16.5.13

Wind-trap-holic

Bukan mahasiswa kalau tak pernah kesamber namanya masuk angin. And it screwed up last night. Jam 3.12 dini hari kemarin itu perut dan otak dikocok. Ketika dituntut untuk memikirkan draft Pra TA dan presentasi UAS 5 jam lagi, perut menuntut kaki berjalan bulak balik WC untuk beberapa tetes kemencretan akibat masuk angin. Belum lagi muntah-muntah yang saya sendiri mau muntah melihat muntahan. Tapi karena sudah muntah, gajadi.
Semua ini dimulai ketika saya mandi malam di hari senin. Setelahnya badan terasa bugar. Tapi malamnya, badan terasa bubar. Rontok. Selasa saya terlentang di ranjang dari pagi hingga petang. Saya pikir ini hanya demam belaka. Taunya, balas sms saja hamba tak kuasa. Dan itu berlanjut hingga kamis siangnya. Saya baru balas sms si nyoman, doi menang pemilihan presiden KM ITB. so proud. Lalu balas sms si wini andam yang masyaAlloh lama bet balesnya tu bocah. Kamis siang saya tidur di kursi depan ruang asdos tpb. Sayangnya udara panas.
Sore agak mendingan ni badan. Mulai bisa kentat kentut sana sini. Biar bablas angine ya musti dikeluarin. Alhamdulillah bisa keluar. Saya punya pikiran kalau saya sulit kentut gara-gara minggu lalu saya menelan permen karet. Saya juga mengira kalau penyakit masuk angin saya ini gara-gara itu. Dulu pak ayi si polisi tetangga pernah dioperasi gara-gara gabisa kentut. Awalnya saya tertawa baru mendengar penyakit lucu itu. Tapi miris. Makanya, kalau kentut ya kentut saja sampai celana bolong, selama masih diberi lubang di tubuh ya harus dimanfaatkan.
Tadi habis hibernasi. Bangun-bangun karena ada rombongan marchingband di dalam perut. Saya harus ke WC lagi. Sampai jumpa

No comments:

Post a Comment

Trip Intergalaksi

Selasa, 23 Juni 2020 03.22 dini hari Kisah ini saya tulis begitu bangun tidur dari mimpi yang tidak akan pernah saya lupakan. Mimpi yan...