23.11.13

How to Enjoy a Live Concert

Kapan terakhir kali kamu jingkrak-jingkrak kesetanan ketika nonton konser band? Yang saya maksud tentu band yang lagu-lagunya nge-beat. Masa iya sih mau moshing di konsernya maher zain. 

Saya terakhir kali puas bergiga-giga menikmati konser musik itu tahun 2010. Sisanya hanya jungkir balik biasa tapi tidak sepuas 2010 itu. Saat itu beberapa minggu sebelum Pasar Seni ITB ada event di lapang basket kampus. Entah anak mana yang ngadain acaranya. Bintang tamunya Homogenic. Boleh dibilang acaranya gak terlalu ramai. Saat itu saya bersama performers pasar seni sedang latihan di boulevard. Si Kak Bintang yang saat itu jadi pelatih mengajak semua anak-anak performers nonton itu acara dan nikmati sepuasnya. Saat itu, si teh Risa nyanyi lagu pertama. Barisan depan panggung masih melompong. Kami tim performers bersiap merangsek membelah kerumunan sambil joget-joget. Alhasil, pecah nyet!

Boleh dibilang dari lagu ke-dua sampai lagu terakhir itu kami seperti orang kesurupan. Loncat, berteriak, minum, berteriak lagi, putar-putar, pusing-pusing, tepar, puas. Capek tapi puas.

Bandingkan dengan sekarang?

***

Malam tadi saya nonton gigs gratisan lagi. Ada Netral di kampus. Sejam sebelum tampil itu lapangan cinta udah full tank sama umat manusia. Sebelumnya saya optimis kalau ini bakal gila seisi lapangan. Dan  kenyataannya sudah terlihat dari awal. 



Pernah tau lagu Lintang? Itu yang jadi soundtrack film Laskar Pelangi. Itu yang jadi lagu pembukanya. Kerumunan tengah seru edan. Tapi yang pinggir-pinggi sedu sedan.


Hanya kerumunan tengah yang seru. Mereka lompat mereka berteriak mereka yah gitu lah. Kalau orang yang pernah lepas se-lepas-lepasnya nonton konser pasti tahu rasanya. Lalu bagaimana dengan kerumunan lainnya? Saya akan kategorikan tipe-tipenya.

1. Si hipster
Pertanyaan yang akan muncul pada tipe yang ini adalah : mau nonton konser apa pamer? Karena yang dia lakukan hanya berdiri pengen paling tinggi/paling depan, bawa smartphone-nya, upload di instagram/medsos lain, pantang pulang sebelum smartphone nge-hang. Biasanya, orang tipe ini hanya nge-fans pada personelnya saja. Kalau cewek biasanya tebang pilih. Personel yang ganteng dipilih dan yang di bawah garis kegantengan ditebang. Selama konser, kerjaannya hanya foto-foto si ganteng itu saja sambil teriak-teriak annoying namanya. Tinggal lihat aja komat-kamit bibirnya. Pasti suka gak sinkron. Itu karena dia cuma hafal part-part lagu yang dia suka saja. Saran : jangan pernah ngajak orang tipe ini kalau nonton konser. Nanti virus ke-gak asik-an dari dia menular. Impact-nya ya kamu bisa saja ikutan gak menikmati karena merasa orang yang diajak itu gak bisa ikut gila-gilaan.

2. Si fotografer/videografer
Orang tipe ini kastanya di atas si hipster. Selain dilihat dari jenis kameranya, juga dari attitudenya. Dari kamera, jelas dia pakai seri-seri bagus misalnya Canon EOS 5D Mark III + Flash segede janin + tripod setinggi patung pancoran + lensa segede ban stum. Tujuannya juga mungkin bukan untuk ajang pamer belaka lewat jejaring sosial. Mungkin dia dari majalah apa, koran apa, radio mana, yang tugasnya khusus ngeliput acara hiburan. Fotografer/videografer professional biasanya paham attidue & manner. Contohnya, dia gakan foto pakai flash berlebihan jika dilarang. Dia tidak akan memotret di area yang menghalangi penonton. Dia memotret seperlunya, dengan momen yang telah diperhitungkan supaya gak boros shutter count. Jadi, kalau di konser-konser bertemu fotografer/videografer seperti kriteria di atas, jelas dia bukan fotografer/videografer walaupun dia pegang spek kamera yang sama, tapi attitudenya gak beres. Dia cuma anak muda yang membawa canon.

3. Si oportunis
Saya pernah baca tulisan entah di mana, kalau mengajak kencan ke konser musik itu romantis. Yaa tergantung eksekusinya. Contohnya ya malam tadi. Konser netral, band asik tapi yang pada bawa partner lawan jenis pada gak asik. Kasihan salah satunya kayak tahanan yang diiket bola beton. Ada yang lagi pedekate, nontonnya macem truk gandeng - jaga jarak sambil jaim-jaim. Ada yang resmi berpacaran, foto-foto selfie, cari-cari kesempatan pegangan tangan, rangkulan, *maaf* pelukan, dll. Atuh euy jangan karena digelapin jadi oportunis. Yang lebih ekstrim banyak menimpa si laki ketika si cewek yang dia ajak menunjukkan raut tidak senang lagu-lagunya. Kemungkinannya banyak. Pertama, si laki bisa ikutan diem dengan dalih "gak enak" sama si ceweknya. Kedua, si laki yang menanyakan "gak suka ya?mau pulang?". Ketiga, si laki yang 'diseret' ketika ceweknya minta pulang. Oya, manusia-manusia tipe ini juga yang membuat kerumunan yang gak asik buat menikmati konser musik. Apalagi musik bergenre kenceng yang enaknya sambil jungkir balik. Mereka ini cocoknya direlokasi ke tausiyah mamah dedeh. Selain bisa berdua, juga bisa ada batasan. Bukan muhrim. Saran saya, kalau situ laki, mau nonton konser Boomerang, pacaran aja sama polwan. Kalau mau nonton Hadad Alwi Sulis, putusin dulu polwannya, ta'arufin tuh Fatin Foya.

4. Geng gongs
Nonton gigs bareng bros & sis biasanya seru. Kalau mau jungkat-jungkit seenggaknya ada temen lah, gak terlalu dianggap abnormal. Memang. Tapi samakan dulu visinya. Selera musiknya, dan tingkat fanatiknya pada musisi yang bersangkutan. Kalau semuanya memang udah senasib sepenanggungan doyan gila-gilaan, ya why not. Lebih seru malah. Kecuali kalau diantara mereka ada yang susah diajak asik-asik. Kalau yang non asiknya sendirian, ya maaf-maaf aja, mending tinggalin aja. Kalau yang non asiknya mayoritas, dan kamu minoritas asik, mending cari kerumunan yang asik lalu membaur. Sekalian aja moshing-moshing biar itu kerumunan seperti diaduk rata biar nanti jadi adonan cakue.

5. Hijabers
Kemungkinan ini jangan dilupakan loh. Temen saya ada hijaber tapi doyan Avenged Sevenfold. Dan di konser-konser band juga jangan dilupakan kaum-kaum ini. Mereka gabisa asik secara bebas karena mereka punya keyakinan, dan keyakinan itu perlu dihormati. Masa iya jilbaban tapi joget-joget mirip dangdut koplo. Nah, solusi untuk yang satu ini harusnya ada. Seperti memasang kain hijab (pembatas) bagi yang ingin berekspresi tapi tetap syar'i. (naon). Itu cuma candaan penulis. Jangan ditiru nanti bid'ah. Intinya yang laki musti tetap respect pada perempuan. Mau itu berjilbab ataupun enggak. Atau solusi paling desperate adalah, laki-lakinya pake gamis. Break solat magrib bisa langsung tayamum trus solat. Siapa tau di tempat konser langsung ketemu makmum buat seumur hidup.

6. Fanatik berlebihan
Penjelasan ini sudah sedikit dibahas di poin pertama. Bedanya, orang-orang ini paham betul siapa musisi yang ia tonton. Idola, sosok inspirasi, uswatun hasanah, pokoknya yang ia puja-puja. Tetapi kadarnya suka terlalu berlebihan. Yang berlebihan tentu tidak baik bukan? Fans-fans ini da yang rela datang berpuluh-puluh kilometer demi aksi panggung idolanya ini. Mereka adalah orang-orang yang berada di garda terdepan loket pembelian tiket supaya dapat spot paling depan panggung. Mereka pasti orang-orang asik yang menikmati konser dengan hepi-hepi the real happiness. Ini agak OOT. Tapi ada sayangnya, apa pernah ingat waktu? Mungkin bagi kaum muslim paham kapan waktu ibadah. Kalau di pikirannya hanya ada idola, dan rela melakukan apapun demi melihat aksi idola, lantas kapan dia ingat Tuhan? Ini mabok. Mabok hilang kendali pikiran. Lebih parahnya nanti terjadi ketika konser dimulai. Kalau mau cari tahu siapa provokator keributan, tinggal cari saja orang-orang tipe begini. Karena terkadang suka bikin atmosfer konser malah jadi "apaan sih".

Nonton konser atau gigs atau apapun itu namanya bukan hanya melibatkan suara. Tapi lebih pada emosi jiwa. Bahkan bisa saja sampai melibatkan faktor spiritual. Hanya saja, sekarang ini terasa ada yang hilang kalau menonton konser-konser band. Sudah bergeser dari ajang hiburan menjadi ajang unjuk eksistensi, pengakuan individu dari orang banyak bahwa dirinya datang ke acara itu dengan bukti foto-foto bagus, tanpa menikmati betul-betul. Esensi hiburan kan bersenang-senang, berekspresi, dan masih dalam kewajaran tentunya. 

Berikut ini ada tayangan konser yang menurut saya benar-benar asik seasik-asiknya manusia bisa ber-asik. Penasaran rasanya? Coba gausah jaim-jaim kalau nonton konser. Pasti seru bin pecah bin giga ultimate pecah. Selamat mencoba.


No comments:

Post a Comment

Trip Intergalaksi

Selasa, 23 Juni 2020 03.22 dini hari Kisah ini saya tulis begitu bangun tidur dari mimpi yang tidak akan pernah saya lupakan. Mimpi yan...