28.1.14

Gerak vs. Mager

Ke depannya, mungkin akan sulit mendapat waktu luang menulis jurnal-jurnalan. Seminggu lalu saja saya pikir bakal leyeh-leyeh. Ternyata ada saja ulahnya. Ya sepedahan inddes jumat lalu, kumpul kreavi hari sabtunya, launching logo pasar seni hari seninnya.

Inddes Bike Day #3

Kumpul Kreavi

Launching Logo Pasar Seni 2014
Pameran 100 Tahun Pelukis Indonesia yang saya lupa namanya

Terakhir hari selasa kemarin ke sekre KM saja main-main. Sorean dapat kabar dari si Paribo soal pengumuman PKM. Tanpa lupa pake celana, saya bergegas lari-lari ke kantor LK. Nanya pake Eka dan bu Desti. Katanya mau direkap dulu baru pengumuman. Sore hari ada rapat akbar kompas. Sudah diiming-imingi warpas. Keterlaluan deh kalau kagak datang. he he. Malam dapat kabar kalau yang bisa ikut ke Bekasi tanggal 1 Feb nanti ternyata hanya 3 orang. Agak kecewa tapi mau bagaimana. Mau tidak mau harus mengajak kawan lain supaya nanti tidak canggung sendiri. 

Selamat pagi, Bandung. Rabu ini, entah kenapa terasa menggebu-gebu meskipun sedang kelabu. Hari ini rencananya ke bengkel onthel. Sepeda harus didayagunakan secepatnya mengingat harga parkir motor melonjak. Semalam kesel juga ditagih sama preman so tau yang baru merasa jadi tukang parkir. Katanya sih udah lama harga parkir motor 2rebu. Dikiranya saya orang baru parkir di situ. Siang ada rapat kabinet bahas pergerakan selanjutnya. Mungkin saya nanti dikata sok pemuda patriotik gara-gara bicara soal pergerakan. Orang yang bicara begitu mungkin nilai biologinya 2 dari 10. Sudah cirinya makhluk hidup untuk bergerak. Saya bertanya-tanya pada orang yang magernya keseringan. Ya mager. Bahasa kekinian yang artinya Males Gerak. Kalau mager adalah antonim gerak, ya kesimpulannya makhluk hidup antonimnya adalah makhluk mati.

24.1.14

GASPOL,MAS!

Geger. Kemarin ada parhat abas mau bubarin KM ITB katanya. Dengan mengusung partai GAS_ITB di twitter, dia cuit-cuit soal pergerakan mahasiswa ITB yang cuma jago di dunia maya, sedangkan di dunia nyata itu kontribusinya kagak banyak kerasa. Tujuannya mulia, tapi penyampaiannya yang bermasalah. Kalo kata nyoman sih caranya itu yang bikin dia dihakimi. Malam tadi di intel lagi ramai. Saya sih gak ke sana. Ngamatin via grup wasapnya kabinet dan beberapa narasumber. Endingnya, tentu km itb gak dibubarin, akun gas itb itu dihapus, dan fenomena ini banyak jadi hiburan malam massa kampus. Sayangnya, mungkin si mimin anak kelautan itu bakal dipandang kurang bagus di kancah civitas akademika kampus karena aksinya itu. Poor mimin is poor.

Ada yang datang ke sana lalu bilang 'ah kecewa nih ga ada konklusi, buang-buang waktu aja'.Seolah-olah datang ke sana itu sia-sia. Kalau jeli, ternyata ada loh manfaatnya datang ke acara yang sia-sia. Itu membuatmu sadar kalau nanti jangan jadi sia-sia seperti itu. Segala tindakan perlu dipikirkan matang. Jangan bertindak spekulatif yang tidak berbeda seperti berjudi. Mengklaim kalau itu tindakan berani, tapi ternyata bodoh. Keberanian itu datangnya setelah kecerdikan. So, cerdik dulu baru berani.

Dan pelajaran lainnya soal aksi tadi adalah, jadilah mahasiswa yang membuka jalan, bukan pengikut yang manut-manut. Untung kalau dibawa ke jalan yang betul. Nah kalau disesatkan sih jangan bawa-bawa. Biarpun dicap sebagai orang gendheng karena jalan yang kita ambil belum pernah dilalui mahasiswa lain. Jadi mahasiswa yang banyak eksplorasi, banyak aksi, banyak resolusi. Saya pikir ketiga itu cukup mewakilkan tiga hal : belajar dari masa lalu, bertindak di masa kini, dan melihat ke masa depan. Kita semua sedang belajar akan hal itu. Tapi jangan lama-lama. Orang lain sudah mempelajarinya sejak lama.

***

"I wake up. It's a bad dream. 
No one on my side.
I was fighting. 
But I just feel to tired 
to be fighting, 
guess i'm not a fighting kind"

Ini dalam artinya sebenarnya, bukan kiasan. Tidur jam 11 tapi bangun jam 2 pagi. Karena mimpi. Tapi saya terlalu malas membeberkan kejadian di mimpi.

22.1.14

Mungkin hanya mereka pemilik satu-satunya di dunia.

"..akan kukenang semua nama yang pernah singgah di hidupku."
- Angsa dan Serigala -

Ada 7 milliar orang di dunia ini. Kalau tiap individu tidak punya nama berbeda, sungguh memusingkan jika semua orang di dunia ini bernama Agus. Lalu muncul inovasi dari para orangtua yang memberi nama anaknya sangat unik, aneh, berbeda dengan yang sudah ada di pasaran. Dan saya ditakdirkan bertemu nama-nama itu di kehidupan yang sekali jalan ini. Tidak semua saya tahu maknanya karena bapak-emaknya gak mau ngasih tahu. Tapi ini dia rentetan nama yang pernah saya tahu yang mungkin hanya mereka pemilik satu-satunya nama itu di dunia ini.

- Pande Made Anagha Divantara. Cahaya nusantara kesayangan para dewa. (mungkin itu artinya. saya nemu di bio twitternya. haha..sori nde aing kepoin).
- Argya Dhyaksa Nindita. Pronunciation-nya mirip dengan nama saya. Orangnya gila tapi keren. Kawan seangkatan kuliah. Beliau kriya keramik.
- Ilma Leviyanza. Anaknya dosen saya. Angkatan 2012, DKV.
- Festy Prahastya Devitama. Kawan semasa remaja SMA kuliah, segowes-gowes. Pernah dikasih tau arti namanya tapi lupa.
- Saphira Zahra Amethysta. Yang jelas, itu terinspirasi dari batu Sapphire. Nama panjang sih bagus, kalau dibaca tuh kayak nyebut nama ratu. Eh dipanggilnya sapi. Tetot. Tapi untungnya orangnya baik jua cantik.
- Zaqi Silverano. Terdengar seperti orang Italy, eh nyatanya, dia orang Cimahi. Kawan Siaware 22.
- Tazy Izzati. Kakak mentor paling kece. Pinter pula. Lagi kuliah S3 di Belgia.
- Jovandy Octodevara. Yang jelas, lahir bulan Mei pasti. Kawan seangkatan kuliah. Interior.
- Brhiyawan Reviynto Hennino Cendekia. "Breh", itu katanya mau dipanggilnya. Teman SMP.
- Laksmi Hadyan Wirawati Sundara. Ceweknya si breh. Kalau nanti ni berdua sampe kawin terus punya anak, namanya pasti dipake buat nama jalan saking bagusnya.
- Kezia Clarissa Langi. Keci, begitu dipanggilnya. Sarjana Kriya yang banyak penggemarnya. he he.
- Armedya Dewangga. Si om danlap wisuda sarjana dkv. Kawan seangkatan kuliah.
- Ghalizha Nabilawangi. Kawan SMA. Sewaktu menulis ini, doi sudah tunangan namun belum menikah. hihuy..
- Gulfino Che Guevarrato. Sudah tidak asing pastinya dengan tokoh bernama Che Guevarra. Darah-darah keberaniannya mungkin nurun ke anak ini. Saudara. Wong Jember.
- Ausie Bara Antrasitadepti. Ini nama perempuan sih. Meskipun terdengar seperti om-om sangar penggemar moge. Beliau desain produk 2010.
dan lain-lain : ( Leda Devani Putri, Aisha Nanda Adrea, Tandy Mackenzie, Aranti Adriarani, Quilizy Maggio de Neve).

Dan masih banyak nama-nama bagus yang saya baru dengar. Karena yaa maklum saja, saya mah dari kampung. Biasa denger nama téh asep, ujang, agus, euis. Yang paling mendingan itu hendra.

Saya menaruh hormat pada para orangtuanya yang begitu kreatif sampai terpikir nama-nama seperti di atas itu. Selain sedap dipandang dan dibaca, pastilah makna di balik namanya pun cukup mendalam bagi mereka.

Isi tulisan ini tanpa bermaksud mendiskreditkan nama-nama asep, agus, ujang, euis, dan yang lainnya. Karena saya tahu, asep itu asalnya dari Kasep (Tampan, dalam bahasa Sunda, -red), Agus itu asalnya dari Bagus, Euis itu asalnya dari Geulis (Cantik, dalam bahasa Sunda, -red). Tidak ada nama yang tidak sia-sia. Bahkan seperti nama-nema ini :


Si Tata jeung si Mamat. Tamat

21.1.14

Wacanaman

Sudah seminggu menjungkruk di kamar melulu. (apa pula itu menjungkruk). Keluar sesekali kalau ada yang menarik atau butuh fotosintesis. Kerjaan seminggu lalu secara garis besar didominasi oleh film sayat-sayatan liver. Capek liatnya. Capek juga baca subtitle inggris yang gak banyak yang ngertinya ketimbang ngertinya. Double capek.

Tapi tadi berusaha keluar dari bunker dengan berharap melakukan banyak hal yang bisa membuat sendi-sendi ini tidak berkarat. Pagi mau sepedahan, wacana. Karena hujan dan langit tak kunjung cerah. Siang mau buat poster sepedahan, wacana. Karena ketiduran. Sore mau rapat kompas, wacana. Karena staf-staf ada perlu dan lupa dan sebagainya. Sampai malam mau tidur lelap juga wacana.

Jadi lebih baik jangan direncakan begitu kali ya? Coba gak direncanakan. Jadi sejadi-jadinya jadian. Tadi sore mau langsung balik malah nyangkut di sekre KM. Untuk pertama kalinya di 2014 setelah berminggu-minggu tak berkunjung. Ketemu iman emir mifta inggrit. Gosip-gosip kencang merebak. Pulang malah nyasar ke disc tarra. Maunya cuci mata, eh malah belanja. Dapet CD the beatles & keane. Liat kedai domino's pizza, mampir tanpa dipikir. Tiba-tiba jadi inget janji traktir si nana. Beli deh. Jalan hidup macam apa kalau begini terus. Target hanyalah target. Terpampang di dinding kamar dan hanya dipandang dengan tatapan nanar. Menyedihkan hidup tanpa target. Namun seru juga ada bumbu-bumbu yang tidak direncanakan namun berkesan. Itu mungkin ya. Target tetap menu utama, dan hal-hal impulsif adalah sambel kecapnya.

20.1.14

I Hate My Blog (2)

The most important things are the hardest to say.
- Stephen King -

Jadi, benar kata penyesal-penyesal itu. Jangan buang waktu untuk memikirkan konsekuensi dari sebuah ungkapan, perkataan, yang - jika tidak dikatakan/diungkapkan/disampaikan segera - membuang percuma kesempatan yang ada di depan mata. Memang sulit untuk dikatakan. Tapi mencoba itu tidak diharamkan. Toh memang nothing to lose. 

Jika beruntung, mungkin ada kesempatan ke-dua. Mungkin. Tapi itu hanya terjadi pada segelintir orang saja di muka bumi. Keterlaluan kalau masih berpikir ada kesempatan ke-tiga. 

***

Stuck in love. Is it real love worth waiting for? or worthy achieved when coming sooner than you think?

***

Aku punya keyakinan. Pada agama. Pada Tuhan. Kau juga punya, bukan? Aku berharap Tuhan kita sama. Aku harap aku dianugrahi kamu hanya jika aku baik pada-Nya,bukan baik padamu. Aku harap aku didekatkan padamu hanya jika aku berusaha dekat dengan-Nya, bukan berusaha dekat denganmu. Saat ini aku tidak tahu menahu soal urusanmu. Padahal aku berharap tahu keseharianmu. Tapi aku rela pedih pahit karena ketidaktahuan itu. Jika Tuhan kita sama, Dia tidak akan memberitahu apa-apa saat ini. Tentang siapa kita sebenar benarnya. Dia akan memberitahu siapa kita satu sama lain ketika kau adalah seluruh aku dan aku seluruhnya kamu. Dengan cara yang halal namun bukan menghalalkan segala cara.


***
I hate myself when i'm being such a melancholic jerk.

19.1.14

I Hate My Blog

Psychology says, someone who stays on your mind for months & years of no communication is the one who has your heart.

Menukil dari siulan mpok Hindun di twitter.

Damn you psychologist. Mungkin ini postingan menelan ludah sendiri. Dari postingan-postingan sebelumnya, saya terlalu menganggap remeh topik begini. Karena begitu dialami sendiri, rasanya lupa diri. Jatuh. Dan lebih parahnya, sendiri. Perlu effort lebih untuk mengangkat tubuh sendiri.

Sial. Sangat sulit memulai sebuah tulisan yang ada hubungannya dengan ini. Apa namanya? Kenangan? Saya benci kata itu, tapi tidak punya pilihan kata lain. Mikir terus bagaimana cara menulis yang sesuai keinginan tapi berusaha tidak terlihat seperti ingin dikasihani yang banyak terlihat di status-status murahan masa kini. Kampreet.

Begini saja. Seperti kata The Smiths, I am human and I need to be loved. Just like everybody else does. Keluarga sih pasti. Sahabat-sahabat terdekat. Mungkin teman-teman, guru, dan siapapun yang pernah mengenal saya, meski tidak dipungkiri ada saja yang mungkin juga membenci saya. Saya persempit lagi. Oleh satu orang. Dia itu perempuan yang mau menerima kenyataan menyukai saya. Yang kalau ditanya 'kenapa mau?', dia diam dan tidak tahu alasannya. Saya sih tidak tinggal diam. Berkali-kali mencoba dengan yang di-mau hanya berujung ketidakjelasan. Canggung, mati gaya, buta bahasa. Okelah itu memang bukan saatnya. Masih terlalu amatir untuk bekomitmen dan membuang-buang waktu, tenaga, materi untuk orang yang belum pasti juga bakal berkorban sama pada saya. Tapi saat ini adalah saat ini.

Ada sebuah band indie yang mungkin tidak banyak tahu. Angsa dan Serigala. Di sebuah lagu, ada lirik "di masa depan, kau dan aku saling menghidupi". Itu! Itu nyet! Oke lebay. Tapi buat saya, itu ungkapan paling berhasrat tanpa harus berlumuran air mata alias cengeng. "Kau"-nya itu yang saya maksud. Haruslah perempuan. Siapapun nantinya, pasti saya akan mengatakan itu padanya, dan komitmennya bukan lagi sekedar membuang waktu, tenaga, dan materi untuknya saja, tapi memberi waktu, tenaga, dan materi. Untuk keluarga saya dan keluarganya nantinya. Domino Effect. Setelah dari keluarga, berikan apa yang bisa diberi pada sekitar.

Orang itu ada dimana? Kalau saya tahu, saya pasti segera ke sana. Meyakinkannya jangan mau sama orang lain dulu, jangan mau pegangan tangan sebelum saya duluan, jangan mau berkata iya sebelum saya nyamper ke rumahnya duluan, nyamperin bapaknya, emaknya, lalu bilang bakal menikahinya. Kalau ditanya sama bapaknya 'sudah punya apa?', Insya Allah saya sudah mempersiapkan jawaban untuk itu jauhari.

Siapa yang tidak merasa campur aduk jika setiap memikirkan masa depan yang terpikir olehnya hanya 1 nama. Itu-ituu saja. Padahal selama berbulan-bulan, bertahun-tahun, pemilik nama itu bahkan tidak pernah menghubungi lebih dulu. Tidak pernah bertanya kabar lebih dulu. Padahal selama berbulan-bulan, bertahun-tahun, ada nama-nama lain yang pernah menjadi bahan stalkingan di media sosal yang saya punya. Itu benar. Tapi ada 1 nama saja yang bahkan kalau mengingatnya, seperti terjadinya bigbang di situ. Entah itu lambung, paru-paru, jantung, ulu hati, entah apa. Semakin big semakin bang kalau berlanjut mengingat-ingat rentetan kejadian yang pernah terjadi. Yang kita tahu, yang saya ingat, atau yang hanya saya dan Tuhan yang tahu.

***

"Moving on, moving around" 
-Erlend Øye-

So, jangan salahkan beta kalau beta masih diam-diam mencuri pandang dari pojok jalan. Hari-hari ini sedang dingin. Kalau terus diam memandangi, saya mungkin akan membeku lalu mati. Akan saya cari jalan lain yang lebih hangat nanti. Sampai kaki ini sudah terlalu lelah menapaki jalan, saya akan berhenti mengejar. Jika kondisinya hanya 2 ini : sebuah undangan yang dikirimi untuk saya atas 1 nama itu, atau saya yang mengirim sebuah undangan yang didalamnya ada pula 1 nama itu.

Sialan ujung-ujungnya drama juga. I hate my blog.

11.1.14

Bahagia (2)

Menjadi manusia di jaman sekarang lebih susah dibanding jaman sebelum lahir. Susah karena harus menerima kemungkinan mendapat penyakit kronis di masa tua karena udara, makanan, kebiasaan, atau bahkan perlakuan orang lain terhadap dirinya. Yang satu itu bisa saja menjadi penyakit non jasmani alias penyakit hati. Kalau sudah tua masih punya penyakit hati, mending banyak konsultasi pada ulama supaya ketika mati tidak meratapi diri sendiri.

Satu waktu seorang kawan pernah bertanya. "bahagia itu apa?". Saya diam. Sepuluh menit kemudian saya masih belum tau jawabnya namun mengalihkan topik pembicaraan. Dan sore tadi, mungkin saya sudah menemukan satu dari sejuta jawabannya.

***


Masih pagi padahal, tapi Bandung sudah rajin mandi. Byar byur dari jam 12an. Hari ini saya diundang om Cahyo barbequean di rumahnya di daerah setiabudi. Hujan-hujan terabas saja. Sampai di tkp sekitar jam 1an. Masak-masak ala lelaki ala kumis ala kadarnya. Mayan lah saya juga punya skill.  Not bad lah. Tenang aja sih, ini masih stik sapi. Saya masih harus menimba ilmu biar level up. Baru bisa masak stik besbol.



Boleh dibilang, ini pesta bujang. Terutama yang mukanya masih seger baru dikeluarin dari kulkas merk TA. Selain memang masih bujang kering, juga masih belum pada punya pendamping. Ya cuma 1, eh 2 deng. Eh 3. Anjir 4 orang deng ternyata. Edan 5.. Sisanya aing doang sama1 lagi. oke.


Kebetulan dekat sama setiabudi market, jajan beberapa minuman. Oiya saya sudah gede. Mau nyoba yang bikin teler-teler. Itu beberapa rootbeer beda rasa dicampur jadi satu. Sepet kaya minum air kencing. Sejurus kemudian, hangover.


Catatan pribadi : Terima kasih pada om Cahyo yang sudah menyempatkan pulang dari cikarang buat mentraktir kita-kita.

***

Dari setiabudi, mampir dulu ke salman. Ketika sedang duduk-duduk, saya melihat seorang anak. Ini yang saya bilang tadi di awal. Bahwa bahagia ada caranya masing-masing. Yang saya lihat, anak ini bahagia dengan caranya sendiri. Yang ada saya merasa jadi paling kerdil. Sudah diberi 2 kaki tapi ke masjid saja masih "kalau sempat saja". Ini salah 1 jawaban dari jutaan jawaban mengenai bahagia. Mungkin nanti saya bertemu lagi versi yang lain. Subhanalloh.





***

Saya pernah baca sebuah artikel yang menyebutkan bahwa acara TV sekarang gak mutu, gak mendidik, merusak moral, isinya cuma lawakan sarkas gak jelas juntrungannya. Sekarang saya punya pendapat mengenai hal itu.


Saya amati, yang paling banyak berkomentar tentang acara gak jelas itu adalah orang-orang yang boleh dibilang cukup kondisi ekonominya. Lihat aja yang isi petisi. Cara ngisi petisi macam gitu kan lewat internet. Gak semua orang terkoneksi ke internet. Hanya orang-orang berlangganan layanan tertentu yang dapat mengaksesnya. Logikanya, mereka ini kategorinya ekonomi menengahke atas. Sedangkan, yang gak mengisi petisi adalah orang-orang yang menikmati acara YKS itu. Yang kondisi ekonominya kurang, yang_untuk membeli sesuatu yang membuat dia senang/bahagia/nyaman_itu kurang mencukupi dengan materi dari hasil kerjanya. Maka dari itu, golongan masyarakat level ini cenderung menginginkan sesuatu yang membuatnya senang/bahagia/dsb secara murah atau bahkan cuma-cuma. Tayangan YKS itu dianggap menghibur. Saya kurang mengerti selera humor bangsa ini. Orang didandanin banci diketawain. Orang dipeperin tepung diketawain. Orang dihina-hina diketawain.

Oke balik lagi. Jadi,mungkin itulah alasannya sampai sekarang YKS masih jadi pro kontra. Saya tidak mau membahas lebih kanjut mengenai YKS. Saya mau bahas orang indonesia dan standar kebahagiaannya.

Mau kata-kata yang kurang enak didengar? Saya bilang orang indonesia mayoritas MANJA. Maunya ini itu serba ada tapi malas berusaha. Hukum Newton 2 jelas-jelas dibantah. Mau contoh?


Itu cukup sih. Tahun baru kemarin tuh di Jakarta. Orang-orang maunya senang-senang belaka pamer nyala kembang api dan bising terompet. Tawa haha hihi tapi attitudenya masih bagusan semut. Nyampah caca marica. Ada di mana-mana. Maunya senang (makan) doang, gak banjir, sehat, tapi gak mau usaha buat mencegah banjir itu. Maunya enaknya doang. Sampah. Begitu banjir, eh mensyen-mensyen walikota tolong bikinin ini itu, tolong benerin aspal jalan, dll. Kalo gak ditanggepin, demo, marah, ngerusak. Mental pohon toge tu macem gitu.

Kepala pemerintahan bukan pesuruh. Rakyatnya musti tau diri. Udah bosen kan lu pada sama kalimat ini: "Jangan tanyakan apa yang negara berikan kepadamu, tapi apa yang telah kamu berikan untuk negara" ?

Belum selesai di situ. Sudah manja, mayoritas orang indonesia itu egois. Ya maunya senang ya senang sendirian. Bahagia ya bahagia sendirian, atau keluarga saja, golongan tertentu saja, komunitas tertentu saja. Sudah kaya, mana inget orang lain. Ingetnya turunan ketujuhnya musti se-kaya dia. Konsep hidup sederhana diabaikan. Lupa kalau hartanya ada harta orang lain juga. Lupa kalau sumber daya alamnya bukan hanya untuk saat ini saja. Masih ada anak, cucu, anaknya cucu. cucunya anak, dan seterusnya. Orang sederhana dianggapnya kumuh, lusuh, serba tidak berkecukupan. Nabi Muhammbad itu kaya raya, tapi hidupnya sederhana. Kalau semua orang hidup sederhana seperti pada zaman beliau, gak ada rakyat miskin, gak ada orang kurang pendidikannya. Karena tidak ada yang menumpuk harta.
***

Apa arti bahagia? Buat saya, bahagia ternyata bukan dengan pancaindera. Panca indera hanya sarana transportasi. Di mana pun kaki menginjak bumi dan menjunjung langit. 

10.1.14

Mahasiswa Paruh Baya

Kamis, 9 Januari 2014. Pukul 17.59 WIB.



Ternyata, itu hanya 3 buah huruf saja. Dari 3 huruf itu, permasalahan datang setelahnya. Bisa diurutkan seperti : habis ini mau kemana? Kalimat itu selaksa makna. Artinya bisa juga "mau ngapain? pergi ke mana? kerja apa? jodoh sama siapa? tinggal dimana?dll. Kedua, bagaimana tugas akhirnya bisa memberikan sumbangsih yang signifikan bagi kehidupan masyarakat? Ah bahasa itu terlalu berat. Ketiga, mau jadi apa setelah ini? Jadi pegawai bank? Bos perusahaan? MLM? Dosen? atau cuma jadi sampah dengan casing bagus akibat label institusi ternama saja? Ah ampun tuan diksi saya jelek. Tak punya kata yang lebih mudah dicerna selain itu.

Kurang lebih 5 bulan. Menjalani tugas akhir dengan status mahasiswa paruh baya itu perkara sepele. Kamu bisa bertindak semaumu karena menyandang gelar senior. Kamu bisa berkuasa. Kamu bisa seenaknya. Tapi ternyata ini bukan proses seenaknya sekedipan mata. Proses panjang harus berlalu dengan beberapa catatan. Saya tidak menilai catatan ini buruk atau baik. Hanya catatan. Sebagai sejarah yang patut menjadi bahan refleksi bagi saya khususnya, dan bagi institusi ini umumnya.


Bukan baik bukan buruk. Nasib saya tidak seperti mahasiswa lain kawan-kawan saya. Dosen pembimbing sejatinya mengayomi apa yang tidak diketahui, mendidik menjadi cerdik, membela ketika mahasiswanya 'dianiaya'. Bagi saya, percuma mengeluh atau bersungut-sungut karena bukan mendapat dosen pembimbing seperti itu. Dosen pembimbing saya tidak pernah hadir sekalipun dalam sidang. Tercatat 3 kali sidang tidak hadir dari awal. Hanya pernah 1 kali ketika sidang kedua dan itu pun di sesi akhir (tanya jawab). Dan coba tebak? Bukannya membela ketika saya dicecar pertanyaan, tapi beliau ikut bertanya. Kekecewaan ini tak terbendung ketika yudisium. Ketika semua dosen pembimbing berhadapan dengan mahasiswa bimbingannya masing-masing, dosen pembimbing saya malah pergi angkat kaki sesaat sebelum pengumuman nilai. Kecewa bukan berarti marah membara. Mungkin memang kami tak sepaham. Bukan berarti saya butuh dikasihani dosen pembimbing. Hanya mempertanyakan apakah boleh saya menaruh nama beliau di bawah orang-orang yang memang berperan banyak dalam proses belajar ini? Adik kelas, staf bengkel, tukang akrilik, atau bahkan nyamuk yang selalu menggigit membangunkan ketika ketiduran. Menurut saya mereka lebih pantas ada di daftar paling atas ucapan terima kasih. 

Namun, saya juga berteima kasih pada dosen tersebut. Kalau bukan karena itu, saya mungkin akan bergantung selalau padanya. Manja, ingin selalu disuapi, tidak mau cari lebih banyak. Karena itulah saya ucapkan terima kasih pada beliau.


***



Sepertinya tugas berakhir. Tapi saya harap belum berakhir. Masih ingin melanjutkan. Semoga bukan hanya wacana awal tahun yang umum diberi nama dengan : resolusi. 



Inilah ujung kalimat. Saya terlalu bangga pada orang-orang hebat di sini. 

Trip Intergalaksi

Selasa, 23 Juni 2020 03.22 dini hari Kisah ini saya tulis begitu bangun tidur dari mimpi yang tidak akan pernah saya lupakan. Mimpi yan...