12.7.17

Babi Air


Imam Ibnu Qoyyim rahimahullah berkata,


ومن الناس من طبعه طبع خنزير
يمر بالطيبات فلا يلوى عليها
فإذا قام الإنسان عن رجيعه قمه


Dan diantara manusia ada yang tabiatnya seperti tabiat babi.
Dia melewati rizki yang baik-baik tapi tidak mau mendekatinya.
Justru jika ada manusia yang meninggalkan kotorannya (selesai buang hajat),
dilahapnya kotoran itu sampai habis.


وهكذا كثير من الناس يسمع منك ويرى من المحاسن أضعاف أضعاف المساوئ
فلا يحفظها ولا ينقلها ولا تناسبه
فإذا رأى سقطة أو كلمة عوراء وجد بغيته وما يناسبها فجعلها فاكهته ونقله


Demikianlah kebanyakan orang, mereka mendengar dan melihat banyak kebaikanmu
yang berlipat-lipat dibandingkan kejelekanmu, tapi dia
tidak mengingat dan memperdulikannya


Tapi, bila dia melihat kesalahan atau ucapan yang keliru,
seakan-akan dia telah mendapati apa yang dicarinya, lalu
dijadikannya sebagai buah santapannya dan menyebarkannya.



[Madarijus-Salikiin 1/695]




Babi kah kita ?


***

Hipocrates dari Yunani bilang "You are what you eat". Makanan yang dimakan adalah cerminan diri. Saya setuju sih. Jauh-jauh hari di Islam juga ngajari bahwa apa yang dikonsumsi seseorang akan membentuk karakter dan bahkan berdampak terhadap spiritual seperti terkabulnya doa. Doa yang dipanjatkan kepada Allah Swt oleh seseorang, meskipun sungguh-sungguh, tapi kalau orang itu memilih makanan, minuman, pakaian, dan pemenuhan kebutuhan dengan cara-cara yang haram maka doanya ditolak oleh yang maha pemberi (HR. Muslim). Itu soal doa.

Nah sekarang ada lagi soal gizi. Proses makan ini sebenermya merupakan proses yang riweuh. Gak cuma sebagai sumber energi untuk beraktivitas, tapi juga berpengaruh sama perilaku, suasana hati, dan kepribadian. Prinsipnya sih makan itu proses pemindahan energi dari dari makanan yang kita makan ke mahluk lainnya which is dalam hal manusia sebagai konsumennya, berarti mindahi 'energi' ke tubuh manusia.


***



Ini ada contoh paling nyata kalau makanan itu berpengatuh sama perilaku. 

Makanan yang meningkatkan gula darah akan berpengaruh terhadap suasana hati. Kambing karakternya lembut gak lepas dari pengaruh makannya sebagai hewan pemakan tumbuhan atau herbivora. Coba bandingkan sama singa atau harimau, hewan-hewan pemakan daging atau karnivora bertempramen keras, ganas, dan cenderung individual? Maka karakter-karakter itulah yang akan sedikit demi sedikit masuk ke dalam manusia pengkonsumsinya. Lha makan daging kan ada sebagian darah yang masuk ikut mengalir ke darah manusia walaupun sedikiittt.


Yang lebih jelek lagi contohnya babi. Hewan pemalas yang termasuk pemakan segala termasuk kotorannya sendiri. Makanya karakter babi iyuuuh banget, pemales dan juga pelaku seks bebas. Jorok lah. 

Sekarang contoh yang baik dikonsumsi. Lebah deh misalnya. Lebah cuma makan makanan terbaik yaitu saripati bunga (nektar) dan lebah junga menghasilkan produk terbaik yaitu madu yang amat bermanfaat bagi kehidupan. Bisa diliat karakternya si lebah yang berhubungan pola makannya. Lebah itu serangga yang rajin, pekerja keras, tertib hukum (konstitusional), profesional (ada pemisahan tugas), pembela kehormatan diri, dan jenis hewan yang tidak menganut seks bebas.

Sapi. Herbivora yang hampir semua tubuhnya bermanfaat. Daging, susu, ekor, tulang, ati, bahkan sampai kulit bisa dibuat beduk masjid. Karakter orang yang senang daging sapi biasanya orang berjiwa sosial banget. Khairunnas anfauhum linnas. Pengennya ngasih manfaat terus buat sekitarnya.

Kalau bahas manusia yang tergolong omnivora, pengaruh makanan pada manusia pun sama. Untuk mencegah hal-hal yang jelek yang diwariskan oleh makanan, dalam islam ada larangan mengkonsumsi makanan yang diharamkan alasannya sama karena makanan yang haram akan berpengaruh buruk pada tubuh, berpengaruh terhadap perilaku bahkan karakter.


***

(bersambung)

Trip Intergalaksi

Selasa, 23 Juni 2020 03.22 dini hari Kisah ini saya tulis begitu bangun tidur dari mimpi yang tidak akan pernah saya lupakan. Mimpi yan...