Oke sori ya kalo judulnya bikin baper but that’s not my
point. Bukan maksud kuring. Saya cuma mengamati kejadian-kejadian, fenomena-fenomena yang ada saat
ini dan tanpa disadari bisa membawa negara ini pada keterpurukan. Introduksinya
serem banget sih cuy. Oke saya perhalus : bisa membawa negara ini pada
kemunduran dan ke-moonwalk-an. Moonwalk ke jurang.
“Duh atuhlah… anak-anak jaman sekarang teh drama banget ya..”
kata seorang teman di grup whatsapp memulai topik : fenomena kehidupan anak
muda jaman edan ini.
***
Pernah denger @awkarin? Atau kamu termasuk yang follow dia? Seleb
instagram yang ngehits gara-gara kisah hidupnya yang amatlah sinteron. Awalnya
dia bukan orang yang dikenal. Sama lah kayak kita makan nasi tiap hari dan
followers IG gak nambah-nambah meski sudah coba makan pizza lalu dipos di sana.
Tapi, dengan kekuatan ‘drama’ dan haru birunya, dia mulai dikenal seantero
negeri instagram kidul. Kenapa bisa terkenal dan terus menerus nambah
followersnya? Karena banyak orang yang ‘drama’-nya seperti dia. Saya
tidak mau mengartikan sifat drama ini sebagai sesuatu yang positif ya.
Semenjak blow up media tentang si awkarin ini,
sekarang mulai bermunculan nih orang-orang baru yang jadi sorotan juga karena
masalah “cinta”. Lebih spesifik lagi “cinta remaja”. Makin spesifik lagi “cinta
remaja drama jaman edan”.
Si @awkarin ini punya competitor namanya @rachelvennya.
Dua-duanya perempuan cantik dan itu hal wajar mereka jadi mudah terkenal dan
followers sampai ada huruf K diujungnya. Kesamaan mereka yang dikagumi para
remaja masa kini yaitu suka ngumbar foto-foto mesra sama pacarnya. Bukan mesra
sih kata saya, lebih ke zina. Karena status mereka belum menikah. Justru kelewatan
karena menganggap biasa percampuran antara laki-laki dan perempuan di luar
pernikahan. Sampai sini ada yang gak setuju sama pendapat saya? Ini kalau
teman-teman sekalian masih paham beragama dan berakhlak baik.
Oke lanjut. Singkat cerita, kedua selebgram ini putus.
Followers mereka nanggepinnya berbeda. Si awkarin, kondisinya pacaran baru 5
bulan. Tiap bulan dirayain berlebihan. Tapi ketika putus, cara bicara dan
captionnya agak keterlaluan dan kacau sih. Somehow jarang ada sensor. Dia
cerita sudah ngapain aja sama mantannya. Lalu apa coba reaksi
follower-followernya? Ada yang nyukurin dia, tapi banyak juga yang ikutan
sedih. Gilee rasa empatinya tinggi juga ya. Ada juga yang nganggap si awkarin
ini keren, coba. What the f* is wrong with you people?? Bahkan tidak sedikit
yang mencantumkan hestek #couplegoals. Tau makna #couplegoals? Itu adalah tujuan-tujuan
yang dianggap harus dicapai oleh mereka-mereka ketika berpacaran. Dan ketika
mereka sudah mencapai pengalaman serupa sama si selebgram, mereka bisa pamer
dan menganggap diri mereka keren. Naudzubillah.
Soal yang namanya @rachelvennya, menurut saya sama saja
meskipun kasusnya berbeda. Dia pacaran,
pernah ngasih motor mahal ke pacarnya, liburan ke Bali, sama juga
ngumbar-ngumbar foto ‘mesra’ versi mereka, dan satu waktu dilamar ala-ala
serial TV amrik yang judulnya The Proposal. Dan lagi-lagi, hampir tiap kelakuan
mereka juga ditiru sama followersnya dan mencantumkan hestek #couplegoals (semacam
visi para pasangan). Duh.
Singkat cerita, si Rachel ini diselingkuhin, lalu foto-foto
dia sama pacarnya dihapus-hapusin. (Tuh kurang sinetron apa lagi?).
Ternyata menurut cerita di instagramnya, pacarnya si Rachel ini selingkuh
karena menghamili perempuan lain, which is di luar nikah. Pacarnya si Rachel ini
lantas open mic, klarifikasi di instagramnya. Reaksi para followersnya? Ada
yang nyemangatin, ada yang ngedukung, ada yang mengomentari dengan
kalimat-kalimat bijak. Begini. Ketika orang zina, (maaf) having sex di luar nikah, es
cendol dikalapaan, gundal gendol euweuh bapaan, kok malah didukung? Kebayang gak
kalau orang-orang macam begini makin banyak? Kejadiannya makin banyak? Coba
pandang ini dari sisi agama dan akhlak teman-teman yang pernah diajari ayah ibu
sewaktu kecil untuk selalu menjaga diri.
Oke kasusnya mulai njelimet. Buat yang bertanya-tanya kenapa
saya bisa tahu? Pertama info dari teman. Kedua, jadi bahan pembelajaran, studi
kasus gimana nanti kalau saya punya anak remaja yang hidup di masa seperti
sekarang ini. Gimana nanti kalau saya punya teman, saudara, keluarga remaja yang hidup di masa-masa berat menggenggam erat agama kayak sekarang ini. At least saya bisa mikirin caranya biar anak-anak saya nanti gak
kayak gitu.
Sedih sih kadang. Orang-orang begini yang dibilang ‘keren’, ‘gaul’,
‘eksis’, ‘ngehits’, dan dijadiin role model, uswatun hasanah, panutan adek-adek
SD, SMP, SMA yang baru mengenal cinta monyet sampai pacaran. Dikit-dikit
#couplegoals, #lifegoals, dan segala goals, tujuan, milestone yang harus
dicapai menurut mereka. Upload foto kissing sampai dilikes puluhan ribu. Foto
mabok, dugem, karaoke esek-esek di-love ratusan ribu. Ada apa sebenarnya dengan
peradaban? Kok saya ngerasanya makhluk pra-sejarah lebih civilized, lebih
beradab daripada manusia sekarang. Hal-hal tabu dan sifatnya sensual kok makin
dianggap biasa dan diumbar-umbar? Menurut saya ini buruk, karena saya pakai
kacamata tatakrama, hidup bermasyarakat, kesehatan, dan tentu kacamata agama.
***
Don’t make stupid people famous. Jangan bikin orang bego
jadi terkenal. Karena dengan kebegoannya, kebodohannya, (yang menurutnya gak
bodoh), itu bakal menular lebih cepat daripada orang bodoh yang gak terkenal.
Ini contoh Vicky-nisasi tea gening. Dulunya si Vicky ini terkenal nipu saskia
gotik, sekarang jadi host acara lawak gak jelas dengan bayaran tinggi. Yang
dilihat masyarakat kan gaji dia tinggi = sukses = terkenal = hidup enak = aku
pengen kayak artis-artis seperti mereka, biarin agak gak beradab juga tapi
banyak duit, dan diterima masyarakat. Dalih mereka adalah “dengan menghibur
masyarakat, dirinya merasa bermanfaat bagi sesama.” Salah kaprah nih. Kalau
mudorot yang dikasih dari profesinya sebagai artis lebih besar daripada menebar
manfaat, ya gak jadi orang yang bermanfaat bagi sesama dong.
***
Intinya, gak ada #couplegoals sebelum halal, sebelum ijab Kabul.
Itu doang apa susahnya toh (kata ustad, lain kata urang). Yang bikin susah kan
resepsi dan budaya. Mending ganti goals-goals kita, visi-visi dan
apa-apa yang pengen kita capai itu dengan prestasi, kematangan pikiran,
kedewasaan sikap, dan hal-hal positif lah.
Ini mah supaya membuka mata teman-teman terdekat, saudara,
keluarga, supaya melek juga sama perubahan-perubahan yang gak kerasa macam
gini. Fenomena ini bisa saja meluas kalau kita diam saja. Kalau sudah tanggung
meluas, dan dianggap lumrah, dianggap bener, dan kita dianggap orang aneh
sendiri, orang yang salah, maka lebih baik menjadi orang aneh yang dikucilkan
dengan memegang teguh prinsip, agama, dan hidup beradab. Allah gak buta dan gak
tuli kok. Pasti tau kalau kejadian-kejadian ini banyak terjadi di antara
remaja-remaja di negeri ini. Kalau sudah ditentukan waktunya, sedangkan kita
termasuk orang-orang gak kuat pegangan sama agama, barulah kita jadi orang
rugi. So please my dearest friends, saling tolong menolonglah dalam berbuat
kebaikan, dalam menyebarkan kebaikan. Supaya iman terus di level tinggi. Supaya
gak mudah goyah. Love you.