22.9.13

Gehu dingin + Leupeut kisut


Warung kopi memang tidak ada habisnya. Di sana tempatnya luapan emosi, caci maki, kadang ada basa basi, juga tertawaan sampai bengkak tulang pipi. Ya di sinilah tempatnya demokrasi yang benar demokrasi. Ketika suara siapapun berhak diutarakan, sampai suara lalat hijau di sekitar tempe mendoan bebas mengisi pembicaraan. Malam tadi di sebuah warung kopi di kawasan pelesiran. Sama oji sama buluk bicara masa depan. Jam setengah 11 balik ke kosan. Ada tugas akhir yang menunggu diselesaikan. Maka, inilah kehidupan.

***


Kosan si Oji cuma seukuran 2x3 meter. Tapi di sini, tugas akhir terasa ada kemajuan ketimbang duduk di kursi kamar sendiri yang ukurannya agak lebih besar dari kosan si oji. Malam minggu. Kata orang, malam ini panjang. Di luar sana berkeliaran setan-setan yang haus hiburan. Sebelumnya memang saya merasa kesepian, karena menjadi minoritas (yang masih berkutat dengan pekerjaan di saat orang-orang sebaya menikmati akhir pekan). Tapi ini pertaruhan untuk masa depan. Kita lihat siapa yang nanti tersenyum. Ibaratnya, saya rela menunda masa senang-senang ini untuk beberapa saat. Nanti ada giliran saya menikmati itu. Persiapan preview 1 adalah program wajib selama kurang lebih 4 hari ke depan. Kamis itu hari-H preview. Makanya sekarang sedang giat-giatnya cetak cetok mengetik data, bahan, analisa gono gini sampai mata berair karena terlalu lama mantengin layar laptop. Jam 2 pagi baru kelar lalu tidur sebentar.

Pulang pagi. Pagar rumah sendiri menolak saya pribadi. Orang-orang rumah pada pergi. Masih ada soni itu pun membuka pagar dengan mata belekan sana sini. Karena sebelumnbya tidur singkat, siang ini saya tidur nikmat. Bangun agak sore dan orang-orang masih belum pulang. Di meja makan, hanya dibekali 3 gehu dingin nan peot ditambah leupeut dingin nan kisut. Di meja makan ada jengkol, 3 donat yang dikerubutin semut, tahu. Saya hanya tertarik ke donat. Sudah sore. Saya sms ke beberapa orang dengan keperluan berbeda. Urusan kerja dan aktivitas biasa. Ada yang berbalas seperlunya, ada yang tidak.  Ada agenda namun dibatalkan karena satu dan lain hal. Tidak ada yang terlalu istimewa. Di satu titik, ada perasaan terasing. Sepi dan menyendiri. 

Biar sekarang seperti ini dulu. Kalau sudah masanya untuk mencari, naluri akan berjalan dengan sendirinya kemana pun langkah ini pergi. Sudah sekian saya lapar. 

No comments:

Post a Comment

Trip Intergalaksi

Selasa, 23 Juni 2020 03.22 dini hari Kisah ini saya tulis begitu bangun tidur dari mimpi yang tidak akan pernah saya lupakan. Mimpi yan...