May 18th
Dua hari lalu sudah mau ditulis, tapi karena
liat iklan On Clinic dengan ikang fauzi, mendadak aku ingin sekip saja
hari itu. Berharap lupa. Namun tetap saja bayangannya berdansa-dansi
sepanjang malam.
Langsung saja aku nyatakan, enyahlah kamu pelayan toko Olahraga
Barcelona Kosambi. Karena dia aku membuang 21,56 menit sisa hidup dengan
percuma. Dua orang tidak becus melayani pembeli. Aku hanya mencari
baju. Bukan istrinya. Hanya tawa-tawa tolol mereka berlalu tanpa
memerdulikanku yang hanya meminta satu kaos olahraga. Kalau beli sepatu
bola, sudah kutendang tuh selangkangannya. 20 menit berlalu. Aku tak
sudi lagi membeli disana. Berlalu. Tadinya mau aku acungkan jari
terlarang. Semoga makin banyak pembeli (yang kamu kecewakan).
Sore terang benderang. Duduk di furnitur dosen DP di satu penjuru
kampus. Pantes saja dia jadi dosen, bukan desainer. Public Furniture ini
seperti palang komplek. Kesepian. Termarjinalkan. Menunggu mati. Muncul
si Sesar. Dari jauh aku tau dia bakal lewat di depanku, pura-pura saja
membaca buku. Begitu, dia melewati, aku lihat dia. Dia lihat aku. Apa ya
itu namanya? sombong? Lupa? pura-pura lupa?. Aku sapa, kau berpaling.
Aneh kau. Aku hanya terkekeh-kekeh. Kembali menikmati sore. Anggap itu
kentut.
SR Cup. Menang. Kasian si Zen. Dia kalap di babak kedua. Kondisi saat
itu tidak ada air. ironis. padahal hari itu hujan turun di sabuga.
Bandung sudah dipadati alien-alien. Mereka bergerombol, meyusup melalui
truk-truk dan mobil bak terbuka, turun di jalan-jalan, dan pasti :
HITAM. Esok harinya adalah Bandung Berisik. Pak Kiki mungkin ada disana
nanti. Mengajar HaKI pada Burgerkill.
Alien lainnya : si Pamartinus. Dia kenapa sih? Tak pernah muda? Ujian
mengetik ribuan kata untuk hari Sabtu. Kalau hidupku hanya mata kuliah
dia, tanpa makan,boker, melamun, dan kuliah lain _ aku siap
melaksanakan. Tapi sayang, seribu sayang, hidupku bukan hanya paper. Ada
perut yang harus diisi, ada jiwa yang perlu disenangi. Toh dia pernah
muda kan? kecuali kalau dia terlahir langsung berkumis. Lain pula si
Mister dud. kalau diumpamakan, pertemuan dia dengan mahasiswa saat mata
kuliahnya itu seperti waktu hidup lebah. Singkat dan tidak jelas. Hanya
sekali klimaks saat lebah jantan mengorbankan jiwanya demi kawin.
Klimaks. Dan Mister Dud ini meng-klimaks-kan semester ini dengan tugas
aneh, tidak jelas: Paper Artifak. God Bless You, Sir.
Semrawut awut-awutan. jeda waktu sehari saja untuk mencari angin segar.
Habis itu, aku janji, aku, akan, santai. 27.5.12
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Trip Intergalaksi
Selasa, 23 Juni 2020 03.22 dini hari Kisah ini saya tulis begitu bangun tidur dari mimpi yang tidak akan pernah saya lupakan. Mimpi yan...
-
"..akan kukenang semua nama yang pernah singgah di hidupku." - Angsa dan Serigala - Ada 7 milliar orang di dunia ini. Kalau...
-
April 16 Butuh beberapa hari bagi saya untuk mengumpulkan niat menulis apa-apa yang terjadi kemarin. Cukup banyak hal. Seringkali ketika su...
No comments:
Post a Comment