11.8.13

Idul Fitri. Edisi Bandung - Ciawi - Bandung

Ramadhan baru saja pamit undur diri dari hadapan para pemirsa manusia di muka bumi. Ada dua opsi berpamitan. Pertama, ia pamit dengan sesungging senyum dan kebanggaan luar biasa kepada para manusia yang tidak membuang waktu beramal shaleh. Kedua, ia pamit dengan memberi berjuta penyesalan kepada para manusia yang sia-sia dan tidak mendapat apa-apa kecuali lapar dan dahaga. Semoga kita semua bukan termasuk golongan yang merugi. Semoga kita berjumpa lagi di tahun-tahun berikutnya untuk menjadi lebih baik.

***

Idul Fitri 1 Syawal 1434 H (8 Agustus).
Pagi hari sholat ied berjamaah di masjid Al Ikhlas dekat rumah. Salam-salam tetangga sana sini tanpa cipika cipiki lalu pulang. Sungkeman di rumah hanya bertiga. Saya ibu dan nenek. Sederhana namun khusyuk. 
Sore hari, sekeluarga kecuali saya, berangkat ke Garut yang rencananya mau lanjut ke Ciawi, Tasikmalaya. Saya masih ada deadline lomba, jadi baru bisa menyusul esok hari. Malamnya, susah sekali cari warung makan. Sekali nemu warung nasi padang, harganya diluar batas kemanusiaan. Rendang harganya nendang.

9 Agustus 2013
Pagi-pagi derangkat sama si mang hendra naik motor. Inilah derita mudik naik motor metik. Baru berangkat beberapa kilometrik sudah kepingin balik. Macet di Rancaekek terlalu gila. Nagrek apalagi. Itu hari jumat. Ketika dzuhur, mendadak banyak pemudik yang pake hadist "Boleh tidak jumatan bagi para musafir". 

Sampai di Ciawi sekitar jam 3 sore. Banyak berubah dari daerah ini. Terakhir saya ke sini waktu SD.
pekarangan rumah

pasar ciawi - depan

pasar ciawi - belakang

pasar ciawi - depan lagi


sawah depan rumah

masih sawah depan rumah
Sore hari saya habiskan main-main saja sama ponakan di pekarangan. Main sondah. Katanya sambil nunggu sodara lainnya dari Tangerang. Kejebak macet di Limbangan. Konon mereka sampai sini jam 9 malam. Tanpa berlama-lama, masuk ke acara utama. Makan besar.





***

10 Agustus 2013
Pulang. Menghindari macet adalah prioritas utama. Berangkat jam 9 pagi. Untungnya naik motor, bisa selap selip. Kalau tidak begitu, sampai bandung bisa malam hari. Sepanjang jalan saya hanya motret-motret blind shot


Jalan baru daerah Limbangan. 

Macetos lejatos mamam maknyos!

ke Arah Garut. Diputer lewat lingkar nagreg. Teu ngarti hayangna naon

Kelakuanmu bro.. sudah tau dilarang berhenti. 

Yang jelas ini bahaya.
Tadinya saya mau menulis banyak. Ini pun dipaksakan setelah recovery selama hampir 20 jam tidur. Pulang mudik kemarin langsung disambet demam tinggi. Belum sempat balas pesan2 di watsap, di grup, di media sosial, sms. Walaupun ini belum pulih total, saya berusaha semaksimal mungkin mengupdate blog atas nama profesionalitas. Demi para pembaca setia yang todak pernah ada. Konsumsi pribadi saja. Miris.

***

Sitkom Malam Minggu Miko 2 tidak sebanyol yang sebelumnya. Dit, saya kecewa.

No comments:

Post a Comment

Trip Intergalaksi

Selasa, 23 Juni 2020 03.22 dini hari Kisah ini saya tulis begitu bangun tidur dari mimpi yang tidak akan pernah saya lupakan. Mimpi yan...