2.5.14

Nunggak Tagihan Internet

| Mei 1 |

Pening kepalaku sejak pagi. Malam tadi hanya tidur 4 jam dan jam 7 pagi rencanaku keliling bandung pakai sepeda sama kawanan kampus. Berantai, mereka menamainya. Jam 7.35 sudah kusapa itu satpam depan yang menurutku enak diajak senyum. Nyatanya jam 9 baru berangkat. Agaknya sulit bagi anak seni rupa untuk tepat waktu. Semakin kesini aku mulai bisa mengerti.

Ke bandara tujuannya, habis itu biar kata 'bebas' dan 'terserah' yang menentukan jalur berikutnya. Enaknya hari itu, lagi libur. Hari buruh atau biasa orang bilang May Day. Jadi jalanan bernuansa lebaran dan bisa dipakai tidur-tidur. Tapi tetap saja, bandit-bandit jalanan yang baru punya motor cicilan saja lagaknya sudah bikin naik pitam. Mentang-mentong. Ya kami orang-orang bersepeda paling bisanya maki-maki ke punggungnya yang sudah melesat jauh.

Di bandara ada gerombolan anak kecil yang juga bersepeda. Two times in a row aku selalu berpapasan sama bocah-bocah. Waktu itu di seskoad. Yang di bandara ini ada 1 anak yang sepedanya punya masalah. Untung toolbox di sepeda tidak pernah kuobrak-abrik. Masih ada kunci inggris. Kubetulin lah sepeda anak itu, dibantu si faris si ardy_nigga. Jalan kembali. Di tol pasteur kami pisah arah sama anak-anak tadi. Lalu ke marnat, mampir di lawson beli minum, haha hihi lalu pulang.

Jam 12 ke kosan si oji. Masih pakai sepeda. Kabel data yang kemarin ketinggalan bekas ngopi komik onepiece sudah kuambil lagi. Ada perlu sama kabel itu, tentang kerjaan. Kerjaan karikatur anshor yang ku-print di dekat pelesiran. Masih di tengah hari yang sama, berangkat ke jonas. Pesan figura lalu pasang. Aku sedikit merasa kurang enak sama tukang parkir sana. Aku parkir sepeda di tempat motor, dan aku ogah bayar parkir. Waktu keluar itu sebetulnya aku bilang terima kasih, tapi mungkin tidak terdengar. Dia ngomel-ngomel 'ya bilang nuhun kek!'  katanya setengah teriak. Ya kubalas teriak juga Nuhun mang! Sudah, impas. ha ha. Mental parkir. Tanah milik Tuhan juga masih saja minta imbalan.

Ketemu si anshor di salman jam 1an. Hujan besar begitu aku sampai di parkiran sepeda. Ngobrol-ngobrol antar sarjana unemployed itu seru-seru getir. Jam 2 baru selesai itu hujan. Hujan ada, matahari terik pula. Ada seirang teteh-teteh di sebelah yang bilang, "kalau hujan poyan begini, mataharinya basah dong?". Aku menguap saja kepingin tidur saat itu juga.

Sore pulang. Sepertinya sudah saja hari itu berakhir dalam hibernasi.

***

| Mei 2 |

Ciloko, jam 2 pagi tanpa bunyi-bunyi dan internetpun mati, bertemu artikel seru-seru getir. 20 Lessons to Learn in Your 20s About Women And Dating or Be Single Forever. Awalnya cuma pasang muka "yaelah gitu doang". Sampai subuh, barulah sadar, ya.. begitulah. Konyol ternyata selama ini munafik benar, aku ini.

Habis jumatan ke eiger. Nyari backpack buat keperluan petualangan kecil-kecilan. Buat nanti tengah mei mau ke dieng, rencananya. Lagian hanya punya koper seret. Habis uangku di sana. Rejeki baru kemarin sore habisnya seperti ditiup angin tambal ban. Poof! Lalu sore ke kampus. Rame betul career days. Tidak cuma anak itb yang di sana, aku lihat jaket-jaket unibraw juga ugm. Sekarang oh sekarang. Saingan sudah bukan sama tetangga bangku sebelah.

Ke dp mampir. Ketemu si dian riris ngomongin tor pemilu. Kalau tidak ada aral melintang, aku jadi momod. Entah apa tugasnya, ya paling nanti bacot saja lah.ha ha. Si winnie. Anak itu keliatan lusuh, sibuk mungkin. Ah baru 2 minggu lalu aku bilang semoga tidak bertemu lagi.

***


| Mei 3 |

Baru bayar internet pagi tadi. Aku kira line bakal ramai pesan yang pending. Ternyata tidak. Aku agak sedikit senewen sama kota ini. Karena tidak ada yang dikerjakan dan kawan-kawan sudah punya urusan, sendiri itu lebih menggigilkan daripada cuacanya.

No comments:

Post a Comment

Trip Intergalaksi

Selasa, 23 Juni 2020 03.22 dini hari Kisah ini saya tulis begitu bangun tidur dari mimpi yang tidak akan pernah saya lupakan. Mimpi yan...