22.8.13

Supaya ilmu yang dimiliki itu berguna

Hari yang lalu terlalu melelahkan. Saya baru sempat menulisnya pagi ini.

***

Menurut keterangan om martinus, harusnya kemarin itu perwalian. Bilangnya "jam 11 sampai jam 3 saya di kampus, kok". Nyatanya, harapan itu palsu. Sampai jam 1 berakhir, saya pergi ke sekre KM ngobrol-ngobrol sama rani ngonsep kotak curhatan kampus. Judulnya Beras Kencur : 'Berikan Aspirasi, Keluhan, dan Curhatanmu". Coming unSoon di himpunan-himpunan terdekat.

Jam 3 nganter si oji ke bccf. Dia mau ikut acara angkot day buat TA nya katanya. Tadinya saya hanya jasa antar, tapi taunya ikutan juga. Menarik. 

Menurut pemahaan saya, angkot day ini bukan 'membuat acara untuk mengatasi solusi', tapi 'mengatasi solusi dengan membuat acara'. Kang Saska, penggagas ide angkot day ini menjelaskan latar belakang kota bandung dari berbagai aspek, khususnya segi kemanusiaan dimana orang-orang bandung adalah orang-orang ramah dan kerap berinteraksi dengan harmonis. Tahun 1995, kondisi kehidupan sosial kota bandung masih seperti itu. Namun, setelah masuk era 2000, perubahan terasa semakin 'mengerikan' akibat pertumbuhan penduduk yang drastis. Kota yang padat, tingkat stress masyarakat yang cukup tinggi, happiness menurun, dan masyarakat perlahan kehilangan konektivitasnya untuk berinteraksi sebaik-baiknya interaksi sesama manusia. Bisa dilihat, sekarang yang masih terasa keramahannya itu adalah para orang tua yang memang pernah mengalami kehidupan yang ideal. Berbeda dengan anak muda sekarang. Terlihat dari tutur kata dan attitudenya. Itu hanya dari segi sosial. Jadi, Angkot Day ini adalah suatu bentuk eksperimen sosial untuk mewujudkan kehidupan bermasyarakat yang sebaik-baiknya. 



Tidak henti-hentinya masalah kemacetan jadi benang kusut yang sulit diurai. Dan parahnya, sekarang masyarakat sudah menetapkan label pada angkot sebagai biang keladinya. Menurut saya, justru angkot adalah solusi kemacetan. Transportasi ini adalah yang paling banyak dikenal masyarakat Bandung dan tidak perlu infrastruktur baru yang high cost untuk mengelolanya. Namun sayangnya, pengelolaan angkot ini kurang begitu terkoordinir. Angkot-angkot di Bandung dimiliki swasta (bukan pemerintah kota). 1 orang pemilik bisa punya 2-20 angkot. Seakarng angkot di Bandung sekitar 3000-an. Jumlah pemiliknya berarti ada puluhan, atau mungkin ratusan.

Nah, dengan adanya angkot day ini sebagai prototype of a solution, diharapkan ada benefit yang berpengaruh pada kehidupan sosial masyarakat Bandung ini. Ada simbiosis mutualisme di sini : Dalam satu hari itu, seluruh angkot rute tertentu akan dicarter, setoran supir dipenuhi, sebagai gantinya, supir-supir ini haruslah 'narik' dengan tertib, tidak ngetem, aman, dan nyaman bagi penumpang.

Karena saya buru-buru sekarang, detailnya ada di tautan berikut ini : http://angkotday.info/
Silakan ikut berkontribusi :)

***

Biacara soal ide angkot day tadi, saya jadi teringat presentasinya om Simon Sinek di TED.




"People don't buy what you do; they buy why you do it. And what you do simply proves what you believe"


Angkot day ini menurut saya bukan memikirkan 'acara apa yang akan dibuat' untuk memecahkan masalah. Namun, ini berangkat dari permasalahan 'kemacetan' dahulu, baru memikirkan sebuah cara untuk memecahkannya, baik itu berupa acara, produk, dan lain-lain.

Itu adalah sebuah pemikiran sangat bagus menurut saya. Dampaknya besar, karena ini bukan mencari orang karena butuh, tapi orang-orang yang memiliki paham, tujuan, harapan yang sama-lah yang ikut berpartisipasi. Sore itu ada sekitar 42 relawan yang hadir dari 200an. Relawan-relawan ini tentu bukan berharap ikut acara Angkot Day-nya, tapi ikut karena memiliki harapan bahwa ide ini akan berdampak baik bagi dirinya, bagi lingkungannya.


Ujung-ujungnya saya ikut juga. Padahal datang ke sana awanya cuma nganter si oji.

***

Malam harinya ada halal bihalal Kabinet Pelita Muda. Oleh-oleh dari berbagai daerah berserakan di meja. Sayangnya beberapa kementrian tidak mengirim full team karena berhalangan.




Jam 21.22. Mampir ke SR. Anak-anak si roti juga berserakan di bengkel bawah. Kalau saja kalian bukan najis, sudah saya bawa pulang lalu pasangkan pita. Sayangnya kalian tidak dihalalkan.




***

Rupiah tembus 11.050 sob. Gila nih sudah perlu pasang status waspada. Jangan banjir doang yang pasang status. 

No comments:

Post a Comment

Trip Intergalaksi

Selasa, 23 Juni 2020 03.22 dini hari Kisah ini saya tulis begitu bangun tidur dari mimpi yang tidak akan pernah saya lupakan. Mimpi yan...