28.2.14

Jumat Berse.. wait for it.. kip-sekip

Sibuk bukan berarti selalu produktif. Maka dari itu harus dipilah pilih mana kegiatan yang memang memberikan manfaat setelah tenaga, waktu, materi ini dikeluarkan. Jangan seperti hari ini. Berangkat pagi lupa bawa hape. Sampai kampus Cuma nyimpen tas isi laptop di loker. Pulang lagi ambil hp. Jum’atan. Ngampus lagi tapi pake sepeda. And yes that’s the worst decision I made today.

Langit sih mendung-mendung tapi mendukung buat sepedahan. Jalan santai sambil nyanyi-nyanyi Keane. Sampai gasibu jam 13.02 WIB. Dari situ agak dipercepat. Seminar nyoman mau dimulai katanya. Sampai kampus langsung ke ftmd. Nonton ibu negara presentasi seminar tugas akhirnya. Sama taruna, key, baninda, ilham, ray, iman, jua ditto di front row. Mau sok-sok ngerti pake angguk-angguk tapi malah ditegor si banin. Presentasi nyoman soal overhung. Intinya soal bagian yang dipake pada PLTG (kalo gak salah).



Beres situ ke DP. Tadinya mau ambil tas isi laptop. Soalnya jam 3 musti ke rumod ketemu si ka erik ngomongin project lanjutan. Kalau kata walikota, tetot. Kunci loker gak dibawa soalnya nyatu sama kunci motor. Geblek. Ada baskara. Pinjem 30-an kunci sejenis tapi gak ada yang cocok. Katanya ada di si cokde. Langsung kontak dia dan Alhamdulillah bawa. Agak ngaret sejam. Loker kebuka langsung ngacir ke angkot cahuem-ledeng. Sampai di sana kira-kira jam stengah  4. Sambil ngerjain ditraktir mie ayam jamur. Menu baru katanya. Beruntung juga jadi tester. Beres jam 5. Menuju kampus lagi.


Mampir bentar ke hearing sunken. Katanya bakal seru. Katanya. Saya cek bentar di sana tapi nggak seru-seru amat. Taun lalu katanya sampai jam 4 pagi.


Jam 6 tadinya mau sendiri ke Bober. Ada TedxBandung edisi ke-sekian kalinya yang saya satroni. Tapi untung ada si depe sama lala yang mau ikutan. Jadi gak sendiri-sendiri amet lah. Speakersnya lagi-lagi eya,tesla. Spesialnya, ada dodo cinnamons. Seru pas dodo sih. Beliau berkisah soal perjalanan karirnya di cinnamons sampai sekarang ini. Topiknya soal passion. Baru kelar jam 21.43.



Dengan tas bawa laptop dan berkendara sepeda kumbang, jarak dari bober ke rumah adalah cobaan terberat di penghujung bulan. Ditambah dengan cuaca malam hari yang tidak baik bagi manusia di luar sana. So far badan masih oke-oke aja. Kecuali kalau keseringan bisa repot.





27.2.14

Mencoba Produktif Kembali

24 Feb.
Jam 7 katanya rapat cikal bareng anggota baru. Di lain tempat, ada pula inspiration class 4. Cuma nonton fauzan soal persepsi achievement. Melewatkan tizar juga nyoman. 


***

25 Feb.
Diminta sebagai pembicara soal prodi ke anak tpb. I'm too old for this.


 ***

27 Feb.
Ada presentasi dari tim electrolux soal Design Lab. Sekalian numpang makan siang. Sepertinya ini bakal jadi project lomba terakhir sebelum benar-benar lulus. Semoga memberi pelajaran berharga. Amiin.


Sore ke bengkel DP. Betulin tugas-tugas terdahulu waktu masih muda. Tugas studio 2 ini misalnya. Buat mobil-mobilan kayu sistem knock down. Sudah lama terkubur di atas lemari. Saatnya dibangkitkan kembali. 


***

Harus segera ke kampung halaman. Ayah sakit. Untuk seorang bapak tua dan perokok dan jarang berolahraga, apalagi selain jantung.

26.2.14

Those Writing Things

Menguak misteri di balik murkanya seseorang kalau buku catatan pribadinya dibaca-baca orang. Namanya catatan pribadi mungkin hanya untuk pribadi. Kalaupun ditunjukkan ke orang lain, pastilah hanya segelintitr saja dan orang itu tentu sudah dianggap perusahaan asuransinya. 

Mengapa ada yang begitu murka? Mengapa ada yang biasa saja? Karena kejujuran itu mahal harganya. Saya bisa jamin 95% - 99,1 % isi buku catatan pribadi, diary, jurnal, dan apapun itu disebutnya, pastilah isinya bukan untuk direkayasa. Dan apa yang terjadi kalau isinya dibuka-buka macam koran ibukota. Semena-mena jadi makanan publik. Ibaratnya sebuah rumah, fondasinya dibangun dari runutan kata-kata tertentu yang mungkin maksudnya hanya bisa dipahami sendiri. Temboknya terbuat dari pengalaman-pengalaman yang hanya diri sendiri yang mengalami. Dan terakhir dicat dengan cat warna sederhana saja, tidak banyak pulas-pulas sehingga membuatnya menor, norak. Sehingga tulisan itu menjadikannya rumah pelarian yang nyaman. Menyepi dari hingar bingar tulisan-tulisan/cerita/roman yang berlalu lalang di luar sana.

Hidup ini dibuat mudah saja. Tempatkan apa yang seharusnya ditempatkan sesuai pada tempatnya. Begitu kata dunia dan peraturan kota tentang sampah. Saya menyederhanakan jenis tulisan itu menjadi 2 saja. Yang mau di-share dengan tujuan berbagi ilmu, dan yang sifatnya pribadi. Tentu 2 tipe tulisan itu punya tempat masing-masing. Tumblr/medium misalnya. Itu yang saya biasa pakai kalau mau share. Saya bilang share karena ideas worth to shared. Bukan ajang pamer. Dan untuk pamer-pamer gitu saya juga punya tempat lain macam behance/deviantart/facebook. Dan di sini, blog jurnal-jurnalan ini semata-mata ruang kedap suara tempat saya berdiam diri, daydreaming, menyalahkan diri sendiri, dan terkadang mengeluh.

Sekarang kondisinya, di luar sana berkeliaran tulisan-tulisan yang bagus, aneh, lucu, sedih, menye-menye, namun pamornya sebatas di klik "share" saja lalu tenggelam. Ada yang bagus, ada yang dibagus-bagusin, ada yang emang gak bagus tapi pengen bagus jadinya isinya rancu. Narasumber asal-asalan, mengesampingkan fakta, menunjukkan sisi baik seseorang/suatu golongan saja, menjelek-jelekkan pihak tertentu. dan banyak lagi sampah lainnya. Sayangnya, orang kita sudah bisa menulis dan membaca saja sudah dirasa cukup. Apa-apa yang ditulis di situ ditelan bulat-bulat tanpa mau mencari informasi yang benarnya seperti apa. Kalau itu fitnah gimana? Komentar-komentarnya bukannya kritik membangun tapi malah menyudutkan dan berprasangka buruk. Padahal, tau apa.

***

Akhir-akhir ini, banyak tulisan yang memojokkan Islam. Dan tidak sedikit pula orang Islam yang ikut-ikutan memojokkan. Hope things will be alright. 

19.2.14

Good News feat. Bad News

#1

Andaikan kalian tahu kalau bersepeda adalah candu. Tempo hari diajak Romi sepedaan keliling bandung. Berkunjung ke tiap taman di bandung. Bareng Senni juga. Hampir batal karena abu vulkanik gunung kelud tapi tetap tancap pakai masker.


Andai kalian tahu kalau bersepeda adalah seru.


Taman Fotografi

Taman Pramuka

The New Lapang Supratman

Taman Cibeunying

Di sana ada pohon belimbing. Bisa metik


Taman Lansia


Servis Kuda

Taman Panatayudha

Taman Cibeunying

Taman Jomblo
Sepertinya acara ini akan selalu tayang setiap sabtu pukul 7 pagi hingga 12 siang. Acara yang membuktikan bahwa bandung lebih ke soal perasaan. Begitu kata ayah Pidi.
***

#2

Hari-hari pasca sidang kebanyakan seperti itu. Rute utama rumah-kampus cuma 7 kilometer juga. Kalau dihitung-hitung, ada mungkin 6-7 satpam kantoran yang menyapa selama jalan. Tapi gapapa lah kalau-kalau nanti ada ancaman, saya ada bekingan satpam sekotabandung.

8 Jam tidur, 8 jam hubungan sesama manusia, 8 jam yang work related. Sejauh ini, hanya itu konsep yang saya anggap masuk akal dan coba diterapkan. Kalau work-nya belum ada, saya coba cari-cari kerjaan. Selalu ada perasaan campuran malu, geram, duka juga kalau setiap ke kampus selalu muncul pertanyaan : ngapain masih di kampus? Kalau merasa ditampar memang tertampar. Malu memang saya malu. Saya mencoba hidup sebagaimana manusia hidup. Kalau dia bertemu saya, saya biarkan pertanyaan itu keluar saja darinya. Selama kita masih bisa saling tanya jawab dalam dunia yang sebenarnya, saya lebih suka itu daripada harus di media lain.

***

Ada hal seru lagi yang bisa buat badan gak mati gaya. Baru dapat invitation secret show sebuah band. It's a good news indeed. Alhamdulillah ada juga rejeki yang gratisan di atas tiket-tiket liburan yang harganya di atas jangkauan dompet. Sayangnya, ada bad news-nya juga. Entah ini bad yang beneran bad apa hanya interpretasi saya saja yang salah. Syaratnya mengajak/membawa/menyewa/bersama pasangan yang berlainan jenis/laki berarti pasangannya cewek/cewek berarti pasangannya laki yang bisa jadi pacaran/teman/intaian/ta'arufan/pasangan nikah. Dengan kondisi macam ini, dan waktu konfirmasi yang kepepet, terpaksa musti lihai-lihai. Saya tulis dulu deh nama adik kelas baru cari pasangan. Sementara pake si wini dan ktp-nya yang jadi jaminan. Pait sepait-paitnya gak dapet kawan ke sana, ya sama dia. Duh repot kudu bawa tongsis.

***

#3

Betah kali bersepeda sampai tidak tahu bedanya Braga dengan Cihampelas. Bandung, 19 Februari pukul 18.45 WIB. Jam 7 malam ada agenda nonton bareng anak-anak Siaware. Filmnya Lego. Hanif yang ngajak saya. Di sms dibilangnya braga. Jam 18.54 pas ditelfon janjian dimana, ternyata dia di Cihampelas. Dia bilang ngabarin di grup wasap yang satunya yang saya gak tergabung. Ya sudah. Saya main-main sepedahan saja di basement 3 Braga City Walk itu yang pengap. Pulang pun saya masih bengong. Tidak sadar kalau badan sudah basah diguyur hujan lebat semalam tadi. Kepalang nanggung saja habiskan Braga-Cicaheum dengan berhujanan ria rio. Selama itu, saya terpikir mungkin ini rasanya jadi artis-artis di film romansa. Ketika si pria kecewa, lalu keluar berhujan-hujanan, merasa dirinya perlu dikasihani. Hari berikutnya si perempuan datang pada si lelaki dan mereka hidup bahagia sampai....filmnya tamat.

#4

Tapi tidak pernah ada hal seperti itu. Bahkan lebih sering banyak dikecewakan oleh hal yang sering disebut sebagai Expectation. Harapan saya adalah senang-senang nanti nonton konser band itu. Sayangnya, belum ada 1 perempuan pun yang fix saya seret ke sana. Ada saja hambatan. Ada beberapa yang mau. Si irna tetangga masih di bawah umur. Ditanyain KTP masih belum punya. Si Ulil, udah sama genggesnya. Si ken, pacar sahabat. Mengajak hanyalah basa-basi haha hihi kalau sama dia. Ada pula yang belum tentu mau tapi saya pesimis dia mau. Si ayu. Mungkin mau kalau saya bukan Ardhyaska Amy. Begitu diajak, saya sudah tahu itu bakal dia katakan. Sudah terbiasa dikirim permintaan maaf dari beliau karena tidak bisa memenuhi permintaan saya.

***

Demam. Sepertinya akibat hujanan dan sok keren padahal udah keren. Atau karena terlalu berat mengayuh sepeda. Otot lutut kejang-kejang. Yang sakit malah kepala. Besok apa saja? Ketemu Elfa ngobrolin TA, ketemu ka Eric ngomongin project lanjutan restonya, badminton di cisitu, transfer + konfirmasi ke Agung soal kepastian ke konser mocca. Yang terakhir itu yang belum ada agenda pastinya. Coba saja ada penyewaan dewi.


14.2.14

Debat Ragawi

Mau kamu apa?
Kamu.
Saya tidak mau.
Tapi kamu bodoh. Mau saja mengikuti
Sialan!
Jangan munafik
Saya mau baik
Tapi kamu di jalan tengah
Kamu sendiri bukan orang baik
Lebih baik menjadi penjahat sebenar-benarnya daripada menjadi munafik
Siapa?
Kamu
Bukan
Ya
Bukan
Ya
Sialan!
*tertawa*

Mengutuki diri sendiri. Antara harus berpegang teguh pada prinsip atau sia-sia hidup ini. Saya (harusnya) dewasa. Tapi untuk hal-hal ini, saya masih butuh teladan. Yang menampar ketika itu salah, yang mengajari bagaimana berbuat benar. Perdebatan ini tidak akan habis sampai kapanpun sebelum saya sendiri yang mengubahnya. Saya mau mengubah. Tapi sendirian masih terasa susah. Asal demi kebaikan, aku mau ditampar oleh dunia. Agar rinduku pada teladan-teladan dahulu kala tidak ternoda kelak.

Suka Cita Duka Cita

Singkat saja. Selasa 11 Februari. Diminta jadi pembicara di KISR soal pengenalan Prodi ke TPB. To be continued.


***


Jum'at, 14 Februari. Antara harus berduka cita atau bersuka cita. Antara meletusnya gunung kelud dan ulang tahun Inddes. Saya tidak bisa menikmati acara hura-hura ini sepenuhnya. Pulang cepat.





11.2.14

Malasnya jangan lama-lama dong

Bagaimana jadinya kalau mendapati jodoh sudah diibaratkan memburu? Haruskah diperlombakan? Yang pertama kawin adalah pemenang dan terakhir adalah pecundang. Saya sedang malas menulis. Apalagi yang berhubungan dengan bahasan yang satu itu. Malas yang datang ketika terbangun dari tidur dan yang pertama kali saya ingat adalah nama seorang manusia - yang mungkin tidak pernah peduli atau hanya sekedar melihat keberadaan saya. Inilah namanya punguk merindukan bulan. Mungkin akan beda kalau bangun lalu mengingat Tuhan. Entahlah. Saya kehilangan panutan untuk mempelajarinya. 

9.2.14

3 Hari, 1 Kata. Silaturahmi

Akhir-akhir ini banyak penulis-penulis opiniman kayak saya. Tapi blunder mereka adalah tulisan-tulisan yang masih sebatas opini itu dia share-share. Ada beberapa yang masuk akal, dan lebih banyak yang jeblok. Maunya mengkritisi tapi analisisnya lemah. Belum TA sepertinya dia. Kalau dikata dosen : "kamu ini datanya kurang." Jadi pilih-pilih membaca informasi. Bisa dibedakan kok yang mana tulisan berbobot dan terpercaya dengan tulisan yang hanya bualan saja (kayak gua). Mayoritas yang opini itu ya ga mencantumkan data. Kata-kata yang umum : "temen saya yang ini..", atau "pengalaman teman saya...". Tanpa disebutkan namanya. Kalau masih ada tulisan 'sebut saja Bunga' sih saya masih bisa percaya. Ya at least ada respondennya. Betulan. Bukan goib bukan hewan.

***

Kalau saya ditanya 'emangnya tulisan kamu base on data?' Ya silakan aja cek blog saya. makanya kagak dipublish ya berarti isinya cuma cuap-cuapan mamah papah doang. Saya hanya bakal publish tulisan saya kalau itu ternyata fakta atau berdasarkan informasi yang kebenarannya sudah teruji. Ya kalau isinya cuma track record pribadi kan belum tentu semua mau. Paling ya lagi lagi.. Cuma mamah papah saja yang mau baca. Tapi saya gak mau mamah papah saya baca juga sih. 

Well, Jum'at, Sabtu, Minggu yang akronimnya adalah Weekend - hanya tinggal sejarah. Jum'at pagi ketemu kawan dari BEM-UI. Bicara mengenai konsepsi KM dan BEM. Saya agak bingung jika ditanya begitu. Kalau soal PKM dan pimnas mungkin bisa membantu. Nasib UI & ITB serupa tapi tak sama. Mulai dari peringkat kelolosan tim yang beti-beti-beda tipis sampai kondisi mahasiswanya. Namun di sana menurut mba nabilla tiap gerakan kemahasiswaan sifatnya independen fakultas. Berbeda dengan itb yang masih ada sentuhan dari kabinet untuk tiap himpunan meskipun sulitnya minta mohon maaf. Diskusinya seru. Tau-tau sudah jam 11. Mereka jalan-jalan, saya jumatan. Tapi jumatan bukan mau ganteng.



Sehari sebelumnya diundang nyoman via wasap. Katanya ada kumpul kabinet isinya makan-makan yang dibumbui cerita tiap menteri. Tapi saya bukan menteri. Cuma sama-sama tua. Itu juga momen kedua kalinya saya menyicip duren. Yang pertama adalah dulu ketika cebok masih dicebokin emak. Mabok dan langsung antiduren. Lalu kemarin itu saya pikir rasanya pasti bakal beda. Meskipun bukan makan mie sedap, ternyata lidah emang gak bisa bohong. Tetep aja rasanya aneh. Katanya sih duren termasuk buah-buahan paling tidak disukai di dunia. katanya. Tapi mereka-mereka ini maniak duren. Saya mungkin gak suka makan duren. Tapi suka belahnya. (orangnya suka tantangan gitu maksudnya).


Pulang larut. Lupa kan kalau masih ada orderan karikatur. 2 pula buat besok. Sore tadi untung si gilang belum ke bogor. Langsung beli cat airnya yang gak kepake. Langsung kejar 2 gambar. Yang bikin gak semangat ngerjainnya adalah : kedua pesanan itu adalah hadiah pernikahan. huv.


Sabtu 8 feb. Pagi mengisi acara pengarahan pkm di gku timur. Agak diluar perkiraan namun berlajan tanpa hambatan. Haturan terima kasih pada staf kompas, dhiya, ano, nana, yang membantu berjalannya acara. Mifta dan musa jadi pembicara. Beres jam 12. Menuju HME buat mewawancara rekrutmen tim Cikalcakrawala angkatan 3. Telat datang. Hampir semua sudah beres diinterview. Tinggal memutuskan orang-orangnya saja. Terlanjur basah, saya pamit undur diri dari sana. Rapat lagi deputies karinovski di ramen house. Jadi hari ini bertepatan dengan h-30 kepengurusan Kabinet Pelita Muda. Rencananya memaksimalkan akhir-akhir ini supaya pecah crot! 


Balik lagi ngampus. Katanya mau foto tim di Jonas. Wa ca nah. Jonasnya penuh. Opsi lain foto tim di tempat foto...copy. Di kampus ketemu orang-orang cikal-ongwetan ini lagi. Ngajak makan di nyawang. Hujan. Jam 4 reda langsung bubar jalan.



Malam. BCN datang lagi. Sekarang masuk edisi ke-tiga. Sampai edisi ini, belum ada motivasi bagi saya untuk datang ke acara itu. Bukannya tidak mau. Maunya itu mau banget. Agak rentan kemerosotan harkat derajat martabat kalau ke sana hanya sama sepeda dan bayangan. Lagi pula isinya kan makan-makanan. Saya agak merasa aneh jika sendirian di tempat yang ramai. Pernah bersuaha beberapa kali mengajak kawan sepermainan. Kebanyakan sudah di perantauan sedang mengadu nasib. Atau sedang mengerjakan tugas akhir. Ada memang yang memberi semacam kode rahasia 'mau ke bcn nyari temen'. Tapi kami adalah kutub utara dan selatan. Benefitnya, tidur cepat.


Minggu 9 feb. Tidur cepat, bangun kilat. Motto hari minggu. Sialannya, motto itu hanya berlaku di hari libur. aneh. Kalau weekdays, mottonya menjadi, tidur lambat kelas kelewat. Karena sudah bangun kilat, mau cari makan sambil beraktivitas seperti manusia. 

Saya tidak tahu apakah pengalaman bersepeda saya sama seperti khalayak ramai yang di cfd. Setau saya, sepedahan di cfd hanya diliatin anjing pudel sama abege-abege kutub yang pakai celana pendek meski dinginnya minus derajat skala richter. Yang saya alami itu bukan tentang penglihatan, tapi perasaan. Ada kalanya disenyumin sama kakek tukang teh botol di pinggir jalan, disorakin anak-anak sd, dijempolin aa-aa geng motor. Yang begitu-begitulah. Seru. Terlebih buat saya yang defaultnya jarang senyum sama orang. Karena senyum itu bahasa tanpa kata, akhir-akhir ini saya sedang belajar bahasa itu. Indah.

Seperti orangnya, jalan-jalan di bandung adalah jalanan terindah untuk disyukuri. Sebagai jajaka asli wewengkon bandung, cinta pada bandung adalah nomor 4 setelah Allah, ortu dan si mojang. Tahun 90-an jauh berbeda kondisinya dengan sekarang. Saya belum dapat gambar-gambar tentang kondisi bandung di era 90-an itu. Karena mungkin antara tidak banyak yang mendokumentasikannya atau tidak banyak yang mempublikasikannya di internet (dimana segala sesuatu dapat diperoleh dengan instan kecuali mie instan). Harus mencari ke kantor berita semacam pikiran rakyat atau museum sri baduga. 

20 tahun mendatang pasti akan berubah banyak lagi. Nostalgia adalah obat rindu sepanjang hayat. Maka dari itu saya coba dokumentasikan kondisi beberapa jalanan bandung sebagai koleksi pribadi saja. Beberapa tahun mendatang akan saya coba bandingkan. Rindu mana yang akan menerpa lebih kencang.


Jalan Asia Afrika (depan gedung indag, foto ke arah timur)
Jalan Asia Afrika (depan gedung indag, foto ke arah barat)


Jalan Naripan. Foto ke arah jalan Banceuy

Jalan Braga ke arah utara


Jalan Wastukencana (sebelah Balai kota)


Jalan Cihampelas bawah


Jalan Cipaganti

Jalan Cipaganti


Jalan Cipaganti


Jalan Cipaganti

Jalan Cipaganti



Jalan Cipaganti




Jalan Ahmad Yani (Cicadas)

Jalan Ahmad Yani (Cicadas)

Sampai bertemu 20 tahun lagi.

***

Baru dapat kabar dari Filipina kalau Indonesia meraih banyak penghargaan di ajang Shell Eco Marathon Asia 2014. Ini yang bikin saya makin cinta sama negara ini. Jadi di sana, mahasiswa-mahasiswa Indonesia dari beberapa PTN PTS bersaing di kancah Asia dalam lomba efisiensi bahan bakar kendaraan. Saya lihat beberapa tim adalah tim-tim langganan lomba ini. Dari ui, its, itb, ada juga dari pontianak dan sumatera utara. Begitu ada pengumuman resminya, saya copy linknya, lalu saya pajang di medsos. Salah satu di antara tim yang lolos ke Filipina pernah bermasala dengan kampus saya gara-gara video yang pernah saya bikin. Sudah pernah saya klarifikasi dan jelaskan pada mereka. Mereka bilang urusannya clear. Saya juga sudah menganggap selesai. Mari berkompetisi sehat lagi. Tapi saya kurang tahu di sana. Sesekali saya masih melihat selentingan-seletingan statement ketidaksukaan tim tetangga pada kampus ini. Makanya sekarang saya coba memperbaiki hubungan itu. Toh sesama muslim bersaudara. Menjadi lawan ketika bertanding saja. Tapi kalau dalam konteks mengabdi pada bangsa, marilah berkawan. Saya sudah mengucapkan selamat. Tapi belum dibalas. Yaa sudah sih namanya juga usaha. Sudah terlalu sering tidak mendapat balasan membuat saya terbiasa.

4.2.14

Harus Tahu Diri

Pilihan terbaik adalah berbicara di depan puluhan sarjana daripada harus bicara di depan seorang perempuan yang memesona. Saya akui, perempuan cantik hanya untuk pria tampan rupawan. Bila ditambah : kaya, itu semakin meyakinkan. Beauty dan The Best hanya sebuah cerita. Tapi apa benar bisa menjadi nyata? Apa bisa menimpa saya, kamu, kami; orang-orang yang Tuhan kehendaki bertubuh dan berparas ngepas.

Apa salah jika orang bukan rupawan tertarik pada ciptaan Tuhan yang sesuai syarat keindahan? Sepertinya dipandang salah. Sudah jelek, sok ganteng. Begitu mungkin sentimen yang berkeliaran. 

Bagi kaum seperti kami, nekat adalah cari mati, malu berarti tahu diri. Kecuali, jika sudah punya ninja atau rumah pribadi. Maka, kejelekan tampang itu nomor 24 yang jadi bahan pertimbangan perempuan ketika memandang lelaki.

Saya tak punya ninja. Rumah pribadi masih terbuat dari lego. Lantas mau bagaimana? Kalau tak punya fisik, perbaiki hati. Orang seperti ini memang kadar pasrah-nya harus agak banyak.

Intelligence is the new sexy. Begitu kata buku. Tidak ada salahnya mencari ilmu yang banyak. Mungkin dengan itu saya bisa punya keberanian menghadapi pembicaraan dengan seorang perempuan yang memesona. Mungkin.

Cemburu itu pasti kalau kita tahu yang terjadi. Maka lebih baik tidak tahu. Tapi perempuan manis tidak pernah luput dari perhatian. Maka akan sering ketahuan. Namun kenyataan harus ditelan. Jika melihat pujaan bersama orang yang juga rupawan, hukum keseimbangan alam memang benar adanya. Memang pedih, tidak bisa dipungkiri. Jadi, terima saja hukum keseimbangan itu dengan besar hati. Kita, para kaum kasta paria, tidak bisa mengubah diri menjadi kesatria. Kita hanya bisa berusaha dan berdoa agar hati sang pujaan yang diputarbalikkan oleh Yang Maha Kuasa. 

2.2.14

Pertanyaan Kecil

Rabu, 29 Januari

Pagi-pagi sudah ditelpon pak Eka mesti ke LK. Ternyata cuma mau ngasi tau soal pesanan ruangan tempo hari. Katanya mesti bilang ke Dirdik dan waktunya h-14. Sore ada forsil GH bahas soal sepeda kampus. Bahasan menarik sekali. Di sana dibahas mengenai kondisi sepeda kampus ITB saat ini, pembagian kawasan, shelter sepeda, petugas, dan perilaku mahasiswa. Kalau boleh dibilang, perilaku mahasiswa sendiri yang buat sepeda itb jadi begini adanya. Saya pernah buat postingan mengenai sepeda kampus. Isinya ya mencak-mencak karena sepeda kampus cuma buat dipajang, rantainya karatan, bannya gembos. Waktu itu saya hanya melihat dari sudut pandang saya. Ternyata, setelah diklarifikasi disini, kekesalan waktu itu adalah tindakan kanak-kanak bau kencur. Saya tidak memikirkan petugas itb yang kerepotan mengurusnya, saya tidak memikirkan anak-anak GB yang ikut membantu reparasi sepeda kalau rusak. Seharusnya kekesalan ini disampaikan pada mahasiswa seperti saya. Yang hanya mau enaknya saja tapi menjada fasilitas kampus saja belum becus.

Menjelang maghrib ada penyambutan tim ekspedisi pelita muda di lapbas. Upacara bendera dihadiri perwakilan himpunan-himpunan. Boleh dibilang ekspedisi sukses. Sayangnya, mereka bawa oleh-oleh yang paling tidak dikehendaki. Seorang anggotanya mengalami patah tulang lengan. 


Pesta pora Cakrawala EV di resto konglomerat, ETC. Awalnnya mau di hanamasa tapi penuh. Jujur saja sih, lebih enak pete cocol sambel goang buatan ibu dibanding makanan yang baru saya makan di situ yang namanya salmon cheese. Ditinjau dari segi harga, yaa anyer-panarukan.


***

Kamis, 31 Januari

Pagi ada janji jadi objek penelitian bung anshor buat TA-nya beliau. Sambil main ke labtek informatika ketemu si beni. Dulu sih keliatan anak baik-baik, sekarang berubah jadi anak Bandung Berisik. Beres ngobral ngobrol jam 2. Ke sekre KM ra ono sopo-sopo. Jam 3 ada janji sama romi ngelayat tine. Ayahnya meninggal hari senin lalu tapi baru dapat kabar kemarin. Datang ke sana bukannya sedih-sedihan malah ngebanyol sama si rian. Baru pulang abis magrib. Itu juga dengan perasaan kurang sedap karena keluarganya lagi persiapan mau pengajian (yasinan). Lalu saya bilang mau rapat mauludan, tapi setelah dilakukan malah terasa seperti membual cari-cari alasan saja. 

Rapat muludan malamnya di Al Ikhlas sama kakek-kakek yang ngeributin dana. Acara besok di rumah bu Sri jam 8 pagi. Anak-anak karang taruna akhirnya ada kegiatan lagi semenjak Wacana Hari Pahlawan yang tadinya mau buat launching ini itu.


Jum'at, 31 Januari 2013

Pagi-pagi meluncur ke Kanayakan. Pinjam kamera si winnie gendam via nana ayam. Jam 10.30 baru nyampe dan ayam baru berkokok di ujung telpon. Jam 1 1 baru meluncur lagi ke rumah. Habis jum'atan baru mulai persiapan acara. Di masjid sedang buat dekorasi dan persiapan penampilan anak-anak. Saya masih nge-charge batre kamera yang ternyata 17% saja.







 ***

Sabtu, 1 Februari

Dengan dimulainya hari ini, saya semakin percaya satu jargon : Jangan terlalu banyak merencanakan. Well rencana memang perlu, tapi gak usah muluk sampai detail kalau belum ada resep jitu yang menjamin rencana itu bakal terlaksana. Contohnya ya hari ini. Hari ini itu sudah direncakan ke nikahan darwin di bekasi bareng rombongan SMP dari bandung. Mimpinya, naik mobil asni ramean. Awal-awal sih si adi, jojo, asni, dan ayu yang merespon dan terdengar meyakinkan. H-2, buyar. Si adi ada acara, jojo tidak memberi kabar, asni gak diijinkan nyetir ke luar kota, ayu gak mau kalau gak ada ceweknya. Kesimpulannya, H-1 saya putusnya berangkat sendirian ke bekasi naik travel. Untungnya si oji juga mau pulang kampung jadi mau bareng. 

Pagi-pagi, sms dari romi : dia gak jadi ke acara di kampus. bisa ikut ke bekasi. Nahkan. Sambil nyusut-nyusut belek balesin sms si romi dan si oji switch ke plan B. Travel yang udah dipesen jam 8 angus gara-gara saya ketiduran. Ngeliat hp 6 miscall + 3 sms. Jam stengah 9 baru ke kosan si oji. Ternyata dia udah pesenin yang jam 9, tapi si romi udah nunggu di terminal leuwi panjang. Terpaksa saya ke terminal leuwipanjang berangkat bareng romi naik bis. Sotoy bukan sembarang sotoy, salah naik bis. Harusnya Bekasi-Bandung, eh malah Bekasi-Bandung via Purwakarta. Yauwes sih derita perjalanan macetos lejatos lama bangetos.

Nyampe terminal bekasi jam 12an. Dari situ naik elf ke arah Tambun. Turun di Karya Logam kelewatan jauh. Untung nemu janur kuning ini jadi semakin haqqul yaqin kalau ini alamatnya.



Agak lama di sana sambil nunggu si Breh yang juga hidup di bekasi. Ngobrol-ngobrol sampai sore diiringi lagu dangdut yang samar-samar terdengar liriknya : "...cintaku dibagi dua...". Playlist buat kondangan sekarang kaya gitu ya. Bukannya lagu-lagu yang mendoakan supaya pernikahannya langgeng. Dan tidak lupa, karena itu dangdutan, bisa dibayangkan lah dresscode penyanyinya. Padahal masih siang tapi udah 'dipamerin' macem-macem. Apalagi malem-malem.

Pulang dari nikahan si darwin jam 4 sorean. Si Breh kembali menuju peraduan di daerah Bekasi utara. Saya dan romi naik bis pulang sambil membawa satu pertanyaan yang tidak sempat saya tanyakan ke si darwin.

***

Minggu, 2 Februari

Mau bedrest seharian tadinya. tapi ada invitation menarik dari monyet-monyet satu spesies. Jam 7 ketemu di CK buah batu. Ngobrolnya gak jelas tapi seru. Cerita ini itu tanpa banyak yang tahu. Obrolan ini didominasi satu topik unggulan : rencana hidup. Saya jadi teringat obrolan sama si winnie tempo hari. Di ujung obrolan, dia bilang soal Allegory of The Cave by Plato. Dia ngutip dari buku 5 cm. Isinya kira-kira begini : 

"...kehidupan setiap manusia nantinya akan terjebak dalam sebuah gua gelap yang berisi keteraturan, kemapanan, dan mereka senang berada di dalamnya. Karena mereka terbuai dengan segala kesenangan di sana dengan apa yang telah mereka capai, hingga akhirnya mereka takut keluar dari gua tersebut. Mereka memang bahagia, tetapi diri mereka kosong dan mereka tak pernah menemukan siapa diri mereka sebenarnya. Mereka tak punya mimipi.."


Pada akhirnya, hidup ini pilihan. Menjadi gabungan dalam kaum mayoritas yang bahagia dalam gua, atau termarjinalkan di luar sana sebagai orang yang hidup sebenar-benarnya.

***

"Bagaimana maneh yakin kalau dia itu the chosen one?" Pertanyaan kecil saya untuk sobat kecil yang sudah menikahi dan menikmati istrinya. 

Trip Intergalaksi

Selasa, 23 Juni 2020 03.22 dini hari Kisah ini saya tulis begitu bangun tidur dari mimpi yang tidak akan pernah saya lupakan. Mimpi yan...