17.5.14

Jadi Momod ronde 2 dan Obrolan setelahnya

Sudah, sehari saja cukup untuk berpedih-pedih. Hal itu bisa membawa pada kedewasaan. Namun racun jika dipendam kelamaan. Maka dari itu, jurnal ini harus kembali pada jalurnya. Tentang sehari-hari yang seru bagi saya, dan yang tidak seru bagi pengunjung yang tersesat di blog ini. Suruh siapa masuk ke sini, ini kan blog rahasia bawah tanah yang cuma saya dan cicak jelek atap rumah saja yang tahu. Oh iya sama mungkin bung anshor, sebagai satu-satunya follower blog ini. ha ha ha.

Besok pagi saya mau bersepeda lagi berjumpa satpam, onthel lain, atau anak-anak bandara yang ikut-ikutan membunyikan bel sepeda.

| Mei, 16 |

Siangnya saya putar-putar kota cari bengkel honda. Mau servis motor ganti oli juga lampu depan yang suka mati nyala mati nyala. Harus hari ini juga, soalnya rencananya malam nanti atau besok pagi berangkat ke Papandayan bersama bung Alex Alan Jejax Jejix dkk. Dari Braga hingga Tubagus, baru ganti oli di tubagus. Jam 4 ada perlu di kampus. Hearing pemilu inddes ronde 2. Ke salman dulu ketemu si romi. Katanya lagi sibuk sayembara dan ia terlihat lelah dibuatnya. Sehari sebelumnya dia bilang kerja dari pagi hingga 11 malam. Mau saya ajak treking tapi dia sudah ada perlu duluan.

Jam 4.02. Prodi desain produk gelap kelihatannya. Lampu ruang TA dan studio mati sengaja. Diajak pak ade lihat-lihat ruang WC baru. Duh ya sekalinya diajak jalan-jalan liatnya kakus baru. Bengkel penuh 2012. Dari luar tercium aroma pinus, mahoni. Mereka sedang membuat stool kayu dan jelas, ini adalah masa-masa deadline pengumpulan. ha ha.. Sepertinya budaya deadline di sini tidak akan berubah untuk beberapa dekade mendatang. Nangkring di jembatan sambil ngobrol-ngobrol sama si natan ardy nigga sampai jam 5. Ke seminar lalu mulailah acara.

Kalau ditotal, ada mungkin 5-6 jam hearing ronde 2 ini. Yang buat lama adalah musyawarah yang teramat pelik sodara sodari. Sebagai moderator yang tidak berpengalaman, saya sedikit bingung mencari solusi yang adil dan baik bagi semuanya. Kalau dipikir, memang untuk apa pula saya mengurusi. Toh sudah lulus dan tinggal landas dari himpunan ini. Tapi ini lebih-lebih soal dedikasi pada almamater. Dan bertemu orang yang dinanti, itu bonus saja. :p

Di akhir, diputuskan sigunyu yang terpilih. Saya tidak mau banyak komentar soal ini. Hanya berharap yang terbaik bagi mereka untuk sekarang dan seterusnya. Ya seperti ungkapan pada umumnya, cabe itu pedas, tapi ketika dimasukkan dalam sayur justru jadi penyempurna rasa. Mengerti kan ya maksudnya? hehe



Hampir mau pulang. Baru ingat oleh-oleh. Ke plano dan serah terima. Saya dapat segenggam Anaphalis Javanica, Eidelweis Jawa darinya. Terima kasih, Wangi sekali.

Ace ulang tahun. Lucu sekali melihatnya. Saya jadi ingat lagi beberapa jam sebelumnya dia menyatakan pedapatnya tentang si bulu dan impactnya pada keseluruhan angkatannya. Dengan tersedu-sedu dan suara bergetar, ia sampaikan semuanya. Saya hanya bisa mendengar seksama. Di ujung hari si bulu nyamperin saya di parkiran waktu lagi cari-cari kunci motor yang hilang tapi ketemu di pos satpam. Bicara beberapa kalimat lalu saya pergi memberi semangat.



***

Indomaret kanayakan waktu itu sudah mau tutup. Tapi ada obrolan panjang di kursi tukang martabak antara dua orang. Kelihatannya dia sudah lelah juga, tapi masih cantik saja. Ini obrolan lanjutan dari 10 menit sebelumnya, mengenai ucapan saya terhadapnya. Sesuatu yang lumrah diutarakan jika perasaan sudah menginginkan. Kesimpulannya, perasaan bisa diutarakan, namun tidak bisa dipaksakan. Akan ada saatnya keduanya click jika memang tepat waktunya atau Tuhan memberi jalannya. Dan kalaupun tidak, Itu sudah kehendak-Nya yang harus diterima denganlapang dada dan bersyukur, jangan lupa.



***

Naik gunung Papandayan batal. Karena cuma berdua saja yang oke-oke. Mungkin minggu depan. 


No comments:

Post a Comment

Trip Intergalaksi

Selasa, 23 Juni 2020 03.22 dini hari Kisah ini saya tulis begitu bangun tidur dari mimpi yang tidak akan pernah saya lupakan. Mimpi yan...