7.10.13

Pagi Hari, Roti dan Nasi

Selain saya, adakah yang merasa parno juga ketika melihat botol BigCola? Karena dalam benak saya, botol big cola lebih nampak seperti tabung pertumbuhan janin ketimbang botol minuman. 

***

5-6 Oktober

Sabtu Minggu diagendakan lari. Lari dari tugas dan rutinitas yang akhir-akhir ini melilit tubuh sampai tidak bisa kemana-mana. Tapi sekarang bisa kemana-mana walaupun cuma ke Lembang. Acara 30 harian siaware. Memang tidak full 2 hari itu saya senang-senang. Seperti contohnya, sabtu pagi saya harus ngisi acara sounding PKM di HMTL jam 10 an. Lalu ngeliat presentasi pkm khusus bidik misi di cc timur. Dengan segala bat-bit-bet-nya, jam 11 dipanggil azmi buat langsung cabut naek angkot ke Jayagiri. Di jalan banyak ngobrol sama pak supir angkot yang lupa namanya. Bapak ini dari Cilacap. Sudah sekitar 8 tahun menjadi supir angkot trayek Caheum-Ledeng. Rumah doi di Kopo. Menurut beliau, angkot di Bandung ini ternyata mayoritas yang punya-nya bukanlah pemerintah kota. Tapi pihak swasta perorangan yang dimonopoli oleh kapitalis-kapitalis luar kota Bandung. Ketika ditanya siapa pemiliknya, supir itui bilang 1 nama : Romario. Siapa dia? Berdasarkan pemaparan dari pak supir, dia adalah dedengkot angkot se-Bandung Raya. Dia adalah pemilik terbanyak angkot-angkot di Bandung. Hampir di semua trayek dia punya minimal 2 angkot dia punya. Dia adalah orang terkaya di per-angkotan. Karena setoran-setoran ternyata mayoritas ngalirnya ke dia. Jadi, untuk angkot dengan tipe mobil Mitsubishi Carry misalnya, si supir harus 'membeli' angkot itu berdasarkan rute angkot. Semakin ramai jalur yang dilalui, maka calon supir harus merogoh kocek lebih banyak ketimbang yang jalurnya tidak terlalu ramai. Jalur ramai angkot kota Bandung adalah : Dago-Caringin. Maka dari itu, mahar untuk membeli angkot dengan rute itu lebih tinggi dibanding angkot rute lainnya. Selain itu, dilihat juga jumlah armadanya. Semakin sedikit armada, maka semakin mahal. Karena peluang untuk selalu penuh di tiap Rit-nya itu selalu tinggi. 

Untuk anda-anda yang berminat jadi supir angkot, saya punya beberapa rekomendasi harga angkot :
1. Caheum Ledeng (tipe Carry, seken) : Rp 120 juta an
2. Caheum Ledeng (tipe APV & GranMax, gres) Rp 130 juta an
3. Dago-Caringin (tipe Carry, seken) : Rp 130juta an
4. Dago-Caringin (tipe APV & GranMax) : Rp 150jt an

Untuk mendapatkannya, bisa hubungi supir-supir terdekat. Pembayaran bisa dilakukan via perantara atau via bank. Bisa cash (lebih murah), atau nyicil. Cicilan ini diluar setoran tiap hari loh. Untuk caheum-ledeng, rata-rata setoran per hari bisa mencapai 150rb. Untuk Dago-Caringin bisa sampai 250rb per hari.

Semoga berminat.


***


Setelah mengobrol bersama pak supir angkot, sampai di villa jayagiri jam 12an. Acaranya ya begitu-begitu seru..Malamnya dikejutkan dengan kedatangan trainer paporit mba esty. Malam itu ditutup dengan sharing-sharing dari semuanya dan pesan-pesan mas andik yang bakal selalu diingat :

Ownership
A *lupa
Responsible
------------------------------------------
B *lupa
Excuse
Denial


Paginya bergegas mendaik bukit perkebunan teh. Ini kamera 2 mega pixel aja udah keren apalagi pake retina sendiri.



Pulang minggu siang dengan membawa oleh-oleh berupa rasa kantuk yang ditimbun seubun-ubun. Jadi saja sore-sore meringkuk di tempat tidur sampai sadar.

***

7 Oktober

Mampir ke Tirta Anugrah ngeprint poster2 pkm. Sialnya dompet ketinggalan. Mau bayar 600 rebu pake ginjal juga susah. Mau bayar parkir pake kuku jari kagak bawa gunting kuku. Yauwes nekad ke setiabudi tanpa stnk dan sim. Janjian sama kak Dhanita di Rumah Mode jam 12an. Pas ada telepon dari orangnya, biasa lah kalo orang saling mencari  kan suka nanya "eh lo dimana pake baju apa?" kan? Nah selama kontak telepon itu, saya gak tau wajah klien itu seperti apa. Dia bilang "pake baju biru, sambil pegang HP". Tanpa pikir panjang, saya samperin seseorang yang lagi nelpon dan pake baju biru. 

"Halo mas, saya amy."
"Oh halo..."

Tampak mukanya kebingungan.

"Mas dari maranatha itu kan? Saya amy yang mau kerja sama project branding itu mas"
"Hah?"

Fak. Ekpresi senonoh dia menunjukkan kalau saya salah orang.

***

Ngobrol-ngobrol di Tjwie Mie soal re-branding. Rencananya seminggu lagi dikasiihin. Antara senang dan tegang karena TA terbengkalai. Tapi ya ini juga demi membiayai TA. Jadi so far so good.

Sore ke KMKL. Sounding PKM lagi. Lalu ke HME garap mobil lagi. Seminggu lagi nih broow.. Selesai jam 8an. Mampir dulu ke SR. Pemilu KMSR. Tidak sampai selesai karena hujan dan saya hanya orang dengan sepeda kumbang. Tidak boleh pulang malam-malam karena repot kalau di jalan mogok atau sparepartnya prutulan. Walaupun hujan, tancap bang.

\
***

Hari ini, sepeninggal penghuni-penghuninnya
Tenggara berkabung melepasnya
Tidak ada lagi remah Roti
Tidak ada lagi remeh Nasi
Mereka seekor anjing
Yang dimusnahkan oleh para anjing lainnya
yang berjas perlente karena malu akan dosa
yang berjalan tegak karena kesombongannya.

No comments:

Post a Comment

Trip Intergalaksi

Selasa, 23 Juni 2020 03.22 dini hari Kisah ini saya tulis begitu bangun tidur dari mimpi yang tidak akan pernah saya lupakan. Mimpi yan...