26.1.15

Becanda-canda

Terlihat dari keseharian penduduk Indonesia yang mayoritas gemar tontonan komedi, maka tidak salah kalau negeri ini banyak becanda. Seperti yang diberitakan edia akhir-akhir ini.

Untuk urusan becanda, saya jadi merindukan momen-momen candaan jaman kuliah atau di sekitar rumah. Yang unik dan mesra tapi brutal juga. Berbeda dengan kantor. Sebagai satu-satunya manusia seni rupa dan desain yang mindsetnya agak berbeda dengan orang-orang engineering, saya merasa candaan saya terkena demam Fernando Torres, kadang masuk kadang enggak. Kalau di otak saya sedang asyik-asyiknya bermain carrousel misalnya, kadang teman lain asyik bermain lego. Jadi satu-satunya desainer memang asyik. Asyiknya tuh di sini. Ya banyak benefitnya lah, dari mulai jadi head designer amatiran, pengadaan fasilitas untuk desainer yang hampir sekehendak saya, dan dianggap paling keren karena bisa gambar idung yang gak mletot. Tapi karena jadi minoritas, tidak selamanya dieksklusifkan.

Januari 24.

Weekend. (adv)
Saat di mana manusia Indonesia mainstream melancong ke tempat wisata atau mengunjungi keluarga setelah seminggu bergulat di peraduan.

Namun kata itu tidak cocok disematkan pada tempat saya bekerja. Hari ini saya ditugaskan untuk survey ke Jakarta sama Bang Arul. Sebenarnya ini bukan survey. Boleh dibilang jalan-jalan lah. Lumayan deh gratis.



Berangkat dari Stasiun Depok naik Komuter ke Stasiun Juanda. Dari sana, mulailah petualangan kami mengubek-ubek Jakarta. Naik bis City Tour gratisan karena bis inilah yang saya survey. Jeprat jepret sana ini buat lihat detailnya, materialnya, mounting, dan terkadang motret yang bening-bening(windshield). Turun di Bunderan HI lalu naik Bis Transjakarta yang juga mau disurvey. Tapi padet banget jadi gak bebas foto-foto selain foto ketek. Singkatnya, selesai jam 4 sore lalu pulang dengan jalur yang sama. Seru lah mayan meskipun jempol kaki kiri agak cantengan bekas futsal kemarin. Pulang harus cepat cepat karena ada agenda besar yang sedang menunggu. Party brooo.




Awalnya hanya wacana si bang Rohman yang ngajak saya rental PS di kontrakan lalu menyebar bak virus Ebola ke seluruh kantor. Akhirnya event sparing PS pun dijogres dengan bakar jagung dan bakar ikan. Tanpa banyak rencana, malam minggu kemarin pun menjadi malam kebahagiaan para jomblo yang biasanya headstand di kosan kalau malam minggu tiba.



Saya sendiri di kantor sampai jam 4 subuh ditemani Pak candra satpam, pak riza, bang rohman dan bayu. Pulang subuh karena tak tahan gempuran nyamuk kantor. Urusan beres-beres saya nanti-nantiin aja karena badan lelah yang gak bisa diajak kompromi. Akhirnya, saya tidur seperti beruang kutub dalam kulkas dari jam 7 sampai jam 2 siang.

Lagi-lagi saya update soal status keuangan. Tinggal 20rb bro di dompet buat 4 hari. Could it be possible?





No comments:

Post a Comment

Trip Intergalaksi

Selasa, 23 Juni 2020 03.22 dini hari Kisah ini saya tulis begitu bangun tidur dari mimpi yang tidak akan pernah saya lupakan. Mimpi yan...