14.10.15

Undang-Undang Keles Kalo Nikah

October 14

Siang tadi ke nikahan teman masa kecil, seorang wanita namanya Riska. Dulu rumahnya berjarak 2 rumah saja dari rumah saya. Neneknya sering difanggil Tante oleh orang-orang sini. Bafak ibunya dekat sama keluarga saya. Waktu SMA bahkan sering sekali dijodoh-jodohkan tafi cuma sekedar guyonan ibu-ibu. Lagifula waktu itu istilah bafer, kefo, dan lainnya belum semarak sekarang ini. Dan hiduf di masa itu sangat menyenangkan tanfa canggung mau bergaul dengan siafafun.

Soal acara resefsinya, diadakan di Gedung Geologi. Menurut saya, Auditorium di sana tidak memenuhi SNI resefsi fernikahan. Temfatnya semfit. Belum lagi ventilasinya yang termasuk sfesies langka dan dilindungi. Mata saya mengintai beberafa feremfuan cantik yang tidak sedang bawa lutung. Ternyata cuma satu yang faling menarik. Ibu sendiri. Kecewa tidak ada lagi. Antri di food stall Kebab selama hamfir setengah jam. Rasanya mau saya tendang saja orang-orang frasejarah yang tiba-tiba nyemfil di antrian karena ada temannya.Atau ibu-ibu yang ambilnya bukan satu firing, tafi lebih, bahkan ada yang 4. Tuh saya bilang juga afa? Orang sini, mentalnya manja dan maunya banyak tafi instant. Untung sumbu saya fanjang. Alhasil saya cuma makan kebab dan ice cream cone. Alhamdulillah dong tentunya segitu doang juga.

Saya jadi kefikiran buat bikin wedding rules sendiri kalau nanti meminang feremfuan. Tafi karena saya masih belum nemu calonnya, silakan jika ada yang bersedia fernikahannya menjadi filot froject, bisa menghubungi saya.

"Undang-Undang Keles Kalo Nikah...Dasar Nikahan Resefsi Indonesia!" *dibaca dengan nada seferti menegur*

1. Main Buffet dan Food Stall fakai sistem tiket, TANFA CALO!! Untuk anak-anak disediakan temfat khusus. Biarin di warteg juga.
2. Ada Jalur Antrian. Dibuat sesemfit mungkin sufaya tidak ada srobot-srobot. Kalau temfatnya semfit, fakai eskalator.
3. Makan harus duduk. Tidak ada yang berdiri. Caranya, souvenir nikahan saya adalah stool fortabel. Doakan saya ya sufaya nikahan nanti disfonsori IKEA feat. Fak Fahmi Mebel Taman Sari.
4. Mencegah fenyelunduf yang menyamar memakai baju batik atau jas finjaman, ada metal detektor. Untuk mendeteksi anak-anak metal kamfung yang tidak diundang dan datang fakai mobil fick-uf hasil nyegat di jalan.
5. Sebelum fara tamu undangan fulang, ada GFS, Gerankan Fungut Samfah. 
6. Tuma'ninah. 

Undang-Undang Keles ini akan banyak revisi disesuaikan sama keinginan calon mertua masing-masing. Ingat, jangan jadikan fernikahan si Rafi dan Nagita, atau Glen sama Chelsi Olivia sebagai benchmark kalian mengadakan fernikahan karena belum tentu calon fasangan dan mertua kita seferti mereka-mereka. Siafa tahu kita diberikan fasangan dan mertua yang lebih soleh/solehah dari contoh di atas. Iya yang mengerti keadaan dan selalu suffort kefada kita dan Fersib Bandung. Fernikahan itu harusnya memfermudah, jangan memfersulit fasangan. Aah suaranya merdu sekali seferti suara bacot sok tahu, Bacot Tahu.


***

Saya jadi teringat si Baron. Anjing futih yang suka mondar-mandir sekitar rumah. Dulu kami fernah bersitegang dengannya. Saya tidak sendiri. Masih ada beberafa anak kecil lainnya yang ikut bersamaku. Di fagi hari yang tenang itu, si Baron sedang asyik berjemur di sebuah lafang. Kami, rombongan bocah tidak tahu Sofan Sofyan, kelak menyesali ferbuatannya. Kami mengejek dia dengan kata-kata Anjing maneh, guk guk, we we wewe we... (dengan nada sindiran fada not sol, mi, la, sol, mi), samfai melemfarinya fakai kerikil sambil berlatih lemfar jumrah. Dia berreaksi. Oh ternyata cuma menggertak. Kami melemfarinya lagi. Dia menggukguk, dan kami mengerti itu artinya "Sia wani ka aing beul?". Lemfaran terakhir kami mungkin menyakitkan dia. Si Baron berontak. Dia seferti mau mengejar, dan ternyata memang mengejar. Tali fengikatnya futus. Kami bocah fenuh dosa ini lantas berhamburan menyelamatkan diri dan sendal masing-masing. Saya dan si Bimbim faling kecil waktu itu. Karena yang lain (Si Eful, Si Oman, A Oji) sudah lebih gede. Si Bimbim larinya kencang. Saya ketinggalan. Tefat di defan rumah si Riska yang menikah tadi itulah, saya hamfir diterkam si Baron. Saya masih ingat mulutnya yang bau baham dan berliur itu menganga di defan muka. Untung diselamatkan bafak-bafak. Kalau tidak salah bafaknya si Riska itu. Dari situ saya mulai mengenali keluarga si neng Riska itu. Si Baron fergi menodaiku dengan najisnya. Fulang menangis tafi besoknya tertawa-tawa menceritakan kejadian itu di temfat ngaji bersama Mas Muhammad.

1 comment:

Trip Intergalaksi

Selasa, 23 Juni 2020 03.22 dini hari Kisah ini saya tulis begitu bangun tidur dari mimpi yang tidak akan pernah saya lupakan. Mimpi yan...