21.12.13

Bulu Idung, Jangan Kebanyakan Bahas Cinta. Giung!

Musim hujan tiba. Itulah saat yang tepat dimana bulu-bulu wajib 'ain diperlihara dengan baik. Karena dengan bulu, makhluk hidup bisa survive di tengah musim hujan atau musim dingin. Sudah diketahui sendiri gimana itu beruang kutub bisa selamat di antartika. Itu karena dia mengemudi dengan hati-hati dan ingat keluarga. Makanya selamat. Lain halnya dengan saya, homo sapiens. Akhir-akhir ini sering mencabuti bulu hidungnya. Sekali cabut bisa 2-3 helai tercabut. Pernah waktu itu 5 dalam satu tarikan. Emang sih jadi plong. Tapi efek sampingnya itu, saya jadi rutin dikoyo. Masuk angin. Mungkin saking ga ada filternya. Sekali inhale bak pompa air Shimizu dengan tagline : Sedotannya kuat, semburannya kuenceng.

***

Bagi sebagian orang yang berprofesi sebagai penulis, motivator, konsultan, atau biro jodoh, menulis pesan moral, wejangan, quotes-quotes yang menginspirasi (terlebih soal cinta-cinta) itu membanggakan. Jadi dikenal, mungkin. Followers melonjak, dianggap ahlinya percintaan, banyak yang meminta saran, jadi tempat konsultasi pasangan-pasangan romansa telor asin, opini-opininya benar, sudut pandangnya selalu dijadikan pedoman, dan image-image baik lainnya. Yang lagi laku sekarang  itu yang mengaitkannya dengan dakwah-dakwah agamis. Saya menaruh pandangan positif bagi yang menyebarkan kebaikan atas dasar ikhlas ingin menyebar kebaikan. Namun ada kalanya kalau dakwah cinte-cinte itu terlalu sering dengan kuantitas perharinya melebihi batas normal. Misalnya di twitter, dalam sehari ia ngetwit puluhan soal cinte-cinte yang didasari sudut pandang agama. Belum lagi tautan yang menyambung ke blog. Memang bagus, saya bilang. Memberikan petunjuk, pandangan yang benar secara agama akan pentingnya memandang cinta, kasih sayang, dalam sudut pandang agama. Tapi sesuatu yang berlebihan itu, ya begitulah. Kalau ibarat teh kebanyakan gula, itu giung. Kalau sudah begitu, biasanya jadi mual. Biasanya.

Kenapa tidak membahas aspek kehidupan lain selain hal-hal berbau perasaan hati saja? Seakan-akan topik hidup hanya sebatas cinta melulu. Jangan cengeng melulu lah. Pendidikan, politik, ekonomi, hukum perdagangan, tata kota, pemerintahan, coba bahas itu juga dari segi agama. 


Seseorang yang berilmu dan visioner tidak akan blurts out menceritakan semua pemikiran, gagasan-gagasan, dan apapun hal yang diketahuinya secara blak-blakan. It won't make you seem bold or cool or visionary or anything, but is in fact labelling you as dangerous, potentially treasonous and definitely not the sort of person who will ear promotions. Pribadi yang begitu punya alasan. Dia tidak berharap diketahui banyak karena pemikirannya, tapi pemikirannya yang membuat orang lain mencari tahu siapa dia. So, just keep your card close on your chest, dude. 

***



Saya masih bodoh tentang cinta dan wanita. Tapi setidaknya saya bersyukur dengan kebodohan itu, saya tidak berhenti belajar memahami perasaan seseorang yang saya kagumi. Tidak hanya wanita, laki-laki, hewan, tumbuhan, alam. That's what we live for, isn't it? Karena fokus pada satu hati, satu perasaan saja tidak akan membuat bahagia. Bukan artinya harus memecah perasaan pada banyak hati perempuan (bagi laki-laki), tapi berbagi hati pada semesta. 

Bertemu jodoh? Anekdot of the year, kalau saya bilang. Biarlah pengalaman yang mencaci-caci ketika diri sedang berusaha mencari-cari lagi teman hidup. Pada yang 1, saya dan dia bagai magnet U dan U. Didekati makin menjauh, Dipaksakan malah lebih parah daya dorongnya. Yang 2, magnet U dan S yang dibatasi kaca 1 mili. Kepercayaan. Yang 3, magnet U dan S. U untuk Uda dan Sister. Uda berarti kakak laki, sister adik perempuan. Dan sebatas itu saja, tidak akan lebih.


Itu mungkin salah satunya yang kian membuat saya mual dengan masalah cinte-cinta. Mau itu tulisan, quotes, ftv (apalagi), film blockbuster. Drama. Kalau banyak kolega menilai saya perfeksionis masalah cinte-cinte ini, ya it haknya. Mungkin bukan perfeksionis, tapi oportunis. Orang oportunis biasanya tahu momentumnya. Dan semesta setuju, bahwa saat ini, momentum itu masih dalam perjalanannya. Tidak usah cengeng memikirkan, nanti juga berpapasan.

No comments:

Post a Comment

Trip Intergalaksi

Selasa, 23 Juni 2020 03.22 dini hari Kisah ini saya tulis begitu bangun tidur dari mimpi yang tidak akan pernah saya lupakan. Mimpi yan...