8.3.14

Sehatkan Badan

Banjarsari, 2 - 6 Maret 2014

Kamis lalu dikontak bapak. Katanya dia sakit. Kena serangan jantung. Di ujung telepon itu terdengar suaranya seperti bayi merengek minta disamperin. Cengeng. Jadilah, minggu siang dordar gelap saya berangkat ke kampungnya dia.

Setiap ke sana, saya selalu tidak punya plan satu pun tentang apa-apa yang bakal saya kerjakan di sana. Teman SD sudah pada kawin, guru-guru SD sudah pindah-pindah rumah, warung-warung langganan jajan sudah tutup. Tiap kali ke sana, pastilah gabut. Saya benci diam.



Begitulah kira-kira pemandangan luar rumah. Senin pagi masih nguap-nguap depan rumah, si bapak (yang biasanya masih ngorok) tiba-tiba baru nongol di pintu gerbang. Katanya abis olahraga. Cie bener. Baru kena batunya aja baru sok sok rajin olahraga. Trus dia ngajak ke sungai di seberang jalan. Sungai ini dulunya jernih. Sewaktu saya masih muda dan bersahaja di SD VIII Banjarsari dulu selalu berenang di sini sepulang sekolah. Di hulu sungai ini terdapat sebuah Bendungan. Orang setempat biasa menyebutnya DAM. Tanpa tahu kepanjangannya. Sekarang sungai ini 'ditanami' keramba-keramba ikan tawar seperti nilem, patin, ikan mas. Ada mujaer tapi mabok-mabokan. Katanya alirannya terlalu deras buat si jaer. 


 Keramba-keramba ini merupakan rintisan karang taruna setempat. Adalah Pak Eeng yang jadi aktor utamanya. Beliau adalah dedengkot kampung Cikohkol yang bisa melobi petinggi-petinggi desa sampai bisa membuat ini. Sebetulnya keramba-keramba ini ilegal, namun karena hasil dari ternak ikan ini diprediksi akan sukses, maka pemerinta kecamatan pun memaklumi. Bulan lalu suplai ikan se Kecamatan Banjarsai hampir 70% dari sini. Padahal umurnya baru 3 bulan. Emejing.




Rencananya akan bertambah lagi puluhan kolam seperti ini. Yang mengurus tentu pemiliknya sendiri-sendiri tapi pembuatannya dipercayakan pada pak Eeng. Bagi si bapak, ini adalah terapi stresnya. Biasa lah, orang tua.

***

Hari berikutnya ke kebon. Si bapak baru beli kebon yang ada pohon rambutan, jati, tanjung, sawo, jeruk, jambu, petai. Rambutan lagi musimnya, tapi isi pohon cuma tinggal ranting-ranting patah. Buahnya diambil anak-anak sekolah yang lewat situ. Pete juga sama aja. Biar itu pohon tingginya sulit digapai seperti hati kamu, orang-orang yang jail tetep ngambil itu pete yang ranum-ranum. Derita kebon jauh dari rumah ya begitu.





Akses jalan ke sana cukup susah sih. Siang hari begini saja sepi. Malam hari banyak babi hutan.

***

Lalu ke sawah di perbatasan kampung. Sawah ini juga punya si bapak. Katanya investasi hari tua. Rencananya mau bikin saung-saung kecil di sini. Keadaan aslinya lebih asri dibandingkan foto ini.


***

Hari berlalu. Harus pulang karena ada LPJ kabinet + nonton mocca. Hari terakhir mau ke rumah uwak. Dikisahken dulunya rumah ini adalah rumah keluarga saya yang baru pindah dari bandung tahun 1995. Sekarang sudah ditempati teh ari dan keluarganya. Banyak cerita di rumah ini. Mungkin next time saya tulis ketika sedang ingin bercerita soal rumah, dengan tangga.





Pulang dibekali sekardus rambutan, sekeresek keripik, dan sekarung beras. Jazakumullah.

***

Sore itu, si uwak kerap bertanya-tanya tentang kabar kelulusan saya. Lalu mulai membanding-bandingkan saya ketika masih sd dengan sekarang. Dia bilang ingin sekali ke wisuda saya april nanti. Tapi si uwak 1 lagi (suaminya) juga sedang sakit jantung juga. Lalu kami sama-sama terdiam sore itu.

***

Orangtua seringkali mengajarkan pada anaknya lewat perkataan. Tapi apa yang benar-benar dipelajari oleh anaknya ternyata lewat tindakan mereka yang dilihat oleh anaknya dan orang tua itu tidak sadari telah memberi 'kesan' pada anak itu. Baik atau buruk. Saya jadi teringat satu hadist yang menyatakan : Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang” (HR. Bukhari no. 6412). Maka, yang saya pelajari dari si bapak adalah tentang menjaga kesehatan di hari tua. Andaikata Tuhan berkehendak dan menguji orang-orang yang saya sayangi, ujian kesehatan raga, setidaknya saya yang harus tetap sehat merawat dan mejaga mereka. Semoga nikmat kesehatan ini selalu dilimpahkan bagi orang-orang terdekat saya.

No comments:

Post a Comment

Trip Intergalaksi

Selasa, 23 Juni 2020 03.22 dini hari Kisah ini saya tulis begitu bangun tidur dari mimpi yang tidak akan pernah saya lupakan. Mimpi yan...