14.12.13

Benar Benar Salah.

"Merasa melakukan hal bener ternyata gak bener."

Satu ucapan ustad lutfi di tvri pagi tadi. Saya agak menyesal nonton cuma bagian ekornya. Ada ustad yusuf mansur juga. Intinya, lagi mengkaji masalah privasi seseorang ketika di masjid. Misalnya, waktu habis shalat fardu tiba-tiba ada kultum kan agak mengganggu orang lain yang hendak berdzikir atau shalat sunnah. Ada baiknya memberi waktu dulu beberapa menit untuk dzikir habis itu baru kultum. Atau, sebelum shalat berjamaah, diumumkan terlebih dahulu bahwa nanti habis shalat ada kultum, jadi bagi siapapun yang hendak shalat sunnah bisa mengambil ancang-ancang.

Ada juga kasusnya yang membaca Qur'an dengan suara yang terlalu keras. Bisa mengganggu orang lain yang sedang melaksanakan shalat. Kemudian, ada juga pengalaman ustad lutfi itu. Pernah lagi ceramah, tapi di tengah-tengah ceramah itu ada orang yang membaca Qur'an. Kurang sopan, tidak baik, juga tidak menghargai orang lain berbicara. Orang yang seperti itu menurut beliau adalah yang tidak mengerti, bahwa dia melakukan hal benar ternyata tidak benar. Bagusnya sih ya menghargai orang yang sedang ceramah itu. Mendengarkan baik-baik. Atau, kalaupun mau mengaji, ya mengambil spot-spot ujung yang tidak mengganggu.

Yang satu ini yang paling sering kejadian dan mungkin sering saya alami sendiri. Ustad Lutfi itu bercerita, satu waktu doi lagi shalat berjamaah, di depannya ada anak muda. Pakaiannya skinny jeans + baju 'kurang bahan'. "Kan keliatan itu belahannya" kata ustad. "Masalahnya itu sama-sama laki juga" Ustad Yusuf mansur menimpali. Masa iya sih mau ngadep Tuhan pakaiannya aja gak bener. Celengannya keliatan mungkin bukan hanya sama orang di belakangnya aja. Bisa juga yang di belakanganya lagi, kanan kirinya juga. Nah pemuda itu pasti merasa dirinya sudah berbuat bener tapi ternyata gak bener akibat niatnya. Niat itu ya diliat dari cara dia mempersiapkan diri dalam ibadahnya. Begitu katanya ustad-ustad itu.

Serupa tapi tak sama dengan celana celengan itu, saya juga pernah melihat pemuda-pemuda yang memakai baju/kaos yang ada tulisan di belakang punggungya. Kalau di kampus itu banyak unit-unit/himpunan/organisasi/event suatu acara. Biasanya, member-member itu punya sesuatu yang dipakai sebagai penanda bahwa dia termasuk di kelompok tersebut. Memang keren. Tapi, alangkah baiknya kalau itu pakaian yang ada tulisannya tidak dipakai kalau mau ibadah, apalagi berjamaah. Karena akan ganggu buat orang yang ada di belakangnya. Mulutnya sih baca al Fatihah, tapi kan mata ngeliat tulisan itu, dan hati baca tulisan yang di punggunya orang yang di depannya itu. Sah? Sah? Ya gak khusyuk aja sih.

Intinya, Islam itu menghargai privasi seseorang sekecil apapun dan dimanapun. Begitu kata acara subuh tadi.

***

Senangnya jam hidup kembali normal.


No comments:

Post a Comment

Trip Intergalaksi

Selasa, 23 Juni 2020 03.22 dini hari Kisah ini saya tulis begitu bangun tidur dari mimpi yang tidak akan pernah saya lupakan. Mimpi yan...