2.2.14

Pertanyaan Kecil

Rabu, 29 Januari

Pagi-pagi sudah ditelpon pak Eka mesti ke LK. Ternyata cuma mau ngasi tau soal pesanan ruangan tempo hari. Katanya mesti bilang ke Dirdik dan waktunya h-14. Sore ada forsil GH bahas soal sepeda kampus. Bahasan menarik sekali. Di sana dibahas mengenai kondisi sepeda kampus ITB saat ini, pembagian kawasan, shelter sepeda, petugas, dan perilaku mahasiswa. Kalau boleh dibilang, perilaku mahasiswa sendiri yang buat sepeda itb jadi begini adanya. Saya pernah buat postingan mengenai sepeda kampus. Isinya ya mencak-mencak karena sepeda kampus cuma buat dipajang, rantainya karatan, bannya gembos. Waktu itu saya hanya melihat dari sudut pandang saya. Ternyata, setelah diklarifikasi disini, kekesalan waktu itu adalah tindakan kanak-kanak bau kencur. Saya tidak memikirkan petugas itb yang kerepotan mengurusnya, saya tidak memikirkan anak-anak GB yang ikut membantu reparasi sepeda kalau rusak. Seharusnya kekesalan ini disampaikan pada mahasiswa seperti saya. Yang hanya mau enaknya saja tapi menjada fasilitas kampus saja belum becus.

Menjelang maghrib ada penyambutan tim ekspedisi pelita muda di lapbas. Upacara bendera dihadiri perwakilan himpunan-himpunan. Boleh dibilang ekspedisi sukses. Sayangnya, mereka bawa oleh-oleh yang paling tidak dikehendaki. Seorang anggotanya mengalami patah tulang lengan. 


Pesta pora Cakrawala EV di resto konglomerat, ETC. Awalnnya mau di hanamasa tapi penuh. Jujur saja sih, lebih enak pete cocol sambel goang buatan ibu dibanding makanan yang baru saya makan di situ yang namanya salmon cheese. Ditinjau dari segi harga, yaa anyer-panarukan.


***

Kamis, 31 Januari

Pagi ada janji jadi objek penelitian bung anshor buat TA-nya beliau. Sambil main ke labtek informatika ketemu si beni. Dulu sih keliatan anak baik-baik, sekarang berubah jadi anak Bandung Berisik. Beres ngobral ngobrol jam 2. Ke sekre KM ra ono sopo-sopo. Jam 3 ada janji sama romi ngelayat tine. Ayahnya meninggal hari senin lalu tapi baru dapat kabar kemarin. Datang ke sana bukannya sedih-sedihan malah ngebanyol sama si rian. Baru pulang abis magrib. Itu juga dengan perasaan kurang sedap karena keluarganya lagi persiapan mau pengajian (yasinan). Lalu saya bilang mau rapat mauludan, tapi setelah dilakukan malah terasa seperti membual cari-cari alasan saja. 

Rapat muludan malamnya di Al Ikhlas sama kakek-kakek yang ngeributin dana. Acara besok di rumah bu Sri jam 8 pagi. Anak-anak karang taruna akhirnya ada kegiatan lagi semenjak Wacana Hari Pahlawan yang tadinya mau buat launching ini itu.


Jum'at, 31 Januari 2013

Pagi-pagi meluncur ke Kanayakan. Pinjam kamera si winnie gendam via nana ayam. Jam 10.30 baru nyampe dan ayam baru berkokok di ujung telpon. Jam 1 1 baru meluncur lagi ke rumah. Habis jum'atan baru mulai persiapan acara. Di masjid sedang buat dekorasi dan persiapan penampilan anak-anak. Saya masih nge-charge batre kamera yang ternyata 17% saja.







 ***

Sabtu, 1 Februari

Dengan dimulainya hari ini, saya semakin percaya satu jargon : Jangan terlalu banyak merencanakan. Well rencana memang perlu, tapi gak usah muluk sampai detail kalau belum ada resep jitu yang menjamin rencana itu bakal terlaksana. Contohnya ya hari ini. Hari ini itu sudah direncakan ke nikahan darwin di bekasi bareng rombongan SMP dari bandung. Mimpinya, naik mobil asni ramean. Awal-awal sih si adi, jojo, asni, dan ayu yang merespon dan terdengar meyakinkan. H-2, buyar. Si adi ada acara, jojo tidak memberi kabar, asni gak diijinkan nyetir ke luar kota, ayu gak mau kalau gak ada ceweknya. Kesimpulannya, H-1 saya putusnya berangkat sendirian ke bekasi naik travel. Untungnya si oji juga mau pulang kampung jadi mau bareng. 

Pagi-pagi, sms dari romi : dia gak jadi ke acara di kampus. bisa ikut ke bekasi. Nahkan. Sambil nyusut-nyusut belek balesin sms si romi dan si oji switch ke plan B. Travel yang udah dipesen jam 8 angus gara-gara saya ketiduran. Ngeliat hp 6 miscall + 3 sms. Jam stengah 9 baru ke kosan si oji. Ternyata dia udah pesenin yang jam 9, tapi si romi udah nunggu di terminal leuwi panjang. Terpaksa saya ke terminal leuwipanjang berangkat bareng romi naik bis. Sotoy bukan sembarang sotoy, salah naik bis. Harusnya Bekasi-Bandung, eh malah Bekasi-Bandung via Purwakarta. Yauwes sih derita perjalanan macetos lejatos lama bangetos.

Nyampe terminal bekasi jam 12an. Dari situ naik elf ke arah Tambun. Turun di Karya Logam kelewatan jauh. Untung nemu janur kuning ini jadi semakin haqqul yaqin kalau ini alamatnya.



Agak lama di sana sambil nunggu si Breh yang juga hidup di bekasi. Ngobrol-ngobrol sampai sore diiringi lagu dangdut yang samar-samar terdengar liriknya : "...cintaku dibagi dua...". Playlist buat kondangan sekarang kaya gitu ya. Bukannya lagu-lagu yang mendoakan supaya pernikahannya langgeng. Dan tidak lupa, karena itu dangdutan, bisa dibayangkan lah dresscode penyanyinya. Padahal masih siang tapi udah 'dipamerin' macem-macem. Apalagi malem-malem.

Pulang dari nikahan si darwin jam 4 sorean. Si Breh kembali menuju peraduan di daerah Bekasi utara. Saya dan romi naik bis pulang sambil membawa satu pertanyaan yang tidak sempat saya tanyakan ke si darwin.

***

Minggu, 2 Februari

Mau bedrest seharian tadinya. tapi ada invitation menarik dari monyet-monyet satu spesies. Jam 7 ketemu di CK buah batu. Ngobrolnya gak jelas tapi seru. Cerita ini itu tanpa banyak yang tahu. Obrolan ini didominasi satu topik unggulan : rencana hidup. Saya jadi teringat obrolan sama si winnie tempo hari. Di ujung obrolan, dia bilang soal Allegory of The Cave by Plato. Dia ngutip dari buku 5 cm. Isinya kira-kira begini : 

"...kehidupan setiap manusia nantinya akan terjebak dalam sebuah gua gelap yang berisi keteraturan, kemapanan, dan mereka senang berada di dalamnya. Karena mereka terbuai dengan segala kesenangan di sana dengan apa yang telah mereka capai, hingga akhirnya mereka takut keluar dari gua tersebut. Mereka memang bahagia, tetapi diri mereka kosong dan mereka tak pernah menemukan siapa diri mereka sebenarnya. Mereka tak punya mimipi.."


Pada akhirnya, hidup ini pilihan. Menjadi gabungan dalam kaum mayoritas yang bahagia dalam gua, atau termarjinalkan di luar sana sebagai orang yang hidup sebenar-benarnya.

***

"Bagaimana maneh yakin kalau dia itu the chosen one?" Pertanyaan kecil saya untuk sobat kecil yang sudah menikahi dan menikmati istrinya. 

No comments:

Post a Comment

Trip Intergalaksi

Selasa, 23 Juni 2020 03.22 dini hari Kisah ini saya tulis begitu bangun tidur dari mimpi yang tidak akan pernah saya lupakan. Mimpi yan...