5.7.13

Menjelang Yaa Ramadhan

Anak kecil ada masanya menggemaskan, ada masanya mengenaskan. Siang tadi, pas jumatan di masjid terdekat, siapapun pasti jengkel.

Seperti biasa, ceramah jumat di masjid terdekat. Biasanya saya duduk di lantai bawah (cenderung khidmat karena isinya bapak-bapak dan kakek-kakek lanjut usia). Tapi siang tadi saya terlambat. Duduk di lantai 2 yang isinya anak-anak balita hingga pemuda preman gang. Suasananya kontradiktif dengan lantai bawah. Lantai atas ini riuh gaduh seperti pasar burung. Arah jam 2, arah jam 3, arah jam stengah 6 adalah kumpulan balita yang tidak diajari dengan baik caranya jum'atan. Bermain jari, tebak-tebakan. Pemuda-pemuda di barisan paling belakang. Tertawa-tawa bersama seolah-olah tertawa pahalanya 2634 derajat dibanding tertawa sendiri. Wah saya sudah tidak bisa mendeskripsikan lagi aura di sana. Ada seorang bapak di samping saya berkali-kali berusaha memecah keributan dengan "sssttt sstttt"-nya. Tapi percuma. Saya tidak bisa menangkap si khotib ceramah apa. Pecah semua.

Seharusnya sih menurut saya, kalau jumatan, anak kecil mah ditemani bapaknya. Biar ga mengganggu hadirin yang lain. Bapak-bapak ini duduk di sela-sela anak kecil itu. Pokoknya sebisa mungkin mencegah terbentuknya suatu aliansi/kumpulan yang menimbulkan keributan. Umumnya berhasil. Dan si khotib juga harusnya lebih kreatif. Ceramah-ceramah sekarang sering klise. Iya menjelaskan solat, puasa, beramal soleh, lalu masuk sorga. Jarang bahas hadis-hadis, cara makan yang benar, cara bergaul, hal-hal kecil tapi seringkali dilupakan. Biasanya lebih menarik dan melekat di ingatan.

***

Habis jumatan ke ardan. Ada janji sama kang dinar. Jam 2an saya tiba. Dari resepsionis, saya diantar oleh seorang petugas ke ujung gedung. Jauh sekali. Ternyata itu tembus ke radio Cakra. Lewat radio Cakra, saya dikenalkan ke seorang artis dangdut kemarin sore. Saya lupa namanya, tapi dilihat sekilas, jelas sekali kalau di CV-nya, dia optimal pada fisik yang aduhai ketimbang suara. Kata pria di sebelahnya "the next anissa bahar". Tipe-tipe seperti ini yang biasanya berujung di tiap kondangan. Di acara kawinan 2 sejoli bernyanyi Talak Tilu.

Obrolan tadi lebih tentang klarifikasi tugas-tugas internship yang lalu-lalu. Saya pernah komplen, dan kang dinar menjelaskan itu. Lalu beliau menawarkan proyek PR. Katanya tertarik sama desain-desain saya, jadi berniat merekrut. Masih pikir-pikir ulang.

Selesai dari ardan, menuju Ciwalk. Ngajak gadis-gadis nonton despicable me 2. Memey dan Puput lagi liburan SD. Daripada di rumah kerjanya cuma nonton inbox dan FTV, saya ajak saja main-main. 

***

Kurang lebih 1 pekan menuju bulan ramadhan. Persiapan pribadi insya Allah sudah 94%. Yang bolong-bolong insya Allah sudah ditambal. Mudah-mudahan tertutup sempurna. Selalu exited kalau ramadhan mau datang. Rumah jadi lebih hangat. Rencananya munggahan* Sabtu besok bakal ada perkumpulan keluarga besar. Mungkin sekitar 20-an orang akan memeriahkan suasana awal-awal ramadhan di rumah. Agenda di Ramadhan tahun ini sepertinya menarik.

*tradisi hari pertama ramadhan

Di to do list, minggu-minggu pertama mungkin akan habis dengan keluarga. Ada selingan kerjaan beberapa biji bukan masalah. Lebih-lebih persiapan monev PKM pasti cukup menyita waktu. Minggu kedua berencana membangkitkan lagi usaha gulipat gulimap bekas pimnas tahun lalu. Minggu ketiga mulai cetak kartu ucapan lebaran, lalu mendata alamat-alamat yang akan dikirim. Minggu ke-empat, kirim kartu dan mulai jualan gulipat gulimap di berbagai tempat. Mengingat prediksi meluapnya demand akan produk kebutuhan sandang. Mong naon.

Sekian dan Kamsahamida~

No comments:

Post a Comment

Trip Intergalaksi

Selasa, 23 Juni 2020 03.22 dini hari Kisah ini saya tulis begitu bangun tidur dari mimpi yang tidak akan pernah saya lupakan. Mimpi yan...