10.4.15

Lika liku Video Call

April 4

Agenda penting hari ini adalah presentasi lomba via skype. Harusnya memang saya hadir langsung ke TKP tapi di Surabaya. Harusnya saya bisa ke sana tapi ongkos tak punya. Harusnya saya sudah punya ongkosnya tapi gajian saja belum ada.

Di saat orang-orang kantor pada meliburkan diri di harpitnas ini, saya sudah nongkrong di kantor sambil sibuk mencari koneksi. Coba online skype lewat laptop sendiri tapi terkendala sound card yang tidak memungkinkan untuk video call. Pinjam laptop si Hasbi baru bisa. Jam 9 pagi sudah dikabari panitia. Katanya saya presentasi sebentar lagi. Saya pindah badan ke Musholla kantor, cari tempat agak private. Percobaan video call sama panitianya berjalan mulus. Jam 11an saya dikasih tau bahwa akan ada kabar kalau sudah hampir tiba giliran saya. Jam 2 masih belum ada. Jam istirahat saya habiskan dengan tidur. Di luar, kilat menyambar-nyambar tanpa henti, lama sekali. Baru-baru saya tahu kalau daerah Bogor dan Depok adalah wilayah dengan intensitas petir tertinggi di Indonesia.

Lalu kiamat sugra terjadi. Wi-fi kantor tersambar petir. Otomatis koneksi internet mati total. Tidak berselang lama, sms dari panitia lomba bilang bahwa giliran saya 20 menit lagi. Bolak balik ngecek wi-fi tiada guna. Berkali-kali saya coba kontak panitianya agar minta keringanan tidak diberikan karena ada juri yang sudah datang jauh-jauh. Ada secercah harapan. Tethering wifi pak Riza. Awal percobaan masih lancar. Di tengah jalan putus melulu. Mau dicoba berkali-kali tetap saja putus dan itu mengganggu sekali jalannya presentasi. Tak ada pilihan lain selain via telepon. Dengan sedikit terbata-bata, akhirnya saya berhasil khatam.

That was the craziest presentation I've ever done. Soal hasilnya saya tidak berharap banyak. Yang penting saya sudah berusaha sebisa mungkin untuk menepati janji.

***

April 9

'Gue punya sepuluh rebu doang Met. Terserah lo mau diapain'. Kalimat itu semakin sering saya ucapkan ke warung pecel lele langganan. Ya karena memang seudah habis sekali uang di dompet dan atm. Mana panpel lomba tempo hari belum balas-balas message FB pula.

Harusnya hari ini meluncur ke Surabaya buat awarding night lomba lain. Alhamdulillah sih masuk final. Tapi ongkos ke sana tidak ada. Jangankan buat ke Surabaya, ongkos makan saja belum ada. Kasian kali anakmu ini mak.

No comments:

Post a Comment

Trip Intergalaksi

Selasa, 23 Juni 2020 03.22 dini hari Kisah ini saya tulis begitu bangun tidur dari mimpi yang tidak akan pernah saya lupakan. Mimpi yan...