14.6.13

Get Well Soon

Ibu sedang sakit. Dari kemarin katanya pusing-pusing dan badan lemas. Sore tadi saya batal janji kirim paket pentablet ke orang karena saya antar ibu ke dokter. Katanya vertigo. Sebab utamanya karena kelelahan dan kurang tidur. Sudah dikasih obat, mudah-mudahan cepat sembuhnya atas kuasa-Nya, bukan obatnya.

Antrian nomor 66. Baru nomor 33. Di ruang tunggu kami berbincang-bincang seperti anak itik baru ketemu induk. Seperti lama sekali tidak punya waktu khusus berduaan ngobrol-ngobrol. Sekali pun ngobrol cuma sekilas kalau nanya ini itu ditaro dimana. Tapi untuk tadi, kami kita ngobrol khidmat sekali, bu.

I : "Umur ibu sekarang 46. Tua"
A : "Iya tua"
*diam*

I : "Subuh tadi di pasar hampir jatuh. Untung pegangan. Ada yang nanya ibu kenapa. Pusing"
A : "Kecapek-an ibu teh."
I : "Iya kayanya"
A : "Kurang tidur juga."
A : "Itu kalo malem, gausah nungguin Soni deh. Biar aku yang tunggu."
I : "Ga ada yang bukain pintu"
A : "Aku masih bisa bangun sampai dini hari. Lagian dia juga punya kunci gerbang"
*diam*

I : "Rabu besok katanya dia mau ke Cikole. Acara kampus katanya"
A : "Ngapain?"
I : "Gatau. Bayar kan.. Berapa ya? 160 ribu gitu? Pinjem dulu dari DKM"
A : "Kalau ada apa-apa, ga usah pinjem atuh Bu. Aku ada tabungan juga."
I : "Itu punyamu"
A : "Ya gapapa. Yang penting ada. Daripada pinjem-pinjem"
I : "Tabunganmu berapa?"
A : "Pokonya ada bu sekian jt. Hasil kerjaan kemarin. Itu pun ada sisa 2jt lg blm dibayar"
I : "Kenapa? Kerjaan apa?"
A : "Belum kelar. Ada lah gambar2"
Saya jarang bicara kerjaan. Selama ini yang ibu tau adalah saya buat gambar-gambar karikatur.
*diam*

A : "Kita punya sodara gak Bu di Jakarta?"
I : "Ada si Bi Euis, A Agus. Gak tau alamatnya karena belum pernah kesana"
A : "Kalau ke jakarta suka bingung nanya siapa nginep dimana"
I : "Ke Bi Euis aja. Baik. Pasti nerima banget kalau ada sodara berkunjung"
I : "Nanti ditelepon minta alamatnya"
*diam*

I : "Kamu teh udah lulus?" (kentara sekali kalau saya jarang cerita tentang perkualiahan)
A : "Belum bu. Kayanya Desember. Wisudanya April"
I : "Kalau yang lain? Temen-temenmu?"
A : "Angkatan 2009 sekitar 80% udah pada lulus kemarin. Tinggal wisuda."
I : "Kenapa kamu masih lama?"
A : "Ga mau buru-buru. Masih ada kerjaan lain, ada organisasi lain"
I : "Oh yaudah asal bener-bener"
*diam*

I : "Kalau udah lulus rencananya mau ke mana?"
A : "Nyoba honda. Kemarin ditelpon suruh ke jakarta."
I : "Kapan ke jakartanya?"
A : "Harusnya rabu kemarin wawancara.Tapi gajadi karena belum lulus."
I : "Kalau yang lain udah pada keterima kerja?"
A : "Gatau. Mungkin ada yg udah, ada yang masih nyari, ada yang masih bingung"
A : "Lulus cepet-cepet juga bingung bu kalo masih bingung ke depannya"
I : "Iya"
*diam*

I : "Ngekos tuh mahal. Belum kamu bayar makan, cuci baju, cuci piring."
A : "Di sini terlalu ribut bu. Pagi ada si de Alfan. Malam anjing tetangga. Mau fokus TA"
I : "Ke kamar atas?"
A : "Panas. Repot mindah-mindah barang juga"
I : "Udah bilang ke si ayah soal ngekos?"
A : "Belum"
I : "Kenapa?"
A : "Ga usah"
*diam*

I : "Malu gak punya ibu kaya gini?"
A : "Ngomong apa to bu? Nggak atuh"

Dalam hati, saya berbicara sendiri. Bahkan engkau adalah kebanggaan. Harta tak ternilai dari apapun juga. Saya bersyukur terlahir sebagai anaknya. Bukan anak Anang & Krisdayanti yang kini.... begitulah.

I : "kamu 22 taun kan"
A : "Iya"
I : "Sing katungkulan" (artinya : mudah-mudahan terurus. Dalam konteks ini, ibu cantik ini berdoa semoga diurus dengan baik oleh anak-anaknya kelak ketika mereka dewasa).

Aku janji, Bu. Aku janji.

Pulang. Diberi beberapa resep obat. Katanya vertigo. Benar dugaaan, kecapekan. Sampai di rumah, si ibu tidur jam 10an. Saya tidur di kursi ruang tamu nunggu si ade. Dia baru pulang jam 11an. Besok pagi, warung tutup saja seharian, dan larangan tak usah pergi ke pasar. Istirahat total.

Cepat sembuh, Bu.

No comments:

Post a Comment

Trip Intergalaksi

Selasa, 23 Juni 2020 03.22 dini hari Kisah ini saya tulis begitu bangun tidur dari mimpi yang tidak akan pernah saya lupakan. Mimpi yan...