4.4.13

Lagi lagi belum cukup umur

Sebetul-betulnya ada setumpuk kerjaan di ujung ingatan saya. Ada 20 pesanan karikatur wisuda dan 1 project branding suatu produk sabun. Tapi saya sedang mesra-mesranya sama malas.

Ada 1 kabar baik dan 1 kabar (yang baik tapi menjadi buruk). Kabar baiknya, draft laporan pra TA di cap "Proceed". Yang kedua, telepon dari mbak Dian. Dia memperkenalkan diri. Katanya dari Astra Daihatsu Motor. Saya tanya ada hal apa. Lalu dia bilang dia tau nama saya dari mas slamet riyadi. Oh iya itu si kak Didi asdos permodelan digital.

Jadi ceritanya saya memang pernah apply buat jadi pendamping professor Jepang yang lagi garap disertasi soal desain mobil. Sebetul-betulnya, si Professor memang nyari fresh graduate atau yang lagi S2. Ah saya pikir saya mau coba saja bersaing masukin CV + Porto. Siapa tahu siapa tahu. Saya submit ke email ka Didi waktu itu. Saya tidak tahu apakah ada anak S1 lainnya yang juga terlalu idiot buat submit atau tidak. Itu kan bukan peruntukkan mahasiswa S1.

Oh si takdir benar-benar terlalu. Ketika si mbak Dian bertanya "Mas Ardhyaska ini memang lulusan mana?", saya jawab seadanya. "Saya masih S1 sih mbak. tingkat akhir". Terdengar suara di sana bilang Oh sepanjang-panjangnya jarak di antara kita. Lalu saya ditanya lulus kapan. Saya jawab April. Simbaknya kedengerannya girang. "Wah bentar lagi ya". Lalu 1 kalimat ini membuyarkan ekspektasi saya juga dia. "Taun depan mbak". Sejurus kemudian si mbak dian ini menjelaskan ini itu lalu mengucapkan maaf dan terima kasih. Kesimpulannya, saya diterima sebagai pendamping professor, tapi belum cukup umur, tapi sudah sunat. Saya kecewa. Berharap lulus esok hari tanpa harus melalui jembatan sirotolmusTAkim.

Sudah dulu. Perpus ini hanya buka sampai jam 9 dan saya mau menonton gladi resik wisudaan. Ada yang manis tapi diam saja.

No comments:

Post a Comment

Trip Intergalaksi

Selasa, 23 Juni 2020 03.22 dini hari Kisah ini saya tulis begitu bangun tidur dari mimpi yang tidak akan pernah saya lupakan. Mimpi yan...