21.1.14

Wacanaman

Sudah seminggu menjungkruk di kamar melulu. (apa pula itu menjungkruk). Keluar sesekali kalau ada yang menarik atau butuh fotosintesis. Kerjaan seminggu lalu secara garis besar didominasi oleh film sayat-sayatan liver. Capek liatnya. Capek juga baca subtitle inggris yang gak banyak yang ngertinya ketimbang ngertinya. Double capek.

Tapi tadi berusaha keluar dari bunker dengan berharap melakukan banyak hal yang bisa membuat sendi-sendi ini tidak berkarat. Pagi mau sepedahan, wacana. Karena hujan dan langit tak kunjung cerah. Siang mau buat poster sepedahan, wacana. Karena ketiduran. Sore mau rapat kompas, wacana. Karena staf-staf ada perlu dan lupa dan sebagainya. Sampai malam mau tidur lelap juga wacana.

Jadi lebih baik jangan direncakan begitu kali ya? Coba gak direncanakan. Jadi sejadi-jadinya jadian. Tadi sore mau langsung balik malah nyangkut di sekre KM. Untuk pertama kalinya di 2014 setelah berminggu-minggu tak berkunjung. Ketemu iman emir mifta inggrit. Gosip-gosip kencang merebak. Pulang malah nyasar ke disc tarra. Maunya cuci mata, eh malah belanja. Dapet CD the beatles & keane. Liat kedai domino's pizza, mampir tanpa dipikir. Tiba-tiba jadi inget janji traktir si nana. Beli deh. Jalan hidup macam apa kalau begini terus. Target hanyalah target. Terpampang di dinding kamar dan hanya dipandang dengan tatapan nanar. Menyedihkan hidup tanpa target. Namun seru juga ada bumbu-bumbu yang tidak direncanakan namun berkesan. Itu mungkin ya. Target tetap menu utama, dan hal-hal impulsif adalah sambel kecapnya.

No comments:

Post a Comment

Trip Intergalaksi

Selasa, 23 Juni 2020 03.22 dini hari Kisah ini saya tulis begitu bangun tidur dari mimpi yang tidak akan pernah saya lupakan. Mimpi yan...