada yang hilang kalau menonton konser-konser band. Sudah bergeser dari ajang hiburan menjadi ajang unjuk eksistensi, pengakuan individu dari orang banyak bahwa dirinya datang ke acara itu dengan bukti foto-foto bagus, tanpa menikmati betul-betul. Esensi hiburan kan bersenang-senang, berekspresi, dan masih dalam kewajaran tentunya. 

Berikut ini ada tayangan konser yang menurut saya benar-benar asik seasik-asiknya manusia bisa ber-asik. Penasaran rasanya? Coba gausah jaim-jaim kalau nonton konser. Pasti seru bin pecah bin giga ultimate pecah. Selamat mencoba.


11.11.13

Lovember - Sederhana

Ada yang lucu malam ini. Seorang teman di jejaring sosial memposting sebuah status berupa percakapan pria dan wanita yang bunyinya seperti ini :


Man: Will you marry me?
Women : Do you have a house?
Man : No
Women : Do you have BMW?
Man : No
Women : How much your salary?
Man : I don't get any salary
Women: You guy are nothing for me. Just stay away of me!

Man: Ok I ain't propose you again but let me explain. I haven't house because I have two apartment. I haven't BMW because I like Lamborghini and I don't get any salary because I am a boss in my company, who do you expect to pay me?


Dari percakapan itu, ada2 hal yang menurut saya perlu ditindaklanjuti. Pertama, seorang bos di suatu perusahaan berbeda arti dengan leader. Karena menurut hemat saya, seorang leader itu memimpin di depan, setara dengan yang dipimpin. Sedangkan bos, dilihat dari hierarkinya berada di atas, dan jika diartikan cenderung memerintah, dompleng-dompleng bawahan untuk dimanfaatkan. Jadi pilih bos apa leader? Kedua, apakah pertanyaan-pertanyaan macam itu yang pertama kali muncul di benak mayoritas perempuan ketika ada seorang laki-laki yang tertarik padanya?

Sore tadi kumpul di ruang TA sama si yoga, irfan, sapi, riki. Lalu ada yang bilang "mapan dulu aja, nanti juga cewek mah nyamperin sendiri". Saya jadi teringat ucapan paman. "Bogoh ka awewe mah modal cinta wungkul teu mahi. Rek mere dahar anak istri make cinta?" (Mencintai perempuan tidak cukup hanya bermodal cinta. Memangnya mau beri makan anak istri pake cinta?). Maksudnya, tentu perlu juga materi, aset, tabungan, untuk jaminan hidup. Tapi sepertinya, kemapanan terasa kurang relevan jika harus menjadi pertimbangan. Bagaimana kalau si laki-laki ternyata memiliki semua materi yang membuatnya terlihat mapan tapi si perempuan tidak tahu harta itu berasal dari mana. Bisa juga dibalik. Bagaimana kalau ternyata si laki-laki memang sudah mapan, namun karena kesederhanaannya, segala yang dimiliki sengaja tidak dia perlihatkan. 

Jadi mau lo apa sih mi?


***

Ada sebuah kisah romantis antara dua sejoli yang ribuan kali lebih awesome dibanding romeo juliet. Sayangnya, tidak banyak orang tahu. Ini tentang Ali dan Fatimah. Cinta Ali bin Abi Thalib dan Fatimah Az-Zahra memang luar biasa indah, cinta yang selalu terjaga kerahasiaannya dalam sikap, kata, maupun ekspresi. Hingga akhirnya Allah menyatukan mereka dalam sebuah ikatan suci pernikahan. Konon, karena saking teramat rahasianya, setan saja tidak tahu urusan cinta diantara keduanya. Sudah lama Ali terpesona dan jatuh hati pada Fatimah, ia pernah tertohok dua kali saat Abu Bakar dan Umar melamar Fatimah. Sementara dirinya belum siap untuk melakukannya.


Namun, kesabaran beliau berbuah manis, lamaran kedua orang sahabat yang sudah tidak diragukan lagi keshalihannya tersebut ternyata ditolak oleh Rasulullah. Hingga akhirnya Ali memberanikan diri, dan ternyata lamarannya yang mesti hanya bermodal baju besi diterima oleh Rasulullah.



Di sisi lain, Fatimah ternyata juga sudah lama memendam cintanya kepada Ali. Dalam suatu riwayat dikisahkan bahwa suatu hari setelah keduanya menikah, Fatimah berkata kepada Ali,
"Maafkan aku, karena sebelum menikah denganmu, aku pernah satu kali merasakan jatuh cinta kepada seorang pemuda dan aku ingin menikah dengannya",

Ali pun bertanya mengapa ia tak mau menikah dengannya, dan apakah Fatimah menyesal menikah dengannya.

Sambil tersenyum Fatimah Az-Zahra menjawab, "Pemuda itu adalah dirimu".

Diceritakan, Ali Bin Abi Thalib waktu itu ingin melamar Fatimah, putri nabi Muhammad saw. Tapi karena dia tidak mempunyai uang untuk membeli mahar, maka ia membatalkan niat itu. Ali segera berhijrah untuk bekerja dan mengumpulkan uang. Pada saat Ali sedang bekerja keras, ia mendengar kabar kalau Abu Bakar ternyata melamar Fatimah. Wah, bagaimana agaknya perasaan Ali, wanita yang sudah dia inginkan dilamar oleh seseorang yang ilmu agamanya lebih hebat dari dia. Tetapi Ali tetap bekerja dengan giat.

Lalu setelah beberapa lama Ali mendengar kabar kalau lamaran Abu Bakar kepada Fatimah ditolak. Ali tertegun dan sedikit bergembira tentunya, kata Ali “waah, saya masih punya kesempatan ”. Setelah mendengar kabar itu, Ali bekerja lebih giat lagi agar cepat mengumpulkan uang dan segera melamar Fatimah. Tapi tak lama setelah itu, Ali mendengar kabar kalau Umar Bin Khatab melamar Fatimah. Wah, sekali lagi Ali mendahulukan orang lain, bagaimana perasaannya? Tapi tak berapa lama Ali mendengar kalau lamaran Umar bin Khatab ditolak. betapa senangnya Ali, mendengar kabar itu.

Tapi tak lama, kesenangan itu kembali pudar karena terdengar kabar lagi, ternyata Utsman bin Affan melamar Fatimah. ini sudah yang ketiga kalinya, kata Ali “mungkin kali ini diterima. Kalaulah Usman tidak melamar Fatimah secepat ini, InsyaAllah tidak lama lagi saya akan melamar Fatimah, tapi , apa hendak dikata , adakah mau mengalah?".

Dan sekali lagi, tidak berapa lama dari itu, kabar ditolaknya lamaran Utsman bin Affan pun terdengar lagi, betapa bahagianya Ali. Semangat Ali untuk melamar Fatimah pun berkobar lagi, dan semangat itu didukung oleh sahabat-sahabat Ali. Kata sahabatnya “ pergilah Ali, lamar Fatimah sekarang, tunggu apa lagi? kamu kan sudah bekerja keras selama ini, kamu juga sudah mengumpulkan harta dan cukup untuk membeli mahar. tunggu apa lagi? Tunggu yang ke4 kalinya? baik cepat!”

Dengan segera Ali memeberanikan diri untuk menghadap ke Nabi Muhammad saw. dengan tujuan melamar Fatimah, dan sahabat-sahabat tahu? lamarannya diterima!

Ternyata memang dari dulu Fatimah az-Zahra sudah mempunyai perasaan dengan Ali dan menunggu Ali untuk melamarnya. Begitu juga dengan Ali, dari dulu dia juga sudah mempunyai perasaan dengan Fatimah az-Zahra. Tapi mereka berdua sabar menyembunyikan perasaan itu sampai saatnya tiba, sampai saatnya Ijab Kabul disahkan. Walaupun Ali sudah merasakan kekecewaan 3 kali mendahulukan orang lain, akhirnya kekecewaan itu terbayar juga.

***

Jaman dulu taraf keromantisannya udah kayak gitu aja. Sekarang pemuda pemudi sok tau yang dimabok nafsu udah mamih papihan berasa paling bahagia. Bicara masa depan, punya mobil, punya rumah, punya ipad, makan di cafe-cafe, junkfood, dst. Kalau saya sendiri  sebagai mantan pemuda sok tau itu merasa berat. Lah bukan waktunya membelanjakan hasil kerja keras untuk seseorang yang belum tentu jadi pendamping seumur hidup. Mending nabung. Investasi.

Andaikata ini mah. Andaikata bertemu jodoh, semoga saja bertemu ketika saya pakai celana jeans yang 3/4 dengan noda resin dimana-mana itu, atau ketika saya makan pecel lele saja, atau ketika mengendarai ontel butut jadul. Karena memang itu adanya. Bukan levi's, bukan Hanamasa, bukan BMW. Tapi sekarang saya sedang mencoba mencapai itu. Kerja keras. Yang hasilnya tentu hanya diperuntukkan untuk The Chosen One. Bismillah!

***

Tapi kamu jangan lihat dulu. Biar aku tahu, kalau kamu menerimaku bukan karena hartaku.

10.11.13

Ngalamun soal hirup manusa

Abdi nyerat ieu ngangge basa sunda supados teu ditiron ku gramedia.

***

Upami dietang-etang, jalmi-jalmi nu hirup di dunya ieu teh kinten-kinten 7 milieur saurna internet mah. Tos mangrupi-rupi pidamelan dilakonan ku mangpirang-pirang jalmi ti sabudeureun planet bumi. Pitaroseun ayeuna mah, kumaha hirup genep taun ka hareup, puluhan taun ka hareup? Anak incu arurang kumaha?

Titingalian jaman kiwari, abdi sok ngahayal anu tungtungna teh sok seueur pitarosan ka diri nyalira. Misalna, pas nuju nenjo pelem worwarzet (wwz). Dicarioskeun yen zombie teh panyawat. Tapi pami ditingali di tungtung pelem, eta aya scene si jombi teh dibakar, dibinasakeun masal. Ke heula.. pas di scene ieu, abdi gaduh pamikiran : upami leres di taun-taun ka payun jalmi teh kacida seueurna, sareng nyababkeun konflik sosial, hiji cara anu panggampilna tur pangenggalna nyaeta jumlah manusana kedah dikirangan ku cara isu jombi, panyakit, atawa nu mindeng disebat ku senjata biolohis. 

Kamari-kamari abdi nyaksenan aya pidio run for your lives. Nyaeta hiji hajatan lulumpatan mung nu ngariringanna teh didangdosan sapertos jombi. Beksonna oge aya lagu .."radioactive..radioactive..". Na leres kitu ieu hajat teh perkawis simulasi pami senjata biolohis eta teh janten kanyataan? 

Atanapi, kumaha pami otak manusa teh tiasa dikendalikeun ku batur. Da jaman ayeuna kan seueur nu ngakses internet. Tiasa ti hape atanapi laptop. Apanan tiasa wae tina eta internet teh dikintunkeun mangrupa gelombang anu dugi ka otak manusa. Gelombang nu lebet kana otak eta teh kanggo 'ngendalikeun' pikiran, kahoyong, napsu, jeung sajabana anu hubunganna sareng otak. Teras dina hiji waktu nu tos ditangtoskeun, eta kendali otak manusa teh diaktifkeun nu matak seueur jalmi anu silihbunuh, silihbacok, jeung kalakuan nu teu manusiawi sanesna. Naudzubillahimindzalik nya barudak..

Kumargi kitu, hayu atuh urang sosonoan sareng batur teh. Ulah raribut wae ku perkara alit. Ssabilulungan dasar gotong royong. Ti kapungkur ge manusa mah tos kodratna hirup sasarengan. Tujuan hirup ge nyaeta kanggo urang bekel ka aherat da dunya mah moal dicacandak. Jeung hiji deui. Kedah teterasan emut ka Gustu Alloh Nu MahaAgung. Sagalarupina tangtos aya jalanna. Jalmi mah ngan ukur tiasa ikhtiar sareng ngadoa mugia hirup di dunya teh aya barokahna. Aaamiiin
***


Ieu carita ngan sakahoyong penulis. Hapunten pami aya lepat nu kapihatur, pami seuuer cariosan anu seukeut kana manah atanapi aya eusi nu mahiwal.

Get busy, done, then what?

7-9 November 2013

Sudah 2 hari tidak pulang rumah. Kangen gitar dan masakan bundo. Sudah 2 hari air tak kena badan. Kehidupan hanya sekitar laboratorium konversi - salman. Project kecil-kecilan mobil listrik sudah diambang batas karena sabtunya (alias kemarin) musti dikirim ke surabaya. Badan gatel segambreng-gambreng karena jaket isinya debu fiber semua. Rambut lecek keringetan bau kambing. Keringet kemarin mengendap jadi daki. Yang bikin parah itu pas kamis jam 2 dini hari dorong-dorong motor dari pombensin DU ke monumen perjuangan. Ban bocor (lagi) brow. Habis nganter si winnie sih pantes aja. Tapi sekarang beta sudah wangi kembang sedep malem. Sudah mandi dan makan nasi. Si mobil yang bernama ( -belum ada namanya- ) itu semalem sudah dimasukin mobil bok walaupun kondisi elektriknya belum akel balegh.






***

10 November

Hari Pahlawan.
Ketika bro-bro-mu sudah mustahil diajak cabut-cabutan pergi seenak dengkul karena mereka sudah berpacar/bersayang/bermamihpapihan sama ceweknya, maka pergilah seenak dengkulmu sendiri. Bersenang-senang tidak harus bersama-sama. Tapi kalau tidak bersama-sama rasanya ada yang kurang. Momennya.

Preview TA, persiapan Cikal, PKM, project logo, berlalu laksana butiran debu. Sedikit memanjakan rohani dengan hiburan itu bukan dosa asalkan hiburannya bukan yang gak karu-karuan. Kemananya saya tidak tahu. Pasti sulit jika direncanakan. Kasusnya kayak si oji buluk yang ngajak ke Dieng. Wacana weh kabeh. Jadi mending impulsive. Tiba-tiba pesan kereta, tiba-tiba bertanya saat tersesat, tiba-tiba bekerja paruh waktu untuk ongkos pulang, tiba-tiba seru. Awal-awal kuliah masih sempat seperti itu. Karena bro-bro terdekat masih komblo lapuk yang bisa sebebasnya dipanggil bahkan delivery order. Datang ke rumah jam 2 pagi tak masalah hanya untuk nyeduh kopi. Sekarang kondisinya berbeda.

Berdasarkan riset Dokter Boykeu, 1 dari 3 sahabat akan punya kans lebih besar untuk sendirian ketika 2 sahabat lainnya sudah punya gandengan. < Jir perumpamaan macam apa. Gapapa asal ber-rima. Tidak usah dipungkiri bro memang beginilah kenyataan deritanya tiada akhir. Tapi di kamus saya, kalau lagi ga asik ya dibikin asik. Mau sendirian ya ga masalah. Masih ada Tuhan dan alam.

Solitude is something you choose. Loneliness is imposed on you by others.

***

Berangkat! Kita lihat nanti kemana kaki ini membawa raga.

7.11.13

Test Drive

Sesibuk-sibuk berkegitan, kalau tertarik pasti menyempatkan waktu. Untuk sementara ini, yang menarik buat saya hanya 2 hal. Cikal dan Cikal.

Dari pagi mungkin sudah tawaf di kota bandung. keliling kota sama anas. Nyari bahan-bahan buat desain mobil. Siang sampai sore ke bengkel ciumbuleuit ngecek progress mobil. Alhamdulillah segini mah ada kemajuan. Malam harinya baru lanjut lagi. Test drive baru dilaksanakan jam 1 dini hari. Pulang dari sana, ban kembali  bocor. Kali ini jam 2 dini hari menuntun motor dari dipati ukur sampai depan unpad. Pertanyaannya, ban bocor kok hobi? jam 2 dini hari pula..

5.11.13

Kebetulan Berantai

4 November.
Selamat tahun baru 1435 Hijriyah!! Beruntungnya saya masih melihat tradisi pawai obor di malam tahun baru Islam. Tadinya berniat ikut jalan kaki juga. Berhubung berenyit-berenyit keponakan kepingin ikut, ya beta bawa motor. Rutenya dari lapang Cicabe menuju lapangan sempit daerah Cikadut. Penasaran kayak gimana serunya? Let's find out! *ala Jebraw*






***

5 November.

Sebuah hari akan diperngaruhi oleh bagaimana kita menyambut mentari terbit. Dan sebuah esok akan dipengaruhi oleh bagaimana kita mengantar mentari tenggelam.

***

Siang tadi ketika sedang asyik nongkrong di sekre km, saya baca sebuah dakwah online tentang shalat subuh. Di sana tercantum kutipan hadist:

“Setan melilit leher seorang di antara kalian dengan tiga lilitan ketika ia tidur. Dengan setiap lilitan setan membisikkan, ‘Nikmatilah malam yang panjang ini’. Apabila ia bangun lalu mengingat Allah, maka terlepaslah lilitan itu. Apabila ia berwudhu, lepaslah lilitan yang kedua. Kemudian apabila ia shalat, lepaslah lilitan yang ketiga, sehingga ia menjadi bersemangat. Tetapi kalau tidak, ia akan terbawa lamban dan malas”.

Meeen!! Oke ini sudah sangat menampar.


Jujur saja, pagi tadi hamba terlewat ibadah subuh karena malamnya begadang tapi tiada party-nya. Dan bisa dilihat seharian bawaannya loyo. Jam 9 tanding kejuaraan badminton se-kampus. Maen-nya cupu. Dibantai mas mas GEA. Siang juga makan di ganyang loyo. Habis dari salman, ke sekre km lesu. Pokoknya semua jenis kemageran ada di hari ini. Belum lagi cobaan-cobaan yang kebetulannya masuk akal. Sendal jepit putus. Sore hari sehabis jenguk si abeng di Al-Islam, ban motor bocor. Itu juga mungkin karena melalaikan ibadah magrib. 

Ketemu tempat tambal ban pertama. Yang jaganya pemuda. Auranya menunjukkan ekspresi 'mampus luu sekarang gua kasih harga mahal'. Masa ban bocor tapi lubang anginnya copot (patah)? Dikiranya aing gatau. Trus doi bilang ganti ban aja. Harganya 55 rebu. Haih gelo meureun. Tawar munawar berlangsung. Si pemuda itu tetap keukeuh dan saya naik pitam. Saya putuskan gajadi ganti ban di situ. Pasang lagi aja bang. Saya mau pindah ke tempat lain. Bayar 5rebu lalu cabut nyari tempat tambal ban lain. Itu mah ya jalan dari al islam sampai McD margahayu. Kabayang teu? Kabayang lah. Kabayang mah pacarnya Iteung.


Ketemu tempat tambal ban kedua. Yang jaga itu bapak setengah kakek. Tapi beliau ramah. Jadi walaupun ngeluarin 45rb ya gak terlalu nyesel. Sambil nunggu ganti ban, nebeng ibadah di musholla pombensin deket situ. Keluar dari musholla lihat si kecil ini lagi guling-guling di lantai. Awalnya saya pikir dia sedang main-main sama ekornya. Lalu dia jalan mondar mandir kaya orang bingung. Pas saya perhatikan lebih dekat, masya Allah, kedua matanya tertutup. Kucing ini tunanetra.



Hati siapa takkan iba membayangkan bagaimana kucing ini mencari makan untuk dirinya sendiri, menyebrang jalan, melompati kubangan. Slina sedih aing liatnya. Kasihan. Mau dibawa pulang juga orang rumah pasti komplen besar-besaran. Doaku untukmu, boy.

***

Pulangnya ke borma antapani. Nyari baut buat masang lagi pegangan di jok motor. 

***

Jadi, bagaimana dengan esok hari? Jawabannya adalah bagaimana cara yang pantas mengakhiri hari ini.

3.11.13

Movember.

Yang sudah berlalu biarlah berlalu. Dua minggu berlalu, saatnya membuka lembar baru. November. Atau orang kekinian bilang Movember. Artinya? Bagi saya sih artinya Move-in 1000 ember. Itu analogi untuk : Kerja Keras.

Jum'at lalu sidang preview 2 tugas akhir. Setelah sebelum sebelumnya berlarut-larut dalam pkm-pkm-an, tugas akhir baru digarap h-2 sidang. Mau gak deadline gimana kalau semuanya serba one man show? PKM. Katanya sih bakal dibantu. tapi nggak banyak tuh. Apalagi di akhir-akhir. Pernah seharian dari pagi sampai malam hanya sendirian jaga di cc barat. Mau kesel ya emang udah kesel. Tapi mau diapain juga itu urusan dia sama Tuhan. Tentang komitmen pada janji, pada kepedulian, pada amanah. Tapi terima kasih pada kawan-kwan yang telah membantu sebisanya. 

Dalam 2 hari berkunjung ke villa yang sama namun berbeda acara. Pertama jumat malam acara inddes. Musyawarah kerja katanya. Saya sih datang buat main badminton.







Sabtunya acara karinov. Malam harinya didatengin warga setempat yang mabok-mabokan trus nyolot-nyolot pake bahasa sunda kasar. Untung aing pemuda setempat jadi aja ngerti.







Pagi tadi itu ada syukur di tiap tetes embun pagi. Secangkir kopi, mie goreng, matahari terbit, gitar dan bandung. 

***

Khusus untuk malam ini, pertama-tama, saya ucapkan terima kasih kepada :
1. Perempuan yang menjaga betul auratnya dengan jilbab yang sedap dipandang. Yaa biarpun saya bukan penganalisa perempuan seperti temen sebelah saya itu tapi saya paham kalau yang tipe perempuan begini memang punya nilai plus maximus.

2. Ibu saya yang berpesan singkat saat lebaran lalu : jangan pernah melukai hati perempuan.

Malam ini, saya baru buka fesbuk. Lihat home banyak foto kawan-kawan yang menunjukkan eksistensinya di bumi dengan berbagai pose di berbagai tempat. Ada 1 hal yang menjadi fokus saya malam ini. Seorang perempuan, senior seprogram studi yang kini melanjutkan studi di Jepang. Dulu, saat dia masih tingkat 3 dan saya tingkat 2, dia memang dilapisi jilbab yang menutupi aurat. Tapi update-an foto terbarunya, eh si jilbabnya copot-copot tanpa tersisa. Dengan muka-muka sumringah dia pose di mana-mana di berbagai tempat indah di Jepang. Anehnya, bukannya saya jadi hormat padanya, kagum pada prestasi dan intelektualitasnya, kok saya jadi hilang hormat sama doi ya? Kecewa. Lemah kali dia.

***

Permisi. Mau hitung-hitung bon yang berceceran. Bekas belanjaan gokana, dominos, mcd, kfc, etc.

***

Ada yang berminat menjadi partner ke espose 2013?

***

Ayo!

Trip Intergalaksi

Selasa, 23 Juni 2020 03.22 dini hari Kisah ini saya tulis begitu bangun tidur dari mimpi yang tidak akan pernah saya lupakan. Mimpi yan...