9.10.13

***

Sesekali saya harus menulis soal perempuan. Karena tidak mau kalah dengan tumblrnya si gun yang kebanyakan soal hal ikhwal relasi laki-laki, perempuan, dan tentang hati lainnya. Tapi saya tidak mau menyaingi juga sih. Karena merasa belum terlalu mengerti tentang makhluk yang satu itu.

***

7-9 Oktober 2013
Saya sudah tidak sadar kalau 3 hari itu hanya sebatas itu. Apa-apa yang pernah dilewati hanya bisa diingat sepersekian adegannya. Saya sudah lupa hari apa saya ke HMFT sounding pkm, yang ada si juno-nya juga. Sudah lupa hari apa saya mengajak si de alfan sepedahan di lapang cicabe yang kakinya nyangkut di jari-jari. Sudah lupa menunggu dosen pembimbing berjam-jam di ruang TA, sudah lupa pula saya pernah menjanjikan membuat logo ke si mugi soal IED. Dan ketika mengingat-ingat lagi, ternyata kegiatan saya ke depan cukup menguras pikiran, tenaga, materi, juga hati. Yang saya ingat, hanya hari ini saja. 

Pagi hari sibuk edit-edit poster, kirim file sana sini, update media sosial, menjadi anak kota yang sadar akan kesenangan dunia. Makan. Minum. Bernapas. Beranjak ke kampus dengan jaket terbalik. Menuju tangga tpb sr yang kusam. Jam 1 mau ngisi materi soal PKM di sana. Minta izin dulu ke si mas aji. Tahun lalu dibilangin kan, kalau mau ada perlu pake alat2 apapun musti izin dulu. Selesai jam 2an. Ke DP. Begitulah. Memang di sana ramai dengan lalu lalang manusia. Namun kenyataannya saya merasa (maaf) sepi. Sampai sore di prodi, ke salman, malam ke sekre KM. Rapat deputi. Pulang. 

Bisa disimpulkan kehidupan saya hanya terbuat dari 4 sudut. DP. KM. TA. CIKAL. Yang semua-semunya hanya saya perbuat demi cita-cita dan tujuan hidup di masa depan. Agar menjadi manusia yang bisa berguna untuk orang lain, untuk agama, untuk negara.  Begitu kan? Kasus selesai. Kalau dilihat sekilas dari kacamata orang kedua, hidup saya mungkin tidak menarik untuk diceritakan. Tapi saya yang tahu hidup saya sendiri. Dan orang kedua yang harus tau adalah perempuan pendamping hidup. Orang ketiga adalah orangtua Pada mereka, keseharian tidak perlu diceritakan rinci. Asal ada pembuktian bahwa saya memang berusaha membahagiakan mereka.

Blog ini hanya jurnal kecil-kecilan yang memang dipergunakan untuk bercerita apapun. Blog ini tidak saya proyeksikan untuk seterusnya dipergunakan sampai saya mati, untuk bercerita setiap hari. Proyeksi saya di masa depan, hanyalah bercerita akan kejadian setiap harinya pada seseorang lawan jenis yang memang mau mendengar kisah-kisah saya dengan tanpa bosan.

Interview toyota lalu ada sebuah pertanyaan dari mbak amel. Tentang motivasi tugas akhir (yang aneh danterlalu berbau engineering itu). Saya jawab begini saja : Saya tidak ingin TA ini hanya menjadi sebuah koleksi model-model di koridor studio. Saya tidak ingin laporan TA hanya jadi tumpukkan kertas di perpustakaan dan tidak menarik dibaca. Saya ingin TA ini menjadi berguna. Dipakai khalayak ramai. Memberikan manfaat banyak. Dan, baru setelah itu berhasil, saya kan menceritakan TA ini kepada perempuan yang saya percaya menemani sampai akhir hayat juga pada anak cucu kelak. Cerita setiap harinya, setiap detailnya kehidupan. 

***

Lantas, di mana perempuan itu?  Bukan ibunda. Tapi sebaya. Yang masih terbangun di ujung hari namun tidak memperlihatkan raut lelah di wajahnya ketika berbagi cerita keceriaan tentang keseharian. Yang senyumnya tak kunjung padam meredam kekesalan yang berkobar-kobar di ujung malam. Rupanya belum ada. Maka dari itu saya masih ada di jurnal ini. Bercerita pada sesuatu yang maya, seolah-olah pembicaraan dua arah namun kenyataannya monolog saja. Memang belum waktunya. Dan ketika tiba waktunya, saya sudah tidak akan menulis lagi jurnal di ujung malam seperti ini. Karena kisah hidup saya sehari itu sudah habis diceritakan sebelum tidur pada teman hidup satu-satunya, nanti.

***

Perempuan itu sebuah perhiasan. Dia menunggu di balik pintu. Di sana ada orangtunya yang menjaga baik-baik perhiasan itu. Jas saya sudah rapi? Ilmu sudah kaya? Diri sudah apa adanya? Maka, pantaskan diri sebelum membuka pintu.

No comments:

Post a Comment

Trip Intergalaksi

Selasa, 23 Juni 2020 03.22 dini hari Kisah ini saya tulis begitu bangun tidur dari mimpi yang tidak akan pernah saya lupakan. Mimpi yan...