Nyamuk itu diciptakan pasti ada alasannya, tidak mungkin
tidak. Mereka pasti berguna. Dan ditinjau dari terminologi gender, nyamuk
betina berbeda tugasnya sama laki-lakinya, selain hanya tempat bertumbuhnya
janin lalu melahirkannya. Saya percaya itu. Mungkin dia, si ibu nyamuk mendidik
anak perempuannya supaya tidak jadi Spice Girl (cabe-cabean), menjahit bendera Viking
persib regional Cikungunya, kecamatan Cikudapateuh, atau menjual darah
kewanitaan di Pasar Ciateul gara-gara digigit nyamuk. Lalu si ayah nyamuk juga
seperti pria pada umumnya. Bekerja keras siang malam. Ada juga sebagian jadi
nyamuk pantat belang, yang hobinya selingkuh, berhubungan badan sambil terbang,
atau nge-gerung-gerung knalpotnya di pinggir kuping kita pas kita lagi tidur
nyenyak. Ganggu sekali kan? Itu mungkin mengapa hidung mereka panjang karena
suka berdusta.
Tapi kenapa mereka selalu dihindari oleh manusia? Dipukul
lah, ditimpuk, ditepak, bahkan diberi kabut asap baygon. Keras sekali hidupnya.
Tapi mereka ini makhluk-makhluk pantang menyerah ruapanya. Ditolak pake tolak
nyamuk di malam pertama, datang lagi di malam berikutnya. Terus dan terus sampai
pada saat kita sudah melepaskan tameng tolak nyamuk, dia melampiaskan nafsu
liarnya. Mencocok badan bertubi-tubi. Seperti malam ini.
Kalau mau berhusnudzon, nyamuk-nyamuk ini ibaratnya
pengganti donor darah bagi mereka yang pelit dan jarang ke PMI. Bagus itu. Darahnya
disedot setiap malam, jadi pabrik sumsum tulang belakangnya terus produksi
darah merah dan menekan laju pengangguran. Sel-sel darahnya terus berregenerasi
dan menurut ilmu kesehatan itu hal bagus.
Kalau dipikir-pikir, kenapa nyamuk baru gencar menyerang
pada jam-jam seperti ini, sepertiga malam dan menjelang matahari terbit, itu
tugas mereka membangunkan orang-orang seperti saya yang kebluk, yanggak mempan
dibangunin sama HP yang alarm pagi-nya lagu-lagu Payung Teduh. Tugas mereka
untuk membangunkan manusia untuk solat subuh atau solat tahajud. Tapi kalau
saya bangun juga jarang solat tahajud, soalnya kalau ditulis dan ketauan orang
kan riya. Itu asli loh. Kalau pengalaman saya selama ini, 2 hal yang sering
membangunkan pas dini hari atau subuh hari, itu pertama nyamuk, kedua
kepanasan. Bisa kepanasan karena emang cuaca gerah, atau hari sudah siang. Ha ha
ha. Alarm itu nomor sekian. Ini hanya terjadi di Bandung akhir-akhir ini saja.
Sedang gamang saja. Tidak tahu lari kepada siapa untuk ngobrol-ngobrol
jedar-jedor soal kehidupan. Bagusnya blog ini ada fitur draft itu supaya
tulisan yang terlalu emosional bisa disampaikan sepanjang yang kita mau, bisa disimpan
sampai blogger bangkrut, atau untuk kemudian dihapus saja. Opsi terakhir itu
banyak saya dilakukan. Anggap saja itu do’a pada Tuhan.
DRAFT : Do’a dari Ardhyaska Amy for Tuhan. Sent!
***
Kamu mau yah jadi nyamuk? / Biar apa? / Biar jadi orang ketiga / Kok? / Iya orang pertama si iswan, kedua si istu, ketiga istri.
***
Tempo hari saya diajak ketemu saudara jauh dari Lampung.
Konon mereka berasal dari kakek dari ayah. Cerita silsilah dan hubungannya
dengan saya, ada kaitannya dengan masa lalu dan berdampak pada masa depan,
begitu kata om Apip, yang bercerita. Materinya amat banyak, lain kali saja. Ini
seru.
***
Sore tadi ke Hangar 7. Soal undangan interview sebuah EO
yang salah say abaca, harusnya kemarin. Saya minta maaf dan menjelaskan. Setehu
saya, di surel yang mereka kirim tertulis : “don’t hesitate to ask”. Namun
begitu ditanya lewat email, sms, mereka gak merespon. Mungkin mereka
orang-orang yang tingkat kesibukannya padat merayap.
No comments:
Post a Comment