16.2.13

Perempuan Elok Terpuji Hatinya

Dini hari. Tanggal tidak tahu. Hari tidak mau tahu.

Saya habis nonton perahu kertas part 2. di sebuah stasiun tv swasta yang tidak perlu dibilang kalau itu sctv. Part 1 sih nonton di bioskop. Ceritanya ya begitu lah cinte-cinte ringan tapi dikemas dalam bentuk yang apik. Sayang sih sutradaranya bukan Joko Anwar. pasti lebih nendang.

Ada yang memahami betul tokoh Poyan (Pak Wayan)? Dibanding para tokoh utamanya, entah kenapa tokoh ini begitu 'menampar' saya. Hidup sebatang kara hingga hari tua karena hanya mendamba pada satu wanita saja. Fanatik berat. "Hati itu dipilih, bukan memilih". Klise kalau dibicarakan semena-mena macam ini.  Tapi amit-amit juga sih kalau nasibnya menimpa saya. *ketok meja kayu*

Dalam benak saya, ada seorang perempuan yang sudah jadi motivasi berkarya selama ini. Di samping ibu yang memang selalu ada jiwa raga depan mata. SMP saya pernah buatkan lagu, SMA buat gambar sketsa, kuliah saya buat mural, kursi gigi, sculpting gigi resin. Apa saja saya buat, lalu tidak semua saya perlihatkan. Itu kalau dirinya meminta. Kalau dipikir dangkal, buat apa saya menguras harta waktu tenaga untuk sesuatu yang sia-sia tanpa diketahui orangnya? Teman boleh berpendapat begitu. Tapi buat saya, saya melakukan ini karena saya suka melakukannya. Saya melakukan banyak hal untuk perempuan ini tanpa merasa sia-sia apapun. Malah saya banyak belajar. bukan hanya belajar romansa, lebih pada belajar hidup.

Ini tahun ke 8 (kira-kira) kami berteman. Walaupun pernah ada momentum dimana hati sudah bertemu namun tidak mengikat satu sama lain, perempuan ini yang saya tidak pernah tahu cara melepasnya. Pernah saya dicarikan perempuan lain oleh beberapa teman. Tapi saya bukan sedang mencari perempuan. Saya sudah bertemu cinta. Bukan pada raganya, tapi tentang apa yang saya lakukan itu karena saya memang mencintainya. Tanpa terpaksa dan ikhlas apa adanya.


Saya kehabisan akal. Arus ini akan dibawa ke mana lagi. Saya masih mengikutinya. Menyusur rawa tenang, halus, tanpa bunyi sedikit saja. lalu tiba-tiba air terjun. Saya hadapi. Ini seperti makanan sehari-hari. 

Sampai detik dimana tulisan ini terbuat, saya harapkan untuk tetap menjadi ilham saya. Disadari atau tidak. Semoga membawa kebaikan bagi setiap insan di sekitarnya. 

No comments:

Post a Comment

Trip Intergalaksi

Selasa, 23 Juni 2020 03.22 dini hari Kisah ini saya tulis begitu bangun tidur dari mimpi yang tidak akan pernah saya lupakan. Mimpi yan...