9.7.15

The Good, The Bad, and The Ugly of South Africa.

July 07

Isi kepala saya sudah hampir membludak, segala ide, cerita, keluh kesah, dan pelajaran ingin ditumpahkan sebanyak-banyaknya. Saya berharap menjadi sebuah novel, namun, menyadari bahwa laporan tugas akhir saja digarap ala warung kopi, ya saya sadar diri. Ini sebuah pelajaran yang begitu berharga dari perjalanan yang baru saja saya tempuh.

***

June 29

Siang itu pukul 11 di Bandara Soekarno-Hatta. Meeting point bersama Mas Jagad di terminal 2. Sampai saya sadar satu hal, mau berjuta giga kali kita saling telpon bertanya sedang dimana, gak akan ketemu-ketemu kalau saya nunggunya di terminal arrival, bukan departure. Fail. Barulah jam 12 bertemu.

Singgah di Hongkong untuk menjemput pesawat berikutnya menuju Johannesburg. Asli ini kampung banget. Saya maksudnya. Karena memang ini pertama kalinya saya ke luar negeri. I repeat. Ke luar negeri. Alhamdulillah tanpa biaya sepeserpun.

June 30

Singkatnya, sampailah saya beserta rombongan wartawan di Afsel. Tak dinyana kalau di sana dingin kali bah. Dijemput si Jerry dan Max, pegawai Datsun sana juga, yang selanjutnya jadi tour guide kami. Dari OR Tambo Airport langsung bergegas ke arah utara, katanya mau langsung Game Driving. Awalnya saya kira ini semacam main mobil-mobilan di sabana. Ternyata sampai sana, malah tour safari. Jadi, berdasarkan penghuni sana, Game adalah sebutan untuk binatang-binatang yang menghuni hutan, seperti singa, gajah, kutu air, undur-undur, dll. Itu mereka sebut Game, bukan animals. Jadi tergantung konteks pemakaiannya. 

Sebelumnya, kami mampir di toko cemilan khas sini, namanya Biltong. Atau dalam bahasa Indonesianya : Dendeng. Kalau di Indo, dagingnya tipis-tipis, daging sapi/ayam/kambing, di sini daging Kudu, Rusa, Impala, dan babi hutan. Rasanya asin-asin bau daging. Ketauan abis kagak puasa.Tapi akan saya bayar hutang-hutangnya abis lebaran. 

Biltong Kudu
Sekitar jam 2 siang sampai di Welgevonden Game Reserve, Vaalwater. Disambut Lazarus yang langsung mengajak Game Driving sampai malam. Selesai game driving, kami menginap di Thaba Metsi Lodge yang letaknya berada di tengah kawasan Taman Safari tersebut. Saya pikir akan serba susah seperti ngecamp di gunung, eh ternyata semewah hotel berbintang. Usut punya usut ternyata itu lodge milik bos Nissan, yang harga sewa per malam saja bisa mencapai 2.500 Dollar per malam termasuk service! Holymolly..



Mengejar Singa
July 01

Pagi itu kami janjian pukul 7 pagi untuk lanjut safari tour karena menurut guidenya, pagi-pagi biasanya banyak hewan keluar mencari makan dan itu momen yang cukup bagus. Saya sudah bangun dari jam 5 pagi. Sahur di sini sekitar jam 5.20 tapi saya gak puasa. Saya diam saja di lodge menunggu panggilan koordinator acara karena saya pikir kami akan berangkat bersama-sama.

Ah Indonesian, saya malu sekali mengingat attitude-attitude yang seharusnya tidak dilakukan di sana. Kawan-kawan yang lain terlambat bangun, atau terlambat memenuhi janji kumpul jam 7 pagi. Padahal di sana sudah ada Lazarus, Jerry, dan Max yang mennunggu kedatangan para Indonesian. Jam 7.40 baru si Max mendatangi satu-satu lodge kami. Walaupun terlambat, kami berangkat sepuluh menit kemudian. Itu pun hanya saya dan ayah saya, karena yang lain katanya memutuskan untuk tidak ikut.


Pulang game driving sekitar jam 10 lalu disuguhi brunch. Kami akan pergi kembali sekitar pukul 2 siang hingga malam hari.






June 02

Pagi hari sudah bersiap sarapan dan membawa barang-barang karena selepas sarapan, kami diajak Jerry menuju Gerotek Track Facility di Pretoria. Di sana disambut beberapa atasan Datsun Afsel dan disuguhi makan siang sebelum mencoba mobil balap ala Afrika.

Sampai di trek agak siang. Di sana sudah banyak orang, entah apa profesinya, setahu saya kalau yang bawa kamera dan mikrofon itu jelas reporter tv. Suatu kehormatan menjadi orang Indonesia pertama yang diajak ujicoba mobil modifikasi ini di trek balap. And that was fantastic driving experience i've ever had. lol. Yang nyupir bukan saya, si Jack. Bukan dari Titanic bukan juga Sparrow.


Diminta interview pula sama tv lokal sana. Entah waktu itu saya ngomong apa. Bahasa Inggris gado-gado bikin tepok jidat deh. Selesai interview, baru berangkat lagi ke tempat lain. Say goodbye to Max yang gabisa melanjutkan karena bapaknya ulang taun.



Perjalanan berikutnya makin menarik. Karena dari awal si Jerry mau menunjukkan The Good, The Bad, and The Ugly of South Africa, kota berikutnya adalah the ugly-nya, katanya. Soweto City. Di perjalanan ke sana, si Jerry ngajak tebak-tabakan apa kepanjangan Soweto. Reflek saya jawab "South West Town?" and he said "almost". Jadi Soweto adalah akronim dari South-Western Township. Diceritakan juga sejarah kota ini yang membuat saya merinding. Gila men, gila! Lengkapnya bisa dilliat di Wikipedia.


Destinasi pertama adalah Orlando Tower. Adalah tower pembuangan asap tambang yang dulu diapakai untuk PLT Batu Bara. Sudah tidak berfungsi. Uniknya, waktu penyelenggaraan FIFA WC 2010, tower ini digambar muraloleh pelajar-pelajar afrika. Mural yang setiap objek gambarnya sarat akan makna.

- Gambar tangan memegang tanduk Kudu (Rusa Afrika) di tower kanan.
Artinya : Dahulu kala, orang-orang Zulu (suku adat Afrika Selatan) menggunakan tanduk Zulu untuk mengumumkan kabar berita. Nah untuk mengumumkannya, si pemberi kabar harusn mengumpulkan dulu orang-orang ketimbang menyampaikannya satu persatu. Maka ditiuplah tanduk kudu tersebut. Suaranya yang membahana ke berbagai arah membangunkan siapapun yang mendengarnya. Gambar ini berarti mengajak seluruh warga Afsel untuk ikut menyuarakan euphoria perayaan pesta sepak bola dunia di negara mereka. Inilah asal muasal vuvuzela, terompet afsel yang terkenal itu.

- Gambar Ibu-ibu : Artinya penduduk afrika sangat menghormati ibu-ibu mereka. Karena dari ibu lah seorang pria tangguh berasal.

- Gambar Kereta : Kereta adalah sarana transportasi penduduk Soweto. Tiap pagi digunakan unutk bekerja ke Johannesburg lalu pulang kembali sore harinya. Kalau baca sejarahnya. Blue, dalam bahasa Indonesia artinya biru, atau kesedihan. Tergantung konteks kalimatnya. Dan masih banyak lagi artinya. Seru.


Ada lagi yang membuat tambah merinding. Di Museum Hector Peterson, kami diceritakan sejarah massacre yang dulu pernah terjadi pada anak-anak sekolah. Jadi dulu, ada ratusan anak yang demo menentang pengajaran bahasa asli Afrika di sekolah mereka. Ketahuan pemerintah, polisi turun tangan, demo makin menggila, polisi melakukan random shot pada anak-anak ini. Salah satu korbannya adalah Hector Peterson. Masha Alloh.

Beberapa tempat yang saya kunjungi di sekitar sana adalah Orlando Tower, Hector Peterson Museum, dan Nelson Mandela House. Sayang sekali kami sampai di Vilakazi St. terlalu sore, Rumah Pak Nelson dan Bu Winnie sudah tutup. Hanya sempat berfoto di depannya.


Selesai dinner bersama para petinggi, karyawan, dan kolega di restoran sekitar Vilakazi St., kami langsung menuju pengiapan malam terakhir. Monte Casino. And guess what? That is the Real Casino! Yoo meen.. Winner winner chicken dinnner..



July 10

Sarapan pagi di lounge mewah yang isinya orang-orang dari berbagai ras. Pukul 9 menuju bandara Or Tambo, menjemput pesawat pukul 11.40 waktu setempat. Setelah 12 jam perjalanan menuju Hongkong, 4 jam ke Jakarta, dan 5 jam menuju Bandung, akhirnya saya bisa tidur betulan. Dengan Jetlag yang masih bertahan hingga kini. Damn it.

***

There were so many things to say but, yah, mereka mungkin terlalu sibuk. Personally I'd like to say thank you so much for everyone who organized this unforgettable trip for us. Jerry, Max, Datsun Indonesia, Datsun South Africa, and so on. Dan juga Austin, Gibson, dan satu lagi yang saya tak sempat berkenalan. Mereka chef-chef selama di lodge Thaba Metsi dengan masakan luar biasa, dan halal, Insha Allah. God bless you all guys. Thankiees.. Mohon maaf juga selama perjalanan atas attidude-attidue kami. Because you know, we are Indonesians.


This trip reminds me of God Must Be Crazy movie. Now I do believe that God must be have another crazy plans for me years ahead. Bismillah. Saatnya kembali ke Indonesia.

Ngiabonga my fellas, Ngiabonga!!!

No comments:

Post a Comment

Trip Intergalaksi

Selasa, 23 Juni 2020 03.22 dini hari Kisah ini saya tulis begitu bangun tidur dari mimpi yang tidak akan pernah saya lupakan. Mimpi yan...