19.1.14

I Hate My Blog

Psychology says, someone who stays on your mind for months & years of no communication is the one who has your heart.

Menukil dari siulan mpok Hindun di twitter.

Damn you psychologist. Mungkin ini postingan menelan ludah sendiri. Dari postingan-postingan sebelumnya, saya terlalu menganggap remeh topik begini. Karena begitu dialami sendiri, rasanya lupa diri. Jatuh. Dan lebih parahnya, sendiri. Perlu effort lebih untuk mengangkat tubuh sendiri.

Sial. Sangat sulit memulai sebuah tulisan yang ada hubungannya dengan ini. Apa namanya? Kenangan? Saya benci kata itu, tapi tidak punya pilihan kata lain. Mikir terus bagaimana cara menulis yang sesuai keinginan tapi berusaha tidak terlihat seperti ingin dikasihani yang banyak terlihat di status-status murahan masa kini. Kampreet.

Begini saja. Seperti kata The Smiths, I am human and I need to be loved. Just like everybody else does. Keluarga sih pasti. Sahabat-sahabat terdekat. Mungkin teman-teman, guru, dan siapapun yang pernah mengenal saya, meski tidak dipungkiri ada saja yang mungkin juga membenci saya. Saya persempit lagi. Oleh satu orang. Dia itu perempuan yang mau menerima kenyataan menyukai saya. Yang kalau ditanya 'kenapa mau?', dia diam dan tidak tahu alasannya. Saya sih tidak tinggal diam. Berkali-kali mencoba dengan yang di-mau hanya berujung ketidakjelasan. Canggung, mati gaya, buta bahasa. Okelah itu memang bukan saatnya. Masih terlalu amatir untuk bekomitmen dan membuang-buang waktu, tenaga, materi untuk orang yang belum pasti juga bakal berkorban sama pada saya. Tapi saat ini adalah saat ini.

Ada sebuah band indie yang mungkin tidak banyak tahu. Angsa dan Serigala. Di sebuah lagu, ada lirik "di masa depan, kau dan aku saling menghidupi". Itu! Itu nyet! Oke lebay. Tapi buat saya, itu ungkapan paling berhasrat tanpa harus berlumuran air mata alias cengeng. "Kau"-nya itu yang saya maksud. Haruslah perempuan. Siapapun nantinya, pasti saya akan mengatakan itu padanya, dan komitmennya bukan lagi sekedar membuang waktu, tenaga, dan materi untuknya saja, tapi memberi waktu, tenaga, dan materi. Untuk keluarga saya dan keluarganya nantinya. Domino Effect. Setelah dari keluarga, berikan apa yang bisa diberi pada sekitar.

Orang itu ada dimana? Kalau saya tahu, saya pasti segera ke sana. Meyakinkannya jangan mau sama orang lain dulu, jangan mau pegangan tangan sebelum saya duluan, jangan mau berkata iya sebelum saya nyamper ke rumahnya duluan, nyamperin bapaknya, emaknya, lalu bilang bakal menikahinya. Kalau ditanya sama bapaknya 'sudah punya apa?', Insya Allah saya sudah mempersiapkan jawaban untuk itu jauhari.

Siapa yang tidak merasa campur aduk jika setiap memikirkan masa depan yang terpikir olehnya hanya 1 nama. Itu-ituu saja. Padahal selama berbulan-bulan, bertahun-tahun, pemilik nama itu bahkan tidak pernah menghubungi lebih dulu. Tidak pernah bertanya kabar lebih dulu. Padahal selama berbulan-bulan, bertahun-tahun, ada nama-nama lain yang pernah menjadi bahan stalkingan di media sosal yang saya punya. Itu benar. Tapi ada 1 nama saja yang bahkan kalau mengingatnya, seperti terjadinya bigbang di situ. Entah itu lambung, paru-paru, jantung, ulu hati, entah apa. Semakin big semakin bang kalau berlanjut mengingat-ingat rentetan kejadian yang pernah terjadi. Yang kita tahu, yang saya ingat, atau yang hanya saya dan Tuhan yang tahu.

***

"Moving on, moving around" 
-Erlend Øye-

So, jangan salahkan beta kalau beta masih diam-diam mencuri pandang dari pojok jalan. Hari-hari ini sedang dingin. Kalau terus diam memandangi, saya mungkin akan membeku lalu mati. Akan saya cari jalan lain yang lebih hangat nanti. Sampai kaki ini sudah terlalu lelah menapaki jalan, saya akan berhenti mengejar. Jika kondisinya hanya 2 ini : sebuah undangan yang dikirimi untuk saya atas 1 nama itu, atau saya yang mengirim sebuah undangan yang didalamnya ada pula 1 nama itu.

Sialan ujung-ujungnya drama juga. I hate my blog.

No comments:

Post a Comment

Trip Intergalaksi

Selasa, 23 Juni 2020 03.22 dini hari Kisah ini saya tulis begitu bangun tidur dari mimpi yang tidak akan pernah saya lupakan. Mimpi yan...