19.6.14

Hujan Bulan Juni

Sapardi Djoko Damono. Siapa tak kenal beliau? Puisi 'Aku Ingin'-nya bertebaran dimana-mana. Tapi kebanyakan orang tidak tahu penyairnya. Ada satu puisi lagi dari beliau yang akhir-akhir ini serasi dengan kota ini, juga lubuk hati.

Hujan Bulan Juni

Tak ada yang lebih tabah
Dari hujan bulan Juni
Dirahasiakannya rintik rindunya
Kepada pohon bunga itu

Tak ada yang lebih bijak
Dari hujan bulan Juni
Dihapusnya jejak-jejak kakinya
Yang ragu-ragu di jalan itu

Tak ada yang lebih arif
Dari hujan bulan Juni
Dibiarkannya yang tak terucapkan
Diserap akar pohon bunga itu


***

Ketika hujan begitu dinantikan, dan turunnya hujan ini merupakan suatu berkah, suatu anugrah, dan suatu isyarat akan sebuah kerinduan. Saat tanah kemarau yang merindukan hujan.

Sepertinya, bukan pohon atau tanaman yang rindu pada hujan, melainkan “hujan” itulah yang merindu, rindunya itu dirahasiakannya pada sang “pohon bunga itu”. Biasanya, “pohon bunga” akan selalu memaki-maki, mendamba tiap harinya mengapa “hujan” tak kunjung turun. Tapi apa yang sebenarnya terjadi? ternyata sang “hujan”-lah yang begitu tabah memendam rindu untuk memberi kehidupan dan kesegaran bagi sang “pohon bunga” itu.

Lalu sang “hujan” mengakui bahwa segala pengorbanan yang dilakukannya ternyata belum sepenuhnya ikhlas, maka ia hapus jejak kakinya di jalan itu, ia hapus segala bekas kehadirannya. Tak usahlah kau tahu aku pernah memberi engkau cinta, karena aku sendiri masih meragu.

Maka dengan kearifan “hujan bulan juni” itu, ia membiarkan yang tak terucapkan itu diserap oleh pohon dan bunga itu. Dan biarkanlah ketidak-mengertian itu yang menghidupimu.

***

Sebagai manusia yang bukan terlahir dari titisan penyair, saya termasuk golongan manusia yang tidak terlalu pandai memilih kata untuk mengutarakan perasaan. Tapi memang begini seni-nya merindu. Diam-diam mendo'akan untuk seseorang yang dituju. Merindu itu hak, bukan? Meskipun orang yang dituju belum tentu membalasnya. Meskipun ia anggap semua ini bukan apa-apa. Meskipun rindu yang ia harapkan bukan datang dari orang yang ia harapkan pula. Semoga dirimu selalu dalam bahagia.

1 comment:

Trip Intergalaksi

Selasa, 23 Juni 2020 03.22 dini hari Kisah ini saya tulis begitu bangun tidur dari mimpi yang tidak akan pernah saya lupakan. Mimpi yan...