November 10
Membuat SK baru berarti menambah periode kepengurusan di
Karang Taruna ini dan saya masih punya banyak to do list dan target-target gila
yang ingin saya capai. Yang membuat saya heran, di antara sekian puluh anak
muda di sini, belum ada satu pun yang punya keberanian dan kemampuan menjadi
pemimpin untuk menggantikan saya di KarangTaruna ini. Ada yang berani, tapi belum layak. Bukannya tidak mau, kalau
kegiatan saya selama di sini itu memberi saya banyak pengalaman, pengetahuan,
relasi, jawabannya YA. Namun tidak usah dipungkiri kalau manusia perlu makan
dan penghasilan untuk menopang kesehariannya. Di sini, saya tidak mendapat itu,
karena keterlibatan di sini adalah panggilan hati saja.
Instead of being bossy, saya lebih suka tegas. Awalnya,
bersikap tegas di sini itu cukup mudah, karena saya adalah orang asing yang
tidak banyak dikenal. Mungkin karena tidak dikenal itulah yang membuat
perlakuan mereka pada saya seperti ‘meraba-raba’, dan begitu pun sebaliknya.
Perlahan saya coba membuka diri dengan bergaul dan mengikuti standar pergaulan
orang-orang di sini, semata-mata untuk mengenal kondisinya, membaur, lalu
perlahan-lahan mengimplementasikan apa-apa yang saya bisa lakukan dan membagi
keilmuan yang saya dapat di sekolah, kampus, dan pekerjaan. Karena saya tahu penduduk di sini cenderung defensif untuk menerima nilai-nilai baru dari orang yang belum begitu dikenal. Bukan berarti
sombong, namun lebih kepada memberi sesuatu yang tidak ada ruginya kalau
diberikan cuma-cuma.
Tidak terasa sudah hampir 3 tahun. Saya bisa sebut satu
persatu anak muda di sini dengan umurnya, alamat rumahnya dan kesibukannya saat
ini. But hey, do they really know who I am? Do they really know what I did years before?
Do they really care?
Perlahan keakraban ini hanya menjadi permakluman beberapa orang. “Biar aku gak usah ikut karena sudah ada dia”. “Biar aku gak udah datang karena sudah
diurus dia”. Dan ketika mayoritas berpikir seperti itu, organisasi ini hanya
ada 4-5 orang saja yang keringatnya berjatuhan, pikirannya terkuras, dan
waktunya tersita, semua itu karena tidak ada yang membantu. Atau bahkan hanya
si pemimpinnya saja yang sibuk sana sini ini itu tanpa ada yang berniat
membantu, mewakilkan, mendengarkan keluh kesah, atau hal-hal kecil yang
menghiburnya. Sedikit sekali di antara mereka yang INISIATIF, TANPA DIMINTA,
TANPA PAMRIH memberi bantuan tenaga agar keringat yang keluar tidak terlalu
banyak. Sedikit sekali yang memberi ide-ide, berpikir, yang sama-sama menggunakan
OTAKNYA agar pikiran si pemimpin yang terkuras tidak terlalu banyak. Sedikit
sekali yang membatu meringankan tugas-tugasnya agar waktu si pemimpin yang
tersita tidak terlalu banyak.
Kondisi di sini sudah tidak ideal jika pemimpin hanya
dianggap pesuruh, babu, yang dianggap bisa melakukan ini itu demi kelancaran
bersama. Oh rasanya ingin sekali berteriak pada kalian hey pemuda-pemudi yang
pemalu : “Kamu sibuk? Seperti apa kesibukanmu? Sudahkah kamu seperti penjaga
pintu kereta api yang kesibukannya mempertaruhkan nyawa banyak orang? Sudahkan kamu
seperti petugas kebersihan yang jam 10 malam masih mendorong gerobak agar kota
ini tidak banjir? Sudahkan kamu seperti orangtua yang anaknya bersekolah?
Sudah? Belum? Memangnya terlihat sibuk melakukan sesuatu itu keren? Apakah
sibukmu itu 7x24 jam? Kita bisa bicarakan secara detail jam kesibukanmu lalu
mencari waktu kosong yang bisa digunakan di sini. Kalau tidak mau, bilang saja
tidak mau. Tidak usah memanis-manis perkataan kalau sejatinya itu adalah racun.
The bitterest truth is better than the sweetest lie.”
Jadi anak muda jangan lembek. Kecuali kamu banci. Pusing
pelajaran sekolah saja seolah-olah hampir mati di medan perang. Galau hubungan
asmara anak muda seolah-olah sekarat dan hampir mati. Saya tidak banyak membuat
teman dekat. Bahkan seringkali menghapus pertemanan yang saya rasa memang tidak
harus terlalu dekat, cukup tahu saja. Dan pemuda-pemuda lembek macam itu yang banyak
saya hapus dari daftar pertemanan demi menjaga aura positif di kehidupan saya.
Hidup haruslah terus positif dan menghilangkan pengaruh-pengaruh negatif.
Seringkali saya harus menutup ‘lubang-lubang’ tugas yang
harusnya menjadi tanggung jawab seseorang di organisasi ini supaya kegiatan
berjalan. Seringkali saya harus menjadi perancang ide karena kalian hanya bisa
MALU BERBICARA, MALU MENYAMPAIKAN PENDAPAT. Seringkali saya menjadi pembuat
proposal karena keterbatasan fasilitas, tidak semua memiliki laptop/PC.
Seringkali saya membuat poster, karena diantara kalian tidak ada yang mau
belajar bagaimana membuatnya tanpa harus diminta. Seringkali saya meminjam
proyektor karena kalian MALU DAN MALU BERBICARA pada orang lain yang lebih tua
dan memegang jabatan tertentu, padahal sama-sama makan nasi. Seringkali saya
mengisi pulsa berkali-kali dalam satu minggu saja karena mengirim
pesan/informasi penting pada kalian SATU PERSATU dengan harapan kalian
terlibat, walaupun akhirnya saya tahu, dibaca saja tidak, apalagi datang
menemui. Seringkali saya terduduk lesu di kursi kamar dan HP diberendel pesan-pesan permintaan foto-foto kalian untuk dikirim sesegera mungkin, agar
kalian bisa pamer pada kawan-kawan. Seringkali saya rasa ucapan-ucapan ini
tidak lagi dianggap ucapan dari pemimpin, tapi lebih dari sekedar cuap-cuap
kawan sebaya yang bisa diabaikan kalau kalian rasa tidak ada gunanya.
***
November 15
Di malam yang sudah mulai sering hujan ini, saya perlahan mulai
mencabut diri dari keterlibatan di organisasi yang sudah tidak ideal lagi ini. Selain karena pekerjaan di Jakarta, dan tuntutan orang tua. Jika suatu hari nanti ada pertanyaan mengapa anak-anak muda di daerah sini jadi
pasif, saya tidak akan menyesal banyak kok. Alhamdulillah malah sudah pernah dipercayai
untuk menggerakkan kembali. Tapi jangan salahkan saya akan atas apa yang akan
terjadi nanti jika itu sesuatu yang tidak baik (naudzubillah). Saya selalu
berdo'a untuk kebaikan orang-orang di sini, karena lingkungan ini adalah tempat
saya tumbuh dan keluarga bernaung.
***
Akan ada komentar-komentar pro kontra soal tulisan ini. You
know what? I won’t give a single fuck jika itu komentar-komentar miring tanpa
logika dan fakta, kecuali kamu terlibat banyak dan lama di sini. Kalau kamu sok tahu, please, do your own business. Because i'll do my own too. Di tempat lain, saya akan menggerakkan kembali pemuda-pemudinya. Mereka yang berani, cerdas, tidak lembek, disiplin, dan selalu memiliki target untuk dicapai. Kalaupun bukan penggerak, saya bersedia terlibat di dalam orang-orang berjiwa positif semacam itu.
No comments:
Post a Comment