4.6.12

Apa kabar?

Halo pemirsa pemirsi bertemu lagi bersama saya Kiki Amalia di acara Aduh Tunduh. Seperti biasa saya bakal ngebacot tiada tara sampai blog ini menunjukkan *some text missing*. Mending bacot disini ya pemirsa daripada di twitter atau fesbuk banyak orang. Nanti dikira minta solidaritas dan uang receh. Untung disini cuma ada pemirsa seorang yaitu saya sendiri Kiki Mamalia yang menikmati tulisan sendiri.

Pemirsa!! Pe pe pe mimir sa sa #ea!
Tadi pagi saya ke jatinangor lagi pemirsa. Bilangnya mau ada silaturahmi pemirsa. Namun begitu saya sampai di sana pemirsa, eh malah makan makan pemirsa. Bukan! Bukan saya mau makan pemirsa. Tapi saya makan tumpeng sama telor pemirsa. Bukan telor punya pemirsa maksud saya pemirsa. Telors ayam pemirsa. Maaf saya capek pemirsa. Habis ini akan dilanjut sama rekan saya sehidup sembrono si Kiki Anemia. Silahkan

Namaku kiki anemia akan melanjutkan cerita barusan ya pemirsa. Sudah siap? sudah makan? sudah minum obat? minum obat dulu pemirsa biar ngga atit. Obat bisul sana.

Jadi habis makan-makan tadi, seseorang dosen sana bilang '....maaf paksoni, untuk honor agar bisa dipercepat...'. Yang aku tidak enak jidat itu pemirsa, mental kerja orang indonesia ini rendahan sekali pemirsa. Kuda pun kerja. Apa kerja bapak2 itu lebih dari kuda? bahkan kuda bisa bekerja lebih keras dibanding mereka yang lalu minta honor. Kuda aja gak merengek kalau memang pekerjaannya belum beres dan tidak diberi makan. Ah sudahlah itu urusan perut mereka.

Di jatinangor, aku dan rombongan panitia sekalian mampir ke Unpad. Jalan-jalan saja. Berhubung aku sering ke sini, aku lumayan tahu letak fakultas-fakultasnya. Masuk melihat gedung rektorat seperti stadion alianz arena. Bale Santika semacam Opera House Sydney. Aku jatuh cinta pada kawasan ini. Dulu aku jatuh cinta di sini. FKG berada di dekat gerbang depan. Mobil kami hanya berputar, melaju malas, sambil melihat sekitar. Sebentar saja mematung di depan gedung gigi ini. pertanyaan lama yang selalu disimpan dan ingin dikatakan: 'hey apa kabar,dok?' Sampai mobil berlalu, waktu tak mau tahu. Meluncur ke Bandung.

Selesai dari sana, rencana menonton tinggal rencana. Semua sibuk dengan hidupnya. Ke Tiga Negeri saja melihat-lihat gitar. Gilmore, Fender, Ibanez berderet merayu untuk sekedar dipandang sayu. Memekik untuk dipetik. Mataku tertuju pada satu gitar Telecaster merah marun. Aku tidak berani memainkan. Melihat saja cukup. Aku akan menabung demi dia. Semoga kamu tidak direbut orang. Hari itu aku hanya membeli stand gitar dan pick. Pulang berdansa dansi.

Malamnya, miris melihat postingan2 tentang KP. Update kawan sejawat tentang magang mereka, Fyuh~

That's it from me Kiki Andecaandeci see you next next next, gayamu sangat kaku, next next next lincah bertenaaga~.

Untuk A : Apa kabar?

No comments:

Post a Comment

Trip Intergalaksi

Selasa, 23 Juni 2020 03.22 dini hari Kisah ini saya tulis begitu bangun tidur dari mimpi yang tidak akan pernah saya lupakan. Mimpi yan...