12.9.14

When in Rome, do as the Romans do.

September 11

Smart Quiz. Evaluasi materi 2 minggu yang lalu yang dibawakan dengan permainan santai. Tim saya namanya Fortune, sama si nadif, satrio, fani. Saya dipilih jadi leadernya, juru bicara juga.



Hasilnya, ya tim kami menang lah. No wonder kan ada gua. Hadiahnya voucher lunch di warung lamtana. Alhamdulillah.


Tapi saya memutuskan untuk menukarkan vouchernya besok saja.

***

When in Rome, do as the Romans do.

Siang ini makan biasa di mubarokah. Ada 2 orang anak muda yang duduk di seberang. Dari obrolannya, mereka dari Jakarta. Dengan bahasa gue elu dan aksen 'tinggi'nya, mereka bicara soal rencana weekend ini. Namanya di warung, obrolan itu seringkali macam-macam. Semua orang bebas berpendapat, bebeas bersuara. Namun, yang buat saya terganggu adalah, cara kedua pemuda Jakarta ini ketika bicara. Tinggi. Bukan intonasinya, tapi pilihan katanya. Seperti bicara di depan teras rumahnya saja. Seenaknya. Belum lagi kata-kata kotor yang tidak sepantasnya dibicarakan keras-keras di tengah lingkungan yang amat sangat menjunjung tinggi sopan santun dan budaya ramah. Gak pake otak. Seperti idiom di atas, mestinya tau diri, tau tempat. Jaga attitude.

Sore ke peace. Kelas 100% English. Agak telat gara-gara tutor di program sebelumnya di tempat lain itu ngaret melulu. Paksa-paksa ngayuh sepeda dari ujung ke ujung kampung inggris.



Ada yang buat saya kagum hari ini. Bertemu sosok yang menginspirasi. Namanya Pak Purwanto from Semarang. Meskipun umurnya sudah berkali-kali lipat dari umur saya, beliau tetap mau belajar. Mau mencari ilmu tentang bahasa Inggris. Tidak gengsi berbaur dengan anak-anak muda. Yaa mungkin menurut beliau, prinsip 'tidak ada kata terlambat' itu menjadi motivasi baginya. Good luck, Sir!

No comments:

Post a Comment

Trip Intergalaksi

Selasa, 23 Juni 2020 03.22 dini hari Kisah ini saya tulis begitu bangun tidur dari mimpi yang tidak akan pernah saya lupakan. Mimpi yan...