15.6.12

Namanya Pak Eye bukan Iwak Peye

June 14th

Double Cheeseburger bukan berarti 2 biji tumpukan roti dengan 2 keju 2 daging. Setelah malam ini aku tau double cheeseburger itu hanya 2 keju yang mengapit daging -_-. Salahkan pelayan? Bukan. Salahkan penyusun kata. Harusnya, kalau mau 2 keju mengapit 1 daing, tulisannya : Cheese gobang go cheese.

Sekilas pernah terdengar peribahasa : kalau jadi desainer, sering-seringlah jalan2.Maka hari ini seluruh jalanan kota Bandung aku arungi, 2-3 toko kelontong kusebrangi. Rencana spontan pertama : ganti ban belakang motor yang udah botak abis. Meluncurlah ke jalan pungkur. Lewat bermacam2 jalan. Sampai disana, duit kurang.kesel. Tambah lagi harus bayar parkir padahal motorku hanya nongkrong disana dalam 31,43 detik saja. Kampret bener tukang parkir. Aku alesan saja bilang 'cari atm dulu pak'. Cari atm di timbuktu.
Dari pungkur, ke cihampelas. Mau beli tas. Duit kurang. parkir, bayar. Tanpa ke atm. Lalu ke sukajadi. PVj gramedia sedang ada diskon buku impor kata si gegi. Nyatanya disana ga ada buku impor. Sudah lewat mungkin. Dari PVJ ke gramed merdeka. Sama saja. Tapi cuma beli notebook dan atk. Di depan bip melihat-lihat jam tangan alakadarsih. Beli satu buat gaya, tapi tidak.
Gaya bahasa cerita di atas kayak buku-buku diary anak smp yang baru tahu istilah diary. Kasihan. Nanti saja diubah kalau sudah punya istri dan anak. Ralat : istri,lalu anak.

June 15th

Pak Eye namanya. Pelafalan huruf 'e' seperti membaca 'bebek'. Bukan Pak mata apalagi pak iwak peye. Pak Eye ini bapaknya tetanggaku si budi. Dulu dia berprofesi sebagai panjual buah-buahan kecuali buah tangan apalagi buahahaha. Sekarang Pak Eye ini dikenal warga sebagai ahli masjid, entah DKM, entah imam besar, entah imam kecil.Eksistensinya di jagat masjid Al Ikhlas dekat rumahku akan terlihat kala ia bertindak sebagai muroqi waktu jum'atan. Tau kan yang suka baca2 doa sebelum imam naik mimbar? ya itulah peran pak iwak peye. Semenjak liburan semester ini, aku tidak pernah absen jumatan di mesjid komplek karena biasanya juga di kampus. Begitupun pak Eye. Setahuku, dia tidak pernah absen di Jumatan manapun selama ini.
Siang tadi, habis adzan dhuhur, tiba2 dengan kepolosannya, ia mengumumkan kepindahan dia ke ujung berung di depan jemaah, dan tentunya dengan mic halo-halo yang suaranya. Tidak wajar. Ada lagi ketidak wajaran si pak eye ini. Kalau habis adzan suka berdoa kan? "Allohumma robbahaa dihidda' watittaammma..." tapi si pak eye ini berdoa doa habis adzan magrib di indosiar. Yaelah paak artinya aja udah beda. '..siangmu telah berlalu,dst". Setahu pengetahuan agamaku, itu termasuk bid'ah. Lalu ada pula doa sebelum qomat yang ,enyuruh rapikan shaf. Pokonya jumatan jadi banyak tambahan2 tidak lazim semenjak ada pak eye. Efeknya merembet pada ibu-ibu di majlis ta'lim, termasuk ibuku yang kadang suka ikut-ikutan. Anak muda bicara soal agama di depan bapak2 itu pasti digetok. Sok tau. Mau membetulkan juga serba salah- Raisa #nowplaying. Norma ini lah norma itu laah norman kamaru lah. Mungkin kalau pak eye nanti pindah, intensitas tak lazim akan berkurang. All hail Mr. Eye's move! :p

No comments:

Post a Comment

Trip Intergalaksi

Selasa, 23 Juni 2020 03.22 dini hari Kisah ini saya tulis begitu bangun tidur dari mimpi yang tidak akan pernah saya lupakan. Mimpi yan...