5.11.13

Kebetulan Berantai

4 November.
Selamat tahun baru 1435 Hijriyah!! Beruntungnya saya masih melihat tradisi pawai obor di malam tahun baru Islam. Tadinya berniat ikut jalan kaki juga. Berhubung berenyit-berenyit keponakan kepingin ikut, ya beta bawa motor. Rutenya dari lapang Cicabe menuju lapangan sempit daerah Cikadut. Penasaran kayak gimana serunya? Let's find out! *ala Jebraw*






***

5 November.

Sebuah hari akan diperngaruhi oleh bagaimana kita menyambut mentari terbit. Dan sebuah esok akan dipengaruhi oleh bagaimana kita mengantar mentari tenggelam.

***

Siang tadi ketika sedang asyik nongkrong di sekre km, saya baca sebuah dakwah online tentang shalat subuh. Di sana tercantum kutipan hadist:

“Setan melilit leher seorang di antara kalian dengan tiga lilitan ketika ia tidur. Dengan setiap lilitan setan membisikkan, ‘Nikmatilah malam yang panjang ini’. Apabila ia bangun lalu mengingat Allah, maka terlepaslah lilitan itu. Apabila ia berwudhu, lepaslah lilitan yang kedua. Kemudian apabila ia shalat, lepaslah lilitan yang ketiga, sehingga ia menjadi bersemangat. Tetapi kalau tidak, ia akan terbawa lamban dan malas”.

Meeen!! Oke ini sudah sangat menampar.


Jujur saja, pagi tadi hamba terlewat ibadah subuh karena malamnya begadang tapi tiada party-nya. Dan bisa dilihat seharian bawaannya loyo. Jam 9 tanding kejuaraan badminton se-kampus. Maen-nya cupu. Dibantai mas mas GEA. Siang juga makan di ganyang loyo. Habis dari salman, ke sekre km lesu. Pokoknya semua jenis kemageran ada di hari ini. Belum lagi cobaan-cobaan yang kebetulannya masuk akal. Sendal jepit putus. Sore hari sehabis jenguk si abeng di Al-Islam, ban motor bocor. Itu juga mungkin karena melalaikan ibadah magrib. 

Ketemu tempat tambal ban pertama. Yang jaganya pemuda. Auranya menunjukkan ekspresi 'mampus luu sekarang gua kasih harga mahal'. Masa ban bocor tapi lubang anginnya copot (patah)? Dikiranya aing gatau. Trus doi bilang ganti ban aja. Harganya 55 rebu. Haih gelo meureun. Tawar munawar berlangsung. Si pemuda itu tetap keukeuh dan saya naik pitam. Saya putuskan gajadi ganti ban di situ. Pasang lagi aja bang. Saya mau pindah ke tempat lain. Bayar 5rebu lalu cabut nyari tempat tambal ban lain. Itu mah ya jalan dari al islam sampai McD margahayu. Kabayang teu? Kabayang lah. Kabayang mah pacarnya Iteung.


Ketemu tempat tambal ban kedua. Yang jaga itu bapak setengah kakek. Tapi beliau ramah. Jadi walaupun ngeluarin 45rb ya gak terlalu nyesel. Sambil nunggu ganti ban, nebeng ibadah di musholla pombensin deket situ. Keluar dari musholla lihat si kecil ini lagi guling-guling di lantai. Awalnya saya pikir dia sedang main-main sama ekornya. Lalu dia jalan mondar mandir kaya orang bingung. Pas saya perhatikan lebih dekat, masya Allah, kedua matanya tertutup. Kucing ini tunanetra.



Hati siapa takkan iba membayangkan bagaimana kucing ini mencari makan untuk dirinya sendiri, menyebrang jalan, melompati kubangan. Slina sedih aing liatnya. Kasihan. Mau dibawa pulang juga orang rumah pasti komplen besar-besaran. Doaku untukmu, boy.

***

Pulangnya ke borma antapani. Nyari baut buat masang lagi pegangan di jok motor. 

***

Jadi, bagaimana dengan esok hari? Jawabannya adalah bagaimana cara yang pantas mengakhiri hari ini.

No comments:

Post a Comment

Trip Intergalaksi

Selasa, 23 Juni 2020 03.22 dini hari Kisah ini saya tulis begitu bangun tidur dari mimpi yang tidak akan pernah saya lupakan. Mimpi yan...