21.7.13

Sepadat-padatnya Akhir Pekan tidak Sepadat...

Selamat malam para tuna asmara dimana saja anda tidak berdua. Kita bernasib sama. Tapi percayalah, kita belum tentu lebih menderita dari mereka yang sudah berpunya.

***

Sabtu kemarin itu hari yang seru. Pulang dari Pangandaran hanya istirahat 2 jam. Pagi-pagi harus ke kampus ada rapat di HME sama si Hafid, Paribo, Tebi. Si Agas telat datang gara-gara jemput adeknya di stasiun. Kereta yang dinaiki adeknya anjlok di tasik. Bincang-bincang 2 setengah jam soal progres si mobil listrik. Proyekan ini mulai terbengkalai terutama semenjak libur panjang. Saya juga jadi ikut malas-malasan, tapi merasa berdosa karena tanggung jawab sebagai yang bikin desainnya. Si Irfan di Cina, si Anas di Surabaya. Ya repot sendiri.

Siang hari ke Salman. Cari angin. Banyak yang puasa, banyak yang tidur. Di shaf paling depan ada yang lagi tilawah. Memang bagus tilawah Qur'an saat puasa. Tapi gak sepantasnya juga membaca terlalu keras sampai mengganggu yang solat. 

Sore hari jemput si festy di buah batu. Buka bersama Ipa Tiga di rumah Iyha. Si jessi emang kampret. Perut yang  kepenuhan makanan musti dikocok-kocok lagi sama banyolan dia. Kata si Tono, "Papaehan". Pangling sama Okky, makin kurus. Ferdy katanya fitness 2 bulan tapi otot kayak pake steroid. Mayoritas sudah pada lulus. Tinggal kawin. Mau ada piala bergilir buat yang nikah duluan. Nanti saya buatkan. Itu adalah buka puasa bersama ke-6 kalinya semenjak lulus. Rasanya baru kemarin. Rasanya masih hangat.

***

Pulangnya nganter si Cembom ke Dago atas. Lalu bareng si Ryan si Abeng, melanjutkan sabtu malam. Jam 11 kurang ke Cokotetra. Ketemu Bowo yang mpunya. Katanya salah datang jam segini. Jam 11 tutup. Lain kali dia bakal ngabarin kalau lagi promo-promo, katanya.

Masih sekitar kanayakan, kami terdampar di warung kopi angkringan depan PHD. Pesan 3 kopi untuk 3 jam berikutnya. Di sana ngobrol-ngobrol soal kontribusi mahasiswa, organisasi, walikota, nge-tai-tai-in pejabat sana sini, bebas. Memang hanya di warung kopi demokrasi itu ada. Topik bahasan kesana-sini. Tentang kabar hubungan percintaan masing-masing (kecuali saya yang notabene tidak ada koneksi yang terlalu lalu pada perempuan mana pun). Saya juga agak defensif kalau membahas yang ini. Bicara juga soal masa depan setelah lulus dan lain-lain. 

Pulang jam setengah 3 pagi. (Yang di) Kanayakan sampai jumpa lagi. Yang jaga warung kopi maksudnya.

***

Sabtu siang baru bangun. Akibat hari sebelumnya berbekal tidur 1 jam di meja kerja. Bangun-bangun harusnya semangat ini malah senewen. Anaknya tetangga yang jumlahnya kayak anak kucing itu main petasan kayak lagi perang Badar. Depan rumah pula. Kalau bukan lagi puasa sudah saya masukin ke mesin gelonggong ayam. Saya cuma keluar sambil melototin satu-satu. Setelah itu berhenti 12 menit. Lalu main lagi. Kampret. Orangtuanya gak ngajarin toleransi antar umat beragama apa ya? Walaupun doi itu non muslim, mustinya ajarin anaknya yang bener soal hormat-menghormati tetangga yang berbeda agama. 

Malam hari sampai sekarang ini cuma ngedit-ngedit proposal proker KM ITB. Tadinya buat kamis baru dikirim ke si Taruna. Tapi senin-selasa-rabu to do list padat sepadat eek yang abis makan salak. Baru kelar 20 menit lalu. Tinggal besok kirim ke email. Saya sudahi dulu hari ini. Sebetulnya saya masih 'mencari-cari' orang di dunia maya. Tapi namanya juga dunia maya. Tapi nama orang yang saya tunggu itu bukan maya. Tapi ya sudahlah saya titip saja, saya mencarimu. Yang di dunia nyata berharap bertemu.

Kamsamida~

No comments:

Post a Comment

Trip Intergalaksi

Selasa, 23 Juni 2020 03.22 dini hari Kisah ini saya tulis begitu bangun tidur dari mimpi yang tidak akan pernah saya lupakan. Mimpi yan...