14.11.15

Retirement

November 10

Membuat SK baru berarti menambah periode kepengurusan di Karang Taruna ini dan saya masih punya banyak to do list dan target-target gila yang ingin saya capai. Yang membuat saya heran, di antara sekian puluh anak muda di sini, belum ada satu pun yang punya keberanian dan kemampuan menjadi pemimpin untuk menggantikan saya di KarangTaruna ini. Ada yang berani, tapi belum layak. Bukannya tidak mau, kalau kegiatan saya selama di sini itu memberi saya banyak pengalaman, pengetahuan, relasi, jawabannya YA. Namun tidak usah dipungkiri kalau manusia perlu makan dan penghasilan untuk menopang kesehariannya. Di sini, saya tidak mendapat itu, karena keterlibatan di sini adalah panggilan hati saja.

Instead of being bossy, saya lebih suka tegas. Awalnya, bersikap tegas di sini itu cukup mudah, karena saya adalah orang asing yang tidak banyak dikenal. Mungkin karena tidak dikenal itulah yang membuat perlakuan mereka pada saya seperti ‘meraba-raba’, dan begitu pun sebaliknya. Perlahan saya coba membuka diri dengan bergaul dan mengikuti standar pergaulan orang-orang di sini, semata-mata untuk mengenal kondisinya, membaur, lalu perlahan-lahan mengimplementasikan apa-apa yang saya bisa lakukan dan membagi keilmuan yang saya dapat di sekolah, kampus, dan pekerjaan. Karena saya tahu penduduk di sini cenderung defensif untuk menerima nilai-nilai baru dari orang yang belum begitu dikenal. Bukan berarti sombong, namun lebih kepada memberi sesuatu yang tidak ada ruginya kalau diberikan cuma-cuma.

Tidak terasa sudah hampir 3 tahun. Saya bisa sebut satu persatu anak muda di sini dengan umurnya, alamat rumahnya dan kesibukannya saat ini. But hey, do they really know who I am? Do they really know what I did years before? Do they really care?

Perlahan keakraban ini hanya menjadi permakluman beberapa orang. “Biar aku gak usah ikut karena sudah ada dia”. “Biar aku gak udah datang karena sudah diurus dia”. Dan ketika mayoritas berpikir seperti itu, organisasi ini hanya ada 4-5 orang saja yang keringatnya berjatuhan, pikirannya terkuras, dan waktunya tersita, semua itu karena tidak ada yang membantu. Atau bahkan hanya si pemimpinnya saja yang sibuk sana sini ini itu tanpa ada yang berniat membantu, mewakilkan, mendengarkan keluh kesah, atau hal-hal kecil yang menghiburnya. Sedikit sekali di antara mereka yang INISIATIF, TANPA DIMINTA, TANPA PAMRIH memberi bantuan tenaga agar keringat yang keluar tidak terlalu banyak. Sedikit sekali yang memberi ide-ide, berpikir, yang sama-sama menggunakan OTAKNYA agar pikiran si pemimpin yang terkuras tidak terlalu banyak. Sedikit sekali yang membatu meringankan tugas-tugasnya agar waktu si pemimpin yang tersita tidak terlalu banyak.

Kondisi di sini sudah tidak ideal jika pemimpin hanya dianggap pesuruh, babu, yang dianggap bisa melakukan ini itu demi kelancaran bersama. Oh rasanya ingin sekali berteriak pada kalian hey pemuda-pemudi yang pemalu : “Kamu sibuk? Seperti apa kesibukanmu? Sudahkah kamu seperti penjaga pintu kereta api yang kesibukannya mempertaruhkan nyawa banyak orang? Sudahkan kamu seperti petugas kebersihan yang jam 10 malam masih mendorong gerobak agar kota ini tidak banjir? Sudahkan kamu seperti orangtua yang anaknya bersekolah? Sudah? Belum? Memangnya terlihat sibuk melakukan sesuatu itu keren? Apakah sibukmu itu 7x24 jam? Kita bisa bicarakan secara detail jam kesibukanmu lalu mencari waktu kosong yang bisa digunakan di sini. Kalau tidak mau, bilang saja tidak mau. Tidak usah memanis-manis perkataan kalau sejatinya itu adalah racun. The bitterest truth is better than the sweetest lie.”

Jadi anak muda jangan lembek. Kecuali kamu banci. Pusing pelajaran sekolah saja seolah-olah hampir mati di medan perang. Galau hubungan asmara anak muda seolah-olah sekarat dan hampir mati. Saya tidak banyak membuat teman dekat. Bahkan seringkali menghapus pertemanan yang saya rasa memang tidak harus terlalu dekat, cukup tahu saja. Dan pemuda-pemuda lembek macam itu yang banyak saya hapus dari daftar pertemanan demi menjaga aura positif di kehidupan saya. Hidup haruslah terus positif dan menghilangkan pengaruh-pengaruh negatif.

Seringkali saya harus menutup ‘lubang-lubang’ tugas yang harusnya menjadi tanggung jawab seseorang di organisasi ini supaya kegiatan berjalan. Seringkali saya harus menjadi perancang ide karena kalian hanya bisa MALU BERBICARA, MALU MENYAMPAIKAN PENDAPAT. Seringkali saya menjadi pembuat proposal karena keterbatasan fasilitas, tidak semua memiliki laptop/PC. Seringkali saya membuat poster, karena diantara kalian tidak ada yang mau belajar bagaimana membuatnya tanpa harus diminta. Seringkali saya meminjam proyektor karena kalian MALU DAN MALU BERBICARA pada orang lain yang lebih tua dan memegang jabatan tertentu, padahal sama-sama makan nasi. Seringkali saya mengisi pulsa berkali-kali dalam satu minggu saja karena mengirim pesan/informasi penting pada kalian SATU PERSATU dengan harapan kalian terlibat, walaupun akhirnya saya tahu, dibaca saja tidak, apalagi datang menemui. Seringkali saya terduduk lesu di kursi kamar dan HP diberendel pesan-pesan permintaan foto-foto kalian untuk dikirim sesegera mungkin, agar kalian bisa pamer pada kawan-kawan. Seringkali saya rasa ucapan-ucapan ini tidak lagi dianggap ucapan dari pemimpin, tapi lebih dari sekedar cuap-cuap kawan sebaya yang bisa diabaikan kalau kalian rasa tidak ada gunanya.

***

November 15

Di malam yang sudah mulai sering hujan ini, saya perlahan mulai mencabut diri dari keterlibatan di organisasi yang sudah tidak ideal lagi ini. Selain karena pekerjaan di Jakarta, dan tuntutan orang tua. Jika suatu hari nanti ada pertanyaan mengapa anak-anak muda di daerah sini jadi pasif, saya tidak akan menyesal banyak kok. Alhamdulillah malah sudah pernah dipercayai untuk menggerakkan kembali. Tapi jangan salahkan saya akan atas apa yang akan terjadi nanti jika itu sesuatu yang tidak baik (naudzubillah). Saya selalu berdo'a untuk kebaikan orang-orang di sini, karena lingkungan ini adalah tempat saya tumbuh dan keluarga bernaung.

***


Akan ada komentar-komentar pro kontra soal tulisan ini. You know what? I won’t give a single fuck jika itu komentar-komentar miring tanpa logika dan fakta, kecuali kamu terlibat banyak dan lama di sini. Kalau kamu sok tahu, please, do your own business. Because i'll do my own too. Di tempat lain, saya akan menggerakkan kembali pemuda-pemudinya. Mereka yang berani, cerdas, tidak lembek, disiplin, dan selalu memiliki target untuk dicapai. Kalaupun bukan penggerak, saya bersedia terlibat di dalam orang-orang berjiwa positif semacam itu.

No comments:

Post a Comment

Trip Intergalaksi

Selasa, 23 Juni 2020 03.22 dini hari Kisah ini saya tulis begitu bangun tidur dari mimpi yang tidak akan pernah saya lupakan. Mimpi yan...